Istilah Cebong dan Kampret Akan Hilang dengan Sendirinya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Thamrin Tomagola menyebut istilah cebong yang disematkan kepada para pendukung pasangan Joko “Jokowi” widodo-Ma’ruf Amin dan kampret sebagai sebutan bagi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno akan hilang dengan sendirinya seusai Pilpres 2019.
Proses tersebut, kata Thamrin, akan semakin cepat terjadi bila para elite partai juga ikut membantu menyebarkan pesan mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
1. Masyarakat diimbau agar tidak terprovokasi lebih jauh oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
Ia juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak terprovokasi lebih jauh oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah keutuhan negara Indonesia.
“Dia (istilah cebong dan kampret) akan hilang sendiri jika pertentangan di antara elit politik ini makin redup, itu akan hilang sendiri,” kata Thamrin saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/6).
2. Istilah dengan menggunakan nama binatang juga lazim dilakukan oleh negara lain
Thamrin menjelaskan, lahirnya istilah-istilah dengan menggunakan nama binatang untuk menunjuk kelompok lain yang tidak disukai adalah lazim terjadi. Itu tidak hanya di Indonesia, negara-negara lainnya juga pernah melakukan hal serupa.
“Misal orang barat menyebut kelompok-kelompok ekstrem seperti di Indonesia ini sebagai anjing penggonggong. Jadi pertukaran (nama) antar manusia dan binatang itu biasa, gak usah dirisaukan,” jelasnya.
Editor’s picks
3. Perlu adanya rekonsiliasi substantif
Oleh sebab itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI ini menilai perlu ada suatu rekonsiliasi substantif secara menyeluruh oleh para elite partai dan juga tokoh masyarakat. Rekonsiliasi yang dimaksud bukanlah menyatukan antara Prabowo dan Jokowi, melainkan membenahi ekonomi di seluruh daerah di Indonesia yang dinilainya masih tidak merata.
“Nah itu jika dilakukan untuk Sumatera Barat, Aceh, kemudian Maluku Utara, NTB itu substantif, dan program Jokowi yang kartu-kartu itu kalau orang Jawa bilang ditenanin, disungguh-sungguhi. Jangan sampai kayak sekarang, BPJS (kesehatan) penuh dengan masalah,” ujarnya.
Baca Juga: Aliansi Mahasiswa di Bali Tolak People Power & Istilah Cebong-Kampret
4. Peran media sosial sangat berpengaruh untuk mempercepat proses tersebut
Terkait upaya menghilangkan istilah cebong dan kampret tersebut, Thamrin menyebut peran media sosial masih sangat penting untuk itu.
"Ini lebih banyak peran medsos. Secara bertahap saya berharap makin hilang dan orang makin sadar bahwa seiring sesuatu yang konyol yang penuh dengan kebohongan itu gak bagus,” tegasnya.
Baca Juga: Psikolog: Awas, Cebong dan Kampret Bisa Stres karena Pemilu