Megawati Kritik Formula E di Monas, Anies Diminta Lihat Sejarah 

"Gubernur DKI ini tahu apa tidak?"

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritisi penyelenggaraan Formula E di Monas yang dipelopori Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Megawati Anies tidak mengetahui sejarah dan latar belakang dibangunnya Monas sebagai sejarah dan cagar budaya yang dilindungi oleh negara.

1. Megawati tegaskan kegiatan apapun yang dapat merusak cagar budaya dilarang

Megawati Kritik Formula E di Monas, Anies Diminta Lihat Sejarah PDI Perjuangan Umumkan Calon Kepala Daerah di Pilkada 2020 (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Oleh sebab itu, Megawati melanjutkan, kegiatan apa pun yang dapat merusak Monas dilarangan izin kegiatannya.

“Monas itu dalam keputusannya peraturannya merupakan cagar budaya. Apa artinya? tidak boleh dipergunakan untuk apa pun juga,” kata Megawati di DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).

2. Megawati menceritakan sulitnya Soekarno membangun Monas

Megawati Kritik Formula E di Monas, Anies Diminta Lihat Sejarah Revitalisasi Monas (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Megawati kemudian menceritakan sejarah dibangunnya Monas. Ia menuturkan, saat Bung Karno dilengserkan sebagai presiden, proyek tersebut sempat terkendala masalah dana, sehingga Presiden RI pertama itu harus banting tulang untuk tetap melanjutkan pembangunan Monas hingga tuntas.

“Nah, Gubernur DKI ini tahu apa tidak. Kenapa sih mau bikin Formula E, kenapa sih harus di situ, kenapa sih gak di tempat lain?” katanya menegaskan.

3. Balapan Formula E akan digelar pada 6 Juni 2020

Megawati Kritik Formula E di Monas, Anies Diminta Lihat Sejarah Dok.IDN Times/ISTIMEWA

Ajang balap mobil Formula E di Jakarta akan digelar pada 6 Juni 2020.  Anies Baswedan sebelumnya mengatakan penyelenggaraan Formula E di Jakarta akan dilaksanakan lima tahun berturut-turut. 

4. Biaya penyelenggaraan Formula E tembus Rp1,6 triliun

Megawati Kritik Formula E di Monas, Anies Diminta Lihat Sejarah Instagram/@aniesbaswedan

Anies Baswedan mengatakan biaya penyelenggaraan Formula E mencapai Rp1,6 triliun. Angka ini memang cukup 'wow'. Namun Anies optimistis duit tersebut tidak kan terbuang sia-sia.

Sebab ia menilai keuntungan menjadi tuan rumah Formula E akan jauh lebih besar dibandingkan duit yang akan dikeluarkan. Nah, berikut rincian biaya menggelar Formula E di Jakarta seperti dikutip dari Antara.

Untuk menjadi tuan rumah Formula E, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membutuhkan dana sebesar 20,79 juta pound sterling atau Rp360 miliar untuk dijadikan commitment fee.

Anggaran tersebut telah dimasukkan ke dalam rancangan ABPD-P 2019 dan disepakati DPRD DKI pada Selasa (13/8). Setelah disetujui DPRD, duit sebesar Rp360 miliar ini kemudian diserahkan ke penyelenggara Formula E.

Setelah anggaran Rp360 miliar disetujui, Pemprov DKI kembali mengajukan dana tambahan sebesar Rp934 miliar.

Usulan ini dibahas dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUU-PPAS) untuk Rancangan APBD 2020.
Duit sebesar Rp934 miliar tersebut akan digunakan untuk ongkos total penyelenggaraan Formula E yang terdiri atas:

- biaya penyelenggaraan Rp22 juta pound sterling atau Rp378 miliar
- biaya asuransi 35 juta pound sterling atau Rp556 miliar
- sosialisasi sebesar Rp600 juta

Baca Juga: Jelang Jakarta E-Prix 2020, Ini Hal-hal Baru dari Balap Formula E

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya