Erick Thohir Prediksi Vaksin COVID-19 Buatan Bio Farma Rilis pada 2021

Bio Farma telah berhasil membuat Polymerase Chain Reaction

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi vaksin virus corona atau COVID-19 akan rilis pada 2021 mendatang.

Vaksin tersebut adalah buatan dalam negeri yang diproduksi oleh perusahaan farmasi milik BUMN yaitu Bio Farma.

1. Vaksin COVID-19 akan diproduksi oleh Bio Farma

Erick Thohir Prediksi Vaksin COVID-19 Buatan Bio Farma Rilis pada 2021Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (ANTARA News)

Sampai saat ini, Bio Farma telah berhasil membuat Polymerase Chain Reaction (PCR) yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo hari ini.

“Bio Farma untuk pembuatan PCR lokal sudah siap. Untuk vaksinnya perlu waktu. Mungkin baru tahun depan 2021 ada vaksin,” ujar Erick melalui keterangannya, Kamis (21/5).

Baca Juga: Eijkman: Terapi Plasma Konvalesen Alternatif Vaksin COVID-19 

2. Pembuatan vaksin bisa memakan 10-15 tahun sejak awal mula virus ditemukan

Erick Thohir Prediksi Vaksin COVID-19 Buatan Bio Farma Rilis pada 2021Ilustrasi petugas medis memeriksa kondisi pasien virus corona menggunakan APD. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan, rentang waktu proses pembuatan vaksin adalah 10 tahun sampai 15 tahun dari awal mula sebuah penyakit ditemukan.

Pembuatan tersebut diawali dengan dilemahkannya gen virus atau penyakit, lalu dikembangbiakkan untuk menjadi vaksin.

“kita melihat ke beberapa pengalaman vaksin terdahulu yang telah dibuat, kalau kita bicara proses dari nol mulai dari virusnya itu diketemukan kemudian berusaha dilemahkan, lalu kita kembangbiakkan dan menjadi vaksin itu dari 10 hingga 15 tahun," jelasnya melalui live streaming Instagram IDN Times dalam acara Ngobrol Seru pada, Jumat (8/5).

3. Pembuatan vaksin bisa dilakukan dengan waktu lebih singkat karena adanya teknologi biofarmasetik

Erick Thohir Prediksi Vaksin COVID-19 Buatan Bio Farma Rilis pada 2021IDN Times / Auriga Agustina

Namun, lanjutnya, pembuatan vaksin bisa dilakukan dengan waktu lebih singkat dengan adanya perkembangan teknologi biofarmasetik. Misalnya saja, dalam pembuatan vaksin COVID-19, beberapa lembaga penelitian saat ini sudah menempuh tahap satu dan menuju tahap dua.

"Sebagai contoh, teman-teman sudah dengar sendiri beberapa lembaga penelitian sudah melakukan uji klinis tahap 1 dan mau tahap 2 terhadap vaksin (COVID-19) yang akan dicobakan ke manusia. Artinya ini sangat cepat tadinya 10 sampai 15 tahun, ini kurang 1 tahun bisa ketemu dan bisa dilakukan tes kepada manusia," jelasnya.

4. Kolaborasi juga harus dilakukan untuk mempersingkat durasi pembuatan vaksin

Erick Thohir Prediksi Vaksin COVID-19 Buatan Bio Farma Rilis pada 2021IDN Times / Auriga Agustina

Selain teknologi biofarmasetik, kolaborasi dalam pembuatan sebuah vaksin juga penting. Kolaborasi bisa dilakukan oleh lembaga penelitian hingga negara-negara di dunia. Sharing informasi adalah hal yang sangat penting untuk penelitian pembuatan vaksin.

"(Misalnya), kita melakukan sharing informasi, teknologi, bisa kita adopt dan bisa dilakukan di Indonesia," tuturnya.

Ia mengatakan, Indonesia telah melakukan pemantauan virus corona sejak wabah itu menyerang Wuhan, Tiongkok. Koordinasi dalam negeri diikuti oleh Kementerian Kesehatan, BPOM, serta Bio Farma untuk memikirkan langkah nyata apabila COVID-19 masuk ke Indonesia.

"Mengumpulkan data sehingga kita bisa mengambil kesimpulan dalam pembuatan vaksin," tuturnya.

Baca Juga: Jokowi Optimistis Indonesia Bisa Segera Temukan Vaksin COVID-19 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya