Kisah Fauzan Rela Tempuh 7 Jam Perjalanan Laut demi Awasi Pilkada 2020

Letak geografis jadi kendala para pengawas pilkada

Jakarta, IDN Times - Pengawas Desa Sekala, Pulau Sekala, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Achmad Fauzan, harus menempuh waktu tujuh jam perjalanan laut menggunakan perahu kecil untuk sampai ke ibu kota Kecamatan Sapeken. Hal itu ia lakukan dalam rangka mengawasi tahapan Pilkada Serentak 2020.

”Saya ingin menjadi bagian dari keluarga besar Bawaslu Sumenep melalui Panwaslu Desa Sakala, dan siap mengabdikan diri melakukan pengawasan demi menegakkan keadilan pilkada. Meski saya tahu perjuangan itu tidaklah mudah,” kata Fauzan dikutip dari website Bawaslu.go.id, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: Bawaslu: Ada Paslon Diduga Gunakan Fasilitas Negara saat Kampanye 

1. Fauzan sudah 6 kali mengabdi sebagai pengawas desa di setiap penyelenggaraan pemilu

Kisah Fauzan Rela Tempuh 7 Jam Perjalanan Laut demi Awasi Pilkada 2020Pengawas Desa Sekala, Pulau Sekala, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Achmad Fauzan (Dok.Bawaslu Jawa Timur)

Pria berusia 32 tahun ini sudah enam kali mengabdi sebagai pengawas desa. Ia bercerita, untuk tiba di Sekretariat Panwaslu Kecamatan Sapeken, dia harus melewati Desa Pagerungan Besar. Sekali perjalanan ia harus mengeluarkan uang Rp50 ribu untuk biaya transportasi.

“Untuk sebuah pengabdian, berapa pun biaya yang harus dikeluarkan akan saya relakan itu,” tuturnya.

2. Pengawas pilkada di daerah harus memperhatikan cuaca saat melakukan kegiatan

Kisah Fauzan Rela Tempuh 7 Jam Perjalanan Laut demi Awasi Pilkada 2020IDN Times/bmkg.go.id

Saat Bawaslu mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Kecamatan Kangayan, Fauzan memerlukan waktu empat hari untuk mengikuti acara tersebut. Tidak peduli dengan jarak yang jauh, tetapi harus memperhatikan cuaca. Karena cuaca adalah faktor penentu perjalanan orang-orang pulau.

“Saya akan mengawal dengan sungguh-sungguh setiap tahapan dan menjaga amanah sesuai dengan undang-undang,” ujarnya.

3. Koneksi internet jadi masalah bagi pengawas pilkada di daerah

Kisah Fauzan Rela Tempuh 7 Jam Perjalanan Laut demi Awasi Pilkada 2020Ilustrasi Phone Holder (IDN Times/Mardya Shakti)

Perjuangan Fauzan tidak berhenti di situ. Keterbatasan koneksi internet membuatnya tidak bisa menggunakan telepon genggamnya dengan maksimal, untuk mengirim laporan melalui surat elektronik. Terpaksa, dia harus menembuh jarak sekitar 25 kilometer untuk mencari mercusuar.

“Ketika mau setor laporan pengawasan, saya pergi ke mercusuar yang jaraknya lumayan jauh. Butuh 25-30 menit perjalanan ke sana,” katanya.

4. Letak geografis jadi kendala pengawas pemilu

Kisah Fauzan Rela Tempuh 7 Jam Perjalanan Laut demi Awasi Pilkada 2020Ilustrasi pilkada serentak (IDN Times/Mardya Shakti)

Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Panwaslu Kecamatan Sapeken, Nasir Hamdi menjelaskan, letak geografis juga menyulitkan kerja pengawasan yang dilakukan. Sebab Kecamatan Sapeken terdiri dari 11 desa, di mana satu pulau ada yang terbagi jadi dua desa. Sementara 10 desa lainnya tersebar di 17 pulau kecil.

Ia merinci, 10 desa itu antara lain Pulau Paleat, Pulau Pagerungan Besar, Pulau Sakala, Pulau Saur Saibus, Pulau Sabuntan, Pulau Saiel, Pulau Sadulang, Pulau Pagerungan Kecil dan Pulau Tanjung Kiaok.

“Dari 10 desa tersebut juga tersebar 7 dusun pulau. Jadi antar dusun kalau mau ke desa ya harus lewat laut,” ungkapnya.

Baca Juga: Jelang Pencoblosan Pilkada, 39 Pengawas TPS Bandung Positif COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya