Menilik Hasil Dana Desa Program Kepemimpinan Jokowi

Testimoni beberapa kepala desa

Jakarta, IDN Times – Presiden Joko “Jokowi” Widodo kembali membuka peluang untuk terus mengucurkan dana desa dengan jumlah yang sangat fantastis pada 2019 ini. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah akan menggelontorkan dana ke desa-desa hingga mencapai Rp70 triliun.

Jokowi mengatakan, alokasi dana desa di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam beberapa tahun terakhir memang terus meningkat. Pada 2015, alokasi dana desa mencapai Rp20,7 triliun. Kemudian terus bertambah menjadi Rp40,7 triliun di 2016 dan kembali meningkat mencapai Rp60 triliun pada 2017 dan 2018.

Menurutnya, dana ratusan triliun yang telah dikucurkan tersebut merupakan pencapaian terbaik pemerintahannya saat ini. Ia menegaskan akan mengawasi langsung penggunaan dana desa itu agar tidak disalahgunakan.

"Sampai akhir 2019, Rp257 triliun masuk ke desa. Ini triliun ya, bukan miliar. Gede banget. Tidak ada dalam sejarah kita, kita gelontorkan anggaran triliunan ke desa-desa," kata Jokowi saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 2019 di Ecovention Ancol beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Jokowi: Mau Pilih Pemimpin yang Dipilih Organisasi 'Itu'?

1. Jokowi minta perputaran uang dari dana desa tidak lari ke kota

Menilik Hasil Dana Desa Program Kepemimpinan JokowiIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Di hadapan peserta Rakornas yang berjumlah 3.500 kepala desa beserta jajarannya, Jokowi meminta agar aliran dana itu juga bisa menyejahterakan desa.

“Saya minta dana desa digunakan untuk membangun proyek, entah jalan, jembatan, atau irigasi. Bahan bangunannya harus dibeli di desa itu. Lalu bagaimana kalau harganya lebih mahal dari bahan bangunan di kota? Tetap beli di desa, jangan sampai uang lari ke kota, kalau uangnya berputar di desa, bisa meningkatkan kesejahteraan warga di desa, teorinya seperti itu,” ucap Jokowi.

Dalam kesempatan itu juga, Jokowi menegaskan akan menagih hasil kerja dari para kepala desa dalam penggunaan dana desa tersebut.

"Yang pasti, saya lihat hasilnya dari Rp257 triliun itu apa. Saya tanyakan. Jangan terima anggaran enak saja, tapi jadi apa," tegas Jokowi.

Menanggapi pernyataan Jokowi itu, IDN Times mencoba menelusuri hasil kerja dari para kepala desa untuk mewujudkan kesejahteraan warganya melalui dana tersebut. Nah, apa saja kira-kira hasilnya?

2. Desa Sungai Cuka membangun jalan desa sejauh 1,5 kilometer dan drainase

Menilik Hasil Dana Desa Program Kepemimpinan JokowiFitang

Dalam kesempatan tersebut, kami bertemu Masripay, Kepala Desa Sungai Cuka, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Ia mengatakan, telah membangun berbagai macam infrastruktur yang diperlukan bagi warga desa sejak 2015 lalu.

Anggaran yang diterimanya pun tidak sedikit, Pada 2015, desanya menerima dana Rp450 juta, tahun berikutnya naik menjadi Rp600 juta. Untuk tahun 2017 dan 2018, ia mengaku menerima dana lebih dari Rp700 dan 800 juta. Sedangkan pada tahun ini, dana yang akan turun direncanakan mencapai Rp900 juta.

“Terutama jalan, kita berharap jalan di desa saya sudah rampung 2019 ini. Itu semua untuk gang-gang, sudah gak ada yang gak pakai beton. Selain itu, ada drainase, jembatan, terus macam-macam sesuai keperluan masyarakat di sana. Kita rangking, yang paling prioritas kita utamakan,” kata Masripay kepada IDN Times.

Diakui Masripay, panjang jalan yang dibangun menggunakan beton di desanya sudah mencapai 1,5 kilometer saat ini, mulai dari jalan sempit di gang-gang, hingga menuju jalan ke perbatasan desa lainnya. Sedangkan untuk drainase, dia tidak tahu secara detail berapa panjang yang telah dibuat. Namun, dia menuturkan saat ini sudah tidak ada lagi genangan bila hujan besar mengguyur desa. Dia juga mengungkapkan, tidak ada kendala mengenai penggunaan dana desa karena semua telah tercatat dengan baik antara penerimaan dan pengeluaran.

“Saya berharap, pihak pemerintah terus mengalirkan dana seperti ini dan terus ditingkatkan lagi karena sangat bermanfaat. Saya berharap, Pak Jokowi terpilih lagi dan bisa melanjutkan program ini,” harap Masripay.

3. Desa Bontatapalan membangun perpipaan air ke rumah-rumah sejauh 15 kilometer

Menilik Hasil Dana Desa Program Kepemimpinan JokowiFitang

Kami juga berbincang dengan Andi Abdul Malik yang merupakan Kepala Desa Bontatapalan, Kecamatan Tempubulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Tengah. Andi, biasa dia disapa, juga membeberkan bahwa dana desa yang diberikan pemerintah kebanyakan diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur desa.

“Dari 2015, dana desa telah membangun perpipaan air minum dari rumah ke rumah dengan jarak 11 kilometer, ada juga yang berjarak 4 kilometer dari rumah ke rumah. Kemudian, pembangunan Posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), perbaikan masjid,” jelas Andi.

Dia menuturkan, kondisi desa yang jarang diguyur hujan dan sering dilanda kekeringan membuat dirinya lebih mengutamakan membuat pompa-pompa air untuk mempermudah warga dalam melakukan aktifitas sehari-hari, termasuk mengairi lahan-lahan pertanian.

“Alhamdulillah ada dana desa karena kebanyakan dipakai untuk pembangunan infrastruktur, termasuk jalan tani antara jalan desa untuk berhubungan dengan dua desa,” terang Andi lebih lanjut.

Nilai dana yang diterima Andi juga tergolong tinggi dan terus meningkat setiap tahun. Pada 2015, desanya menerima dana Rp800 juta. Sementara 2016 hingga 2018, nominal yang diterima naik menjadi Rp900 juta. Sedangkan untuk 2019 sendiri, diperkirakan mencapai Rp1 miliar lebih.

Andi berharap, siapa pun pemimpin yang terpilih nanti tetap melanjutkan program dana desa ini karena memberikan banyak manfaat bagi kehidupan warga desa.

“Dana desa 2019 masih direncanakan karena kurang. Kita pakai konsultan. Banyak titik yang kita rencanakan, sehingga dana tidak cukup. Kalau dana tidak cukup, kita sesuaikan dengan anggaran. Kalau tahun ini kurang, ya dilanjutkan lagi tahun depan,” ungkap Andi.

4. Desa Jolubari memanfaatkan dana desa dengan membuat Bumdes

Menilik Hasil Dana Desa Program Kepemimpinan JokowiFitang

Berbeda dengan Masripay dan Andi, Muhammad Ilyas yang merupakan Kepala Desa Jolubari, Kecamatan Palangga, Kabupaten Goa, lebih banyak memanfaatkan dana desa untuk meningkatkan mutu kehidupan warga dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ditujukan untuk kelompok-kelompok tani.

“Bumdes kita genjot dengan dana desa untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) desa. Nah, dari PAD itulah kita bisa mengatur seperti apa peningkatan kesejahteraan itu,” tutur Ilyas.

Pria yang baru menjabat 2 tahun menjadi kepala desa ini juga pernah dinobatkan sebagai kepala desa terbaik dalam pengelolaan dana desa menggunakan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes).

“Kebetulan tahun 2017, saat saya baru menjabat kepala desa, saya diundang Bapak Presiden Jokowi ke Istana Negara dalam rangka menerima penghargaan sebagai pengelola Siskeudes terbaik di wilayah kami,” cerita Ilyas.

Meskipun beberapa program yang dibuat dari dana desa kurang mencukupi untuk terus mengembangkan desanya, dia tetap memuji program tersebut telah menjalankan nilai-nilai Pancasila, yaitu keadilan sosial.

5. Sekitar 85 persen masyarakat Indonesia puas dengan program dana desa

Menilik Hasil Dana Desa Program Kepemimpinan JokowiANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, mengatakan sebanyak 85 persen masyarakat Indonesia puas dengan program dana desa.

"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap dana desa cukup tinggi. Kita lihat survei, tingkat kepuasan masyarakat terhadap dana desa 85 persen. Salah satu tertinggi di kabinet," ujar Eko.

Sejak 2015-2018, dana desa telah berhasil membangun jalan desa sepanjang 191.600 kilometer. 

"Kalau 191.600 ribu kilometer jalan desa tersebut dibagi rata ke seluruh desa yang berjumlah 74.957, rata-rata desa membangun 2,5 kilometer per empat tahun. Kurang lebih, 625 meter per tahun. Jadi, sebenarnya gampang bagi orang desa untuk membangun 625 meter," tambah Eko.

Baca Juga: Pelaporan Dana Desa dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Sulit Dipahami

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya