Penerapan New Normal Dinilai Tak Membantu Bisnis Kapal Penumpang

Kebijakan jaga jarak di kapal membuat pendapatan berkurang

Jakarta, IDN Times - Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi, memprediksi pemberlakuan new normal atau normal baru tidak akan berdampak positif bagi industri kapal penumpang di tanah air.

Sebab dengan aturan new normal, kapasitas kapal dipastikan tidak akan bisa terisi penuh lagi karena adanya kewajiban menjaga jarak atau physical distancing antar penumpang. Hal ini, tentu saja, akan menggerus pendapatan pemilik kapal.

“Kapal pun harus sering-sering disterilisasi agar virus corona punah. ABK mesti mendapat seragam kerja baru yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. Alat perlindungan diri (APD) harus tersedia cukup di atas kapal untuk jaga-jaga,” ujar kepada IDN Times, Minggu (31/5).

Seperti diketahui, pemerintah saat ini sedang menggodok penerapan new normal. Kebijakan ini dianggap bisa membantu sektor perekonomian yang selama beberapa bulan terakhir habis-habisan digempur wabah virus corona. 

1. Bisnis kapal penumpang di Indonesia sudah terseok-seok sebelum wabah virus corona

Penerapan New Normal Dinilai Tak Membantu Bisnis Kapal Penumpang(Ilustrasi pesawat) IDN Times/Arief Rahmat

Siswanto Rusdi mengatakan, sebelum virus corona merebak, bisnis kapal penumpang internasional relatif berkembang pesat. Kapal-kapal pesiar yang dioperasikan oleh operator utama dunia selalu penuh penumpang.

Namun, di Indonesia situasinya berbeda seratus delapan puluh derajat. Pelayaran penumpang dalam negeri sudah terseok-terseok sejak penerbangan berbiaya murah (low cost carrier) beroperasi. Penumpang yang biasanya menggunakan kapal laut beralih menggunakan pesawat.

“Dengan harga tiket pesawat yang relatif tidak berbeda jauh dengan harga tiket kapal laut, jelas mereka pilih pesawat, dong. Nyaman, bergaya dan, yang paling penting, cepat sampai tujuan. Dengan munculnya COVID-19, membuat posisi kedua operator pelayaran penumpang itu kini sama,” kata Siswanto.

2. Bisnis kapal penumpang di era new normal tidak akan jauh berbeda

Penerapan New Normal Dinilai Tak Membantu Bisnis Kapal Penumpang(Ilustrasi kapal) IDN Times/Sukma Shakti

Siswanto memprediksi bisnis pelayaran penumpang di era norma baru nantinya tidak akan berbeda jauh dengan kondisi normal. Sebab, kapasitas kapal tidak bisa lagi diisi penuh karena adanya kewajiban jaga jarak atau physical distancing.

Pada saat yang sama operator kapal harus mengeluarkan biaya tambahan untuk sterilisasi kapal dan menyediakan alat perlindungan diri (APD) untuk para anak buah kapal (ABK). Ini, tentu saja, membutuhkan pengeluaran yang lebih banyak.

3. Bisnis kapal penumpang dalam negeri akan hancur jika subsidi pemerintah dicabut

Penerapan New Normal Dinilai Tak Membantu Bisnis Kapal PenumpangKapal kelotok (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Di sisi lain operator kapal juga masih harus berhadapan dengan perubahan prosedur pelayanan kapal penumpang yang diberlakukan otoritas pelabuhan. Sering kali prosedur tersebut membutuhkan biaya.

“New normal akan membuat masalah ini makin berat. Saat ini, penumpang kapal di dalam negeri sudah berkurang hampir lima puluh persen. Bisa jadi lebih,” katanya.

Sementara itu, likuiditas pelayaran penumpang pelat merah banyak ditopang oleh subsidi negara. Dengan kondisi keuangan negara yang makin berat dihajar pandemik, bisa-bisa subsidi ini diberhentikan.

“Kalau sudah begini, normal baru sama dengan membunyikan lonceng kematian bagi operator kapal penumpang domestik,” katanya.

Baca Juga: Perusahaan Kapal Terbesar Belanda Berminat Buat Kapal Selam dengan RI

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya