Ribut dengan Erwin Aksa, Eep Saefulloh Jelaskan Kronologi Masalahnya

Erwin Aksa sebut akan melaporkan Eep ke polisi

Jakarta, IDN Times - Pendiri PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah angkat bicara soal kegaduhan yang terjadi antara dirinya dan Ketua Tim Pemenangan bakal pasangan calon kepala daerah Kota Makkasar, Arifuddin Munafri (Appi)-Rahman Bando, Erwin Aksa.

Eep menjelaskan, yang menjadi akar permasalahan adalah terkait meme hasil survei dari Profetik Institute yang memenangkan pasangan Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi pada Senin, 14 September dini hari lalu.

Berikut kronologi kejadiannya menurut Eep dan pernyataan Erwin Aksa terkait hal ini:

Baca Juga: Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind Pemilih

1. Kronologi kejadian: Eep tak setuju hasil survei lama digunakan sebagai bantahan

Ribut dengan Erwin Aksa, Eep Saefulloh Jelaskan Kronologi MasalahnyaHasil survei Profetik Institute (Dok. Eep Saefulloh Fatah)

Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/9/2020), Eep menuturkan, Erwin Aksa meminta izin kepada dia untuk mengeluarkan rilis survei PolMark Indonesia yang memenangkan Appi-Rahman, sebagai bantahan setelah mengetahui jagoannya kalah dalam hasil survei.

Namun, Eep menyarankan kepada Erwin Aksa untuk tidak memakai hasil survei lama sebagai bantahan. Dia juga menegaskan bahwa sebuah hasil survei yang dirilis ke publik harus disertakan keterangan waktu. Mengingat survei PolMark Indonesia tersebut dilakukan pada 23-31 Juli 2020.

"Saya juga tegaskan bahwa jika sebuah hasil survei dirilis ke publik, maka keterangan waktu survei tersebut wajib disertakan di dalamnya. Saya sarankan agar bantahan dilakukan dengan menggunakan survei baru. Kebetulan, sesuai dengan kesepakatan kerja pendampingan, kami memang masih akan melakukan dua kali survei,” kata Eep melalui keterangan tertulisnya, Rabu (16/9/2020).

2. Eep keberatan meme publikasi hasil survei mencantumkan foto profilnya dan Polmark

Ribut dengan Erwin Aksa, Eep Saefulloh Jelaskan Kronologi MasalahnyaMeme hasil survei pasangagan Appi-Rahman yang disebarkan Erwin Aksa (Dok. Eep Saefulloh Fatah)

Rupanya, saran Eep tersebut tidak diindahkan oleh Erwin Aksa. Pada pukul 10.39 di hari yang sama, Erwin Aksa mengirim meme publikasi hasil survei yang mencantumkan gambar profil Eep dan Polmark Indonesia. Saat itu juga Eep menyatakan keberatannya.

Apalagi, waktu hasil survei yang dicantumkan dalam meme tersebut diperbarui menjadi Agustus, bukan Juli seperti yang sebenarnya dilakukan oleh pihak Eep dan PolMark Indonesia.

"Bagi saya dan PolMark Indonesia, ada dua masalah penting dan besar berkaitan rencana penggunaan meme hasil survei (yang menggunakan nama kami) tersebut. Pertama, sebagai konsultan kami berkewajiban bukan hanya menyusun tetapi juga menjaga strategi dan ritme kerja pemenangan,” ujarnya.

"Kedua, publikasi hasil survei wajib dilakukan secara jujur tanpa ada sedikit pun rekayasa data. Hal terakhir ini bukan soal kecil, melainkan perkara yang amat sangat besar, bahkan sakral. Ketika dua hal tersebut tidak terpenuhi, saya dan PolMark Indonesia tidak akan bisa bekerja secara optimal," kata Eep.

3. Eep mengundurkan diri dari kerja sama hasil survei dengan pihak Erwin Aksa

Ribut dengan Erwin Aksa, Eep Saefulloh Jelaskan Kronologi MasalahnyaIDN Times/Kevin Handoko

Atas dasar tersebut, Eep lantas menegaskan sikap untuk mengundurkan diri dan mengembalikan uang kerja sama agar tidak terjadi lagi selisih paham yang berkepanjangan dengan pihak Erwin Aksa.

"Karena itulah, atas nama persahabatan, untuk menghindari konflik yang lebih serius dan lebih besar di kemudian hari, saya merasa opsi mengundurkan diri dan mengembalikan dana adalah pilihan terbaik,” ujar Eep.

Pada Selasa, 15 September 2020 pukul 10.00, Eep bertemu dengan Erwin Aksa untuk menyampaikan keputusannya tersebut. Erwin Aksa, kata Eep, tidak masalah dengan pengunduran dirinya itu.

Sebelumnya pada Senin 14 September 2020 pukul 11.41 WIB, Eep menuturkan, ada seorang wartawan dari media yang berasosiasi dengan Erwin Aksa mengonfirmasi perihal meme yang memenangkan Appi-Rahman itu. Oleh karena itu, Eep pun mengklarifikasinya.

Eep mengatakan kepada wartawan tersebut, bahwa meme itu bukanlah buatan PolMark. Bantahannya itulah, kata Eep, yang kemudian memicu pernyataan keras dari Erwin Aksa.

"Saya kaget ketika mulai pukul 15.55, masuk serangkaian WA dari EA yang isinya sangat tegas dan keras, menyatakan pengakhiran hubungan dan rencana pengusiran tim saya dari Kota Makassar. Alih-alih menanggapinya secara frontal, saya melakukan rekonfirmasi soal realisasi pengunduran diri kami dan pengembalian dana kerja sama. Tetapi komunikasi tak bisa berlanjut karena nomor WA saya tampaknya sudah serta merta diblokir oleh EA," ungkap Eep.

4. Eep sebut kerja sama dengan pihak Erwin Aksa sebatas survei internal

Ribut dengan Erwin Aksa, Eep Saefulloh Jelaskan Kronologi Masalahnya(Eep Saefulloh dan Sandrina Malakiano) Instagram @eepsfatah

Eep kemudian memberikan sejumlah catatan atas kesalahan yang terjadi dalam meme tersebut, salah satunya adalah terkait keterangan waktu.

"Meme itu menyebut "Data Agustus 2020" sebagai keterangan waktunya. Jelas ini salah. Kami hanya punya data survei 23-31 Juli 2020. Pada bulan Agustus dan September kami belum melakukan survei lagi di Kota Makassar. Bagi saya dan PolMark Indonesia, ini bukan soal teknis belaka. Kejujuran menyampaikan keterangan waktu survei adalah bagian dari etika publikasi survei yang sangat penting,” ujarnya.

Kedua, lanjut Eep, sesuai dengan kontrak kerja sama kedua belah pihak, harusnya hasil hanya diperuntukkan bagi internal tim Appi-Rahman dan bukan menjadi konsumsi publik.

"PolMark Indonesia sepanjang hampir 11 tahun hidupnya berusaha menjaga etika publikasi survei dengan sangat ketat. Haram hukumnya menyampaikan hasil survei dengan mengubah keterangan waktu, hasil-hasil survei, dan semua data/informasi apa pun. Hasil survei wajib dilaporkan sebagaimana adanya,” Eep menambahkan.

5. Erwin Aksa akan melaporkan Eep ke polisi

Ribut dengan Erwin Aksa, Eep Saefulloh Jelaskan Kronologi MasalahnyaIDN Times/Reynaldy Wiranata

Sebelumnya, Erwin Aksa mengaku sangat marah lantaran Polmark Indonesia menolak hasil survei yang dilakukannya di Pilkada Makassar. Padahal, menurut Erwin, pihaknya telah melakukan kontrak dengan lembaga milik Eep tersebut. Bahkan, tim Polmark Indonesia disebut telah diusir dari Kota Makassar.

Saat dihubungi IDN Times, Rabu (16/9/2020) sore, Erwin Aksa mengatakan bakal melaporkan Eep Saefulloh ke pihak berwajib atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan.

"Saya akan lapor polisi perbuatan tidak menyenangkan," kata Erwin kepada IDN Times.

Baca Juga: Keponakan Jusuf Kalla, Erwin Aksa Menyatakan Positif COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya