Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari Tsunami

Di balik kisah itu ada luka mendalam yang dialaminya

Palu, IDN Times - Sore itu, Iki berangkat ke kafe tempatnya bekerja yang terletak di pinggir Pantai Talise, Palu Timur. Semula, tak ada yang aneh saat pemuda 21 tahun itu tiba di tempat kerjanya pada Jumat (28/9) sore.

Iki tiba di Cafe Palu Smart City sekitar pukul 15.00 WITA. Ia berangkat dari kostnya di Jalan Pangeran Hidayat, dekat dengan Jembatan Kuning yang merupakan ikon kebanggaan Kota Palu. 

Sebelum berangkat, Iki mendapat firasat tidak enak yang memaksanya untuk tidak pergi bekerja. Namun, ia mencoba menepis perasaan tersebut dengan berpamitan kepada anak dan istrinya.

1. Saat itu suasana pantai Talise sangat berwarna

Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari TsunamiTwitter/@setkabgoid

Setibanya di tempat bekerja, memang ada yang berbeda, kafenya tampak jauh lebih ramai pengunjung dari hari biasanya, meskipun bukan hari libur. Sebab, hari itu di Pantai Talise ada kegiatan tahunan Festival Pesona Palu Nomoni yang memancing masyarakat untuk berdatangan hadir.

“Malam itu rencananya di kafe akan ada lima band yang mau tampil untuk akustikan,” ucap  Iki di Pantai Mamboro, Palu Utara, Kamis (4/10).

2. Gempa membuat kebahagiaan masyarakat terenggut

Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari TsunamiANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dengan banyaknya pengunjung yang hadir, ia sibuk melayani permintaan para tamunya dan merasa sangat lelah sekali sore itu. Hingga gempa besar itu datang menimpa kota kelahirannya tersebut, semula dia merasa biasa saja.

“Saya pikir kepala saya pusing goyang-goyang, ternyata kita punya tempat itu atapnya jatuh,” tuturnya.

Saat gempa besar tersebut terjadi, ada seorang pengunjung kafe yang jatuh dengan posisi wajah membentur lantai. Seketika ia langsung menyelamatkan tamunya tersebut. Dengan kondisi wajah berdarah-darah, ia mencoba mengevakuasi pria malang tersebut untuk segera diselamatkan.

“Waktu itu kebetulan ada ambulans, saya titipkan ke situ. Saya gak tahu nasib dia gimana setelah itu,” terangnya.

Baca Juga: Sebelum Tsunami Menerjang, Ini Potret Menawannya Pantai Talise di Palu

3. Setelah gempa, ombak besar datang dari tengah pantai

Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari Tsunami(Iki, pegawai kafe di Pantai Talise yang selamat dari bencana gempa bumi dan tsunami Palu) IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Iki yang sudah pergi ke luar kafenya untuk menyelamatkan tamunya tersebut kemudian melihat ke arah pantai yang lebih sering disebut oleh warga sekitar dengan sebutan teluk. Di sana ia melihat dari tengah teluk yang dalam keadaan surut tiba-tiba muncul gulungan ombak besar yang datang menerjang daratan.

“Saya teriak, saya ajak orang-orang untuk lari. Tapi rupanya mereka semua panik dan bingung harus berbuat apa,” ungkapnya.

Dalam keadaan tenang, ia pun coba berpikir untuk menuju ke tempat yang paling aman dan jauh lebih tinggi agar bisa terselamatkan dari ombak besar yang ternyata adalah tsunami tersebut.

4. Masyarakat Palu tidak menyangka tsunami menyapu kotanya

Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari TsunamiANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Iki menyaksikan sendiri banyak masyarakat yang tidak lari pada saat kejadian itu karena banyak yang meyakini di daerahnya tidak akan terjadi tsunami seperti yang pernah melanda aceh pada 2004 silam.

“Soalnya itu kan teluk bukan laut lepas, jadi kita percaya gak bakal ada itu tsunami,” terangnya.

5. Masjid menjadi tempat penyelamat

Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari TsunamiANTARA FOTO/Akbar Tado

Namun, ia tetap percaya bahwa gulungan ombak besar tersebut bukan ombak seperti biasanya yang ada di pantai Talise. Iki menuturkan selang waktu antara gempa besar disusul dengan tsunami tersebut sangat begitu cepat.

“Saya punya pikiran waktu itu harus lari ke Masjid Agung supaya aman, ternyata benar toh, di sana tempat paling aman,” ungkapnya.

Baca Juga: Sepekan Setelah Gempa dan Tsunami, Sebagian Palu Mulai Terang

6. Meskipun selamat, namun Iki harus rela kehilangan anak dan ibu mertuanya

Kesaksian Pegawai Kafe Pantai Talise yang Selamat dari TsunamiANTARA FOTO/Darwin Fatir

Setelah bencana tersebut berakhir, ia mencoba untuk menghubungi sang istri yang berada di tempat kostnya. Melalui sambungan telefon genggamnya, Iki mengabari tentang kejadian kelam yang baru dan pertama kali ia alami. 

Namun nahas, kabar tidak baik disampaikan sang istri kepada dirinya. Bahwa di waktu yang sama, anak dan ibu mertuanya tengah berada di lokasi kejadian untuk menyaksikan Festival Pesona Palu Nomoni yang digelar setiap setahun sekali tersebut.

“Saya kehilangan anak dan mertua. Saya ikhlaskan karena semua telah menjadi kehendaknya,” ucapnya sambil tertunduk lemas.

Meskipun mertua dan anaknya tersebut telah ditemukan dan berada di RS Bhayangkara Kota Palu, namun hingga saat ini dirinya tidak pernah melihat jasad kedua wanita yang ia cintainya tersebut.

“Sudah, sudah dikubur secara massal,” sesalnya.

Ia berharap agar bencana ini bisa sama-sama diambil hikmahnya oleh masyarakat Kota Palu dan sekitarnya yang terdampak untuk sama-sama bisa bangkit kembali dan memulai kehidupan baru yang jauh lebih baik.

Baca Juga: Cerita Tasmini, Korban Selamat Gempa dan Tsunami Palu Asal Lamongan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya