Rudiantara: Ada 20 Negara Sebarkan Konten Hoaks Saat Rusuh di Papua 

Mereka berasal dari Eropa dan Asia

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan ada 20 negara yang membuat dan menyebarkan konten berita bohong atau hoaks saat kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil monitoring pihaknya selama beberapa waktu terakhir selama kerusuhan terjadi.

1. 550 ribu URL dengan konten hoaks berhasil diblokir Kemenkominfo

Rudiantara: Ada 20 Negara Sebarkan Konten Hoaks Saat Rusuh di Papua (Logo Kemenkominfo) www.ppid.kominfo.go.id

Rudiantara mengungkapkan, pihaknya telah memblokir sebanyak 550 ribu uniform resource locator (URL) yang mengandung konten hoaks dan provokatif.

“Pantauan kami ada 20 negara yang mention berkaitan dengan Papua yang bagian dari 550 ribu (URL) tadi,” kata Rudiantara di Kantor Kominfo, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (5/9).

Baca Juga: Polda Jatim Tetapkan Satu Tersangka Lagi Kasus Hoaks di Asrama Papua

2. Mereka berasal dari Eropa dan Asia

Rudiantara: Ada 20 Negara Sebarkan Konten Hoaks Saat Rusuh di Papua IDN Times/Candra Irawan

Namun Rudiantara enggan merinci lebih jauh siapa saja negara-negara yang disebutkannya tersebut. “Ada negara Eropa, ada negara Asia, ada negara tetangga. Ada 20 negara,” ucapnya.

3. Belum tentu warga negara tersebut yang membuat dan menyebarkan konten hoaks

Rudiantara: Ada 20 Negara Sebarkan Konten Hoaks Saat Rusuh di Papua IDN Times/Candra Irawan

Meskipun konten dikirim dari luar Indonesia, namun Rudiantara tidak yakin warga di 20 negara tersebut yang sengaja membuat dan menyebarkan konten tersebut.

“Banyak di-mention dari negara lain, (tapi) belum tentu warga negara yang bersangkutan (yang membuat dan menyebarkan konten hoaks),” ujarnya.

4. Konten hoaks paling banyak disebarkan melalui Twitter

Rudiantara: Ada 20 Negara Sebarkan Konten Hoaks Saat Rusuh di Papua IDN Times/Daruwaskita

Rudiantara menjelaskan, konten-konten tersebut paling banyak berasal dari media sosial (medsos) seperti Instagram, YouTube, Facebook, dan Twitter.

“Paling banyak (penyebaran konten hoaks) di Twitter,” jelas pria yang karib disapa Chief RA ini.

Baca Juga: Diduga Sebar Hoaks Asrama Papua, Seoarang YouTuber Jadi Tersangka 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya