Rizieq: Selama Pemerintah Buat Aturan Merugikan, Wajib Kita Lawan!

Baru tiba di Indonesia, Rizieq kembali kritik pemerintah

Jakarta, IDN Times - Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab mulai beraktivitas kembali usai pulang dari Arab Saudi pada, Selasa 10 November 2020 lalu. Dia kini kembali disibukkan lagi dengan agenda dakwahnya setelah 3,5 tahun meninggalkan Indonesia.

Dalam ceramah perdananya, Rizieq menegaskan akan terus mengkritik pemerintah jika ada kebijakan-kebijakan yang dirasa merugikan rakyat.

“Selama pemerintah baik, kita akan apresiasi. Tapi kalau mereka membuat aturan-aturan yang merugikan rakyat, yang merusak agama, yang menghancurkan akhlak, wajib untuk kita lawan. Tidak boleh kita diam,” kata Rizieq dikutip dari channel YouTube Rasil TV, Kamis (12/11/2020).

1. Rizieq mengaku tidak memusuhi pemerintah

Rizieq: Selama Pemerintah Buat Aturan Merugikan, Wajib Kita Lawan!Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Kendati demikian, Rizieq mengaku tidak pernah memusuhi pemerintah. Kritik yang dilontarkan tersebut hanya ingin membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Pemerintah juga diminta untuk berbenah diri dan tidak zalim kepada rakyat.

“Jadi jangan pelintir kita ini musuh negara lah, musuh pemerintah. Kita enggak bersaing untuk mencari jabatan. Kita bukan partai, kita bukan pejabat, kita bukan anggota DPR. Kita hanya menginginkan negara ini baik,” ujar pria kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1965 itu.

Baca Juga: Rizieq: Kalau Gak Ada Kewajiban Dakwah, Saya Gak Mau Tinggalkan Makkah

2. Rekonsiliasi hanya bisa terjadi jika pemerintah tidak zalim lagi kepada rakyat

Rizieq: Selama Pemerintah Buat Aturan Merugikan, Wajib Kita Lawan!Jokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Pada kesempatan yang sama, Rizieq juga menanggapi soal rekonsiliasi pihaknya dengan pemerintah setelah kembali ke tanah air. Menurut dia, rekonsiliasi hanya bisa terjadi jika pemerintah telah sepenuhnya menjalankan amanah yang diberikan rakyat.

“Saya katakan sekali lagi rekonsiliasi hanya bisa berdiri atas dasar niat dan tekad yang baik. Tapi kalau rekonsiliasi berdiri atas dasar kecurangan, kezaliman, tidak mungkin. Tidak ada rekonsiliasi kalau kezaliman dibiarkan,” kata lulusan magister Universitas Malaya itu.

3. Melalui FPI dan PA 212, Rizieq kerap mengkritik pemerintah

Rizieq: Selama Pemerintah Buat Aturan Merugikan, Wajib Kita Lawan!Peserta reuni 212 membawa bendera besar dengan wajah Rizieq Shihab (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Rizieq Shihab tiba di Indonesia pada Selasa, 10 November menumpangi pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV816. Ia pun disambut hangat oleh ribuan simpatisannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Rizieq adalah salah satu tokoh yang paling kerap melalukan kritik ke pemerintah. Melalui ormas FPI yang didirikannya, berbagai macam aksi telah dilakukannya. Misalnya menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum karena pidatonya yang dituding menistakan agama pada 27 September 2016 di Kepulauan Seribu, Jakarta.

FPI pun menggelar demonstrasi yang dinamainya dengan Aksi Bela Islam pada 4 Oktober 2016. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), lembaga yang kala itu dipimpin Ma'ruf Amin, juga menghelat aksi serupa.

Aksi Bela Islam berlanjut hingga berkali-kali, yang paling masyhur pada 4 November 2016 atau Aksi 411 dan 2 Desember 2016 alias Aksi 212. Dari aksi ini terbentuk Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang kemudian mengadakan Reuni 212 di lapangan Monumen Nasional (Monas) pada 2 Desember 2017.

Pada Pilpres 2019, Rizieq Shihab juga menyerukan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dengan menggaungkan jargon “2019 Ganti Presiden”. Dengan kekuatan dakwahnya, Rizieq mengajak seluruh jemaah yang hadir dalam Reuni 212 di Monas untuk mendukung pasangan nomor urut dua tersebut.

Baca Juga: Rizieq Ajak Rekonsiliasi Pemerintah, Moeldoko: Kita Tak Punya Masalah

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya