Psikolog: Belajar dari Rumah Gak Bikin Anak Jadi Individualis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Psikolog pendidikan dan konselor sekolah, Arlita mengatakan, sifat sosial anak tidak akan hilang begitu saja karena melakukan kegiatan belajar di rumah selama masa pandemik COVID-19.
Meski pun interaksi sosial mereka terbatas saat ini, namun secara psikologi hal tersebut tidak membuat mereka menjadi sosok individualis.
1. Anak akan menyesuaikan lagi dengan lingkungan sekolah jika pandemik berakhir di bulan Juli
Arlita mengatakan, jika pandemik ini berakhir pada bulan Juli mendatang sesuai dengan prediksi banyak ahli, maka hal tersebut berbarengan juga dengan tahun ajaran baru, di mana mereka bisa beraktivitas belajar normal di sekolah.
“Nah karena mereka belajar di rumahnya hanya dalam kurun waktu 2 bulan, jadi sebenarnya mereka pun belum akan kagok banget di bulan Juli yang harusnya memungkinkan mereka masuk ke sekolah,” kata Arlita saat dihubungi IDN Times, Selasa (5/5).
Baca Juga: Anak Bosan Belajar di Rumah? Nih Tips Mengatasinya
2. Anak justru sangat antusias jika mereka sudah kembali masuk sekolah
Arlita menjelaskan, justru saat anak-anak sudah masuk sekolah nanti di bulan Juli, mereka merasa lebih semangat lagi untuk belajar karena dapat bertemu kembali dengan teman-teman mereka di ruang kelas dan lingkungan sekolah.
Editor’s picks
“Mereka masih dengan keadaan rindu yang teramat besar sama kelas dan teman-temannya sehingga lebih muncul rasa excited-nya saat mereka masuk di bulan Juli,” ujarnya.
3. Jika pandemik berlangsung panjang, perubahan akan terjadi pada kebiasaan belajar anak
Namun ia mengungkapkan, hal lain dapat terjadi jika pandemi ini berlangsung lebih lama dari prediksi awal yang membuat kegiatan belajar di rumah menjadi lebih lama lagi. Perubahan tersebut bisa terjadi dari kebiasaan belajar anak dengan menggunakan metode digital.
“Betul mungkin nanti akan ada perubahan, tapi perubahannya lebih ke cara belajar. Misal anak-anak lebih banyak belajar lewat gadget nih kalau di rumah, sedangkan nanti di sekolah mungkin akan banyak non-gadget,” tuturnya.
4. Orangtua dan sekolah harus antisipasi perubahan belajar pada anak
Hal tersebut tentunya harus diantisipasi oleh orangtua dan pihak sekolah agar anak bisa menyesuaikan kembali metode belajar mereka antara di rumah dan sekolah.
“Nah memang pada akhirnya akan butuh penyesuaian lagi dari anak ke gaya belajar dan bobot belajar yang mereka temukan saat mereka akan masuk ke sekolah lagi,” jelasnya.
Baca Juga: Siswa Belajar di Rumah, Orangtua Awas Terkecoh Alasan Belajar Bersama