Jusuf Kalla Bandingkan Kepemimpinan SBY dan Jokowi, Enak Mana Ya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Politikus senior, Jusuf Kalla, menceritakan pengalamannya selama dua kali menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Pria yang kerap disapa JK itu pernah mendampingi dua Presiden yang berbeda, yaitu zaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) pada periode 2004-2009 dan Presiden ke-7 RI Joko “Jokowi” Widodo periode 2014-2019.
JK menuturkan, kedua pemimpin tersebut sama baiknya. Namun, ada perbedaan mendasar antara gaya kepemimpinan SBY dan Jokowi dalam setiap melaksanakan tugas kenegaraan.
1. SBY serahkan urusan ekonomi ke JK
Dia menuturkan, ketika menjabat sebagai Wapres di era SBY, semua urusan ekonomi diserahkan kepadanya. Hal itu disampaikan JK saat berbincang dengan Helmy Yahya di YouTube channel-nya, Selasa (22/9/2020).
“Ya sama, lah (enaknya), cuma beda kepemimpinannya, gayanya beda. Kalau zamannya Pak SBY, semua masalah ekonomi diserahkan kepada saya,” kata JK dalam diskusi tersebut.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut PSBB DKI Jakarta sebagai Harga Mati Lawan COVID-19
2. Sebelum mengambil keputusan, Jokowi selalu mengadakan rapat
Editor’s picks
Hal berbeda diungkapkan JK ketika dirinya menjadi Wapres di periode pertama pemerintahan Jokowi. Dia mengatakan, seluruh urusan kenegaraan harus selalu dirapatkan terlebih dahulu sebelum keputusan diambil.
“Kalau zaman Pak Jokowi, semua soal dirapatkan. Jadi rapatnya bisa satu minggu 4-5 kali. Begitu gayanya, keputusan diambil bersama,” ujar JK.
3. JK sebut zaman SBY lebih cepat dalam mengambil keputusan
Namun, sekali lagi ia menegaskan bukan berarti kepemimpinan SBY lebih enak jika dibanding Jokowi. Hanya bedanya, keputusan lebih mudah diambil ketika menjadi Wapres era SBY.
Oleh sebab itu, SBY-JK pada saat itu kerap mengusung jargon "lebih cepat lebih baik” saat menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
“Lebiih ringkas. lebih terarah dan cepat, lah, kita mengambil keputusan,” tuturnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Pilkada Serentak 2020 Harus Ditunda, Ini Alasannya