Persuasif, Ini Jurus Menkominfo Tangani Konten Asusila di Jagat Maya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus berupaya mengurangi konten-konten asusila yang ada di jagat maya. Dalam hal ini, Kemkominfo menggunakan cara-cara yang persuasif dengan memberikan pembinaan.
Pembinaan tersebut juga melibatkan pihak-pihak terkait, mulai dari konten kreator, komunitas, tokoh masyarakat, regulator, dan penegak hukum.
Baca Juga: Tagih Nasabah dengan Aksi Pornografi, Penagih Utang Online Ditangkap
1. Ini cara pembinaan yang dilakukan Kemkominfo
Menkominfo Rudiantara mengatakan dalam menangani masalah konten asusila, butuh pembinaan dan pendekatan langsung dengan pihak-pihak terkait. Tidak langsung melakukan justifikasi, tetapi lebih pada komunikasi persuasif.
“Pembinaan itu artinya dipanggil dulu, undang dulu, sebaiknya jangan kayak begini. Nah, itu yang dikedepankan oleh Kominfo,” kata Rudiantara dalam acara Sarasehan Nasional Penanganan Konten Asusila di Dunia Maya, Museum Nasional, Jakarta, Senin (13/8).
2. Konten asusila di dunia maya semakin marak beredar
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo mencatat, sepanjang Juli 2019 ditemukan 898.109 konten pornografi di jagat maya.
Editor’s picks
“Sesuatu yang diatur tetapi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, memang menjadi senantiasa dinamis. Dari waktu ke waktu bisa berbeda, katakanlah yang berkaitan dengan asusila,” ujar Rudiantara.
3. Belum ada institusi yang fokus menangani konten asusila
Lebih jauh, Rudiantara menjelaskan, hingga saat ini belum ada institusi yang fokus menangani konten asusila yang semakin marak di dunia maya.
“Nah, kalau yang berkaitan dengan asusila ini tidak ada lembaga khusus yang menangani masalah yang berkaitan dengan asusila maupun pornografi. Kominfo selalu mengedepankan pembinaan. Jadi, sesuatu yang sifatnya bukan bertentangan langsung dengan pornografi,” kata dia.
4. Perlu sosialisasi kepada masyarakat luas tentang dampak negatif dari konten asusila
Rudiantara berharap sarasehan ini bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang bahaya atau dampak negatif dari konten negatif. Selain itu, acara sarasehan semacam ini juga perlu diadakan secara berkala sebagai cara pembinaan.
“Sekali lagi, ini sesuatu yang dinamis karena berkaitan dengan masyarakat. Karena ini sesuatu yang bisa berbeda pemikirannya, dan kita juga dari stakeholder yang mempunyai pemikiran yang berbeda,” kata dia.
Baca Juga: Marak Game Online Berkonten Negatif, KPAI Keluarkan Sikap