Sejarah dan Sepak Terjang FPI, Lahir dari Gelombang Demokrasi 1998

FPI awalnya komunitas yang membantu TNI pada 1998

Jakarta, IDN Times - Wacana pembubaran organisasi kemasyarakat Front Pembela Islam (FPI) kembali berembus kencang. Kali ini, ormas besutan Rizieq Shihab itu ingin dibubarkan oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman. Penyebabnya, FPI dinilai semakin tidak taat aturan dalam menjalankan organisasinya.

"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri," kata Dudung kepada wartawan di Monumen Nasional, Jumat 20 November 2020.

Setelah kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi pada Selasa, 10 November 2020, FPI memang menjadi ormas yang paling banyak diperbincangkan publik karena sikap kontroversial pemimpinnya itu. Mulai dari kritik ke pemerintah hingga menggelar sejumlah acara besar yang menimbulkan kerumunan, saat pandemik COVID-19 masih melanda Tanah Air.

Lalu, bagaimana sejarah dan sepak terjang FPI di Indonesia selama 22 tahun menjadi ormas Islam di Indonesia?

Baca Juga: Banyak Syaratnya, Ternyata Gak Gampang Loh Jadi Anggota Laskar FPI

1. Rizieq Shihab mendirikan FPI pada November 1998

Sejarah dan Sepak Terjang FPI, Lahir dari Gelombang Demokrasi 1998Rizieq Shihab (Twitter.com/DPPFPI_ID)

Dikutip dari website fpi.go.id, awalnya FPI merupakan komunitas yang membantu TNI menyukseskan Sidang Istimewa MPR pada November 1998, yang diberi nama Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (PAM Swakarsa).

FPI didirikan oleh beberapa ulama, habib, dan aktvis Islam yang dipelopori oleh keturunan Hadrami, Rizieq Shihab. Sebelumnya, FPI merintis kemunculannya di publik melalui pengajian, tabligh akbar, audiensi dengaan unsur-unsur pemerintahan, dan silahturahmi dengan tokoh-tokoh agama terkemuka.

FPI dideklarasikan oleh Rizieq Shihab pada 17 Agustus 1998 atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, Tangerang Selatan. Deklarasi ini juga dihadiri oleh sejumlah habaib, ulama, mubaligh, dan aktivis muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari Jabodetabek.

FPI bisa disebut sebagai salah satu organisasi muslim yang hadir dengan memanfaatkan ruang gerak politik setelah reformasi 1998. Melalui gelombang demokrasi besar pada tahun itu, FPI dapat berkembang hingga saat ini.

2. Tiga tujuan utama didirikannya FPI oleh Rizieq Shihab

Sejarah dan Sepak Terjang FPI, Lahir dari Gelombang Demokrasi 1998Ilustrasi FPI/IDN Times/Muhamad Iqbal

Selain Rizieq Shihab, sesepuh pendiri FPI di antaranya adalah KH Fathoni, KH Misbahul ANam, KH Cecep Bustomi, dan Habib Idrus Jamallullail.

Dalam dokumen Risalah Historis dan Garis Perjuangan FPI, disebutkan tujuan awal pembentukan FPI sebagai berikut:

  1. Adanya penderitaan panjang yang dialami umat Islam Indonesia akibat adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa
  2. Adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat Islam
  3. Adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Momentum yang menjadi ajang kekuatan pertama FPI terjadi pada pertengahan Desember 1999, saat itu ribuan anggota FPI datang ke Balai Kota DKI Jakarta untuk menemui Gubernur Sutiyoso.

Mereka menuntut Sutiyoso harus menutup semua tempat maksiat, seperti kelab malam, panti pijat, bar, dan diskotek selama bulan puasa. Aksi ini pun berhasil membuat Sutiyoso meninjau kembali kebijakan jam operasi tempat maksiat tersebut.

3. Siapa tokoh di balik berdirinya FPI?

Sejarah dan Sepak Terjang FPI, Lahir dari Gelombang Demokrasi 1998IDN Times/Santi Dewi

Dikutip dari berbagai sumber, sejumlah tokoh politik ikut andil dalam berdirinya FPI di Indonesia. Di antaranya Jenderal Wiranto yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI. Wiranto disebut punya kedekatan dengan Rizieq Shihab.

Untuk menyukseskan Sidang Istimewa MPR pada November 1998, Wiranto meminta Rizieq untuk membentuk Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (PAM Swakarsa), cikal bakal dari ormas FPI.

Dukungan FPI terhadap Wiranto juga ditunjukkan saat Pemilu 2004. Saat itu FPI kembali mendukung mantan Panglima ABRI itu sebagai calon presiden. Bahkan Rizieq mengirim dai-dai ke daerah-daerah untuk mendiskreditkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pesaing terberat Wiranto.

Beberapa tokoh yang diduga turut memberikan dukungannya terhadap FPI adalah Kapolda Metro Jaya tahun 1998-1999 Mayjen (Pol) Nugroho Djayoesman dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Djaja Suparman.

Kendati demikian, kuasa hukum FPI Aziz Yanuar membantah nama-nama tokoh itu ikut andil dalam berdirinya FPI.

"Setahu saya, polisi tidak ada di balik pendirian FPI. Karena di aktanya gak ada, di anggaran dasarnya gak ada tuh didirikan oleh polisi,” kata Aziz saat dihubungi IDN Times, Sabtu (21/11/2020).

Ia juga menampik tudingan pihak-pihak tak bertanggung jawab, yang mengatakan FPI kerap dapat kucuran dana dari elite politik tertentu hingga institusi militer dalam setiap kegiatan mereka.

"Gak ada, kita gak pernah sepengetahuan saya menerima dana dari pemerintah atau polisi yang secara resmi. Dana kita sejauh ini ya dari masyarakat,” tuturnya.

Aziz menegaskan, jika benar ada militer dan Polri dalam pembentukan FPI, harusnya saat ini mereka ikut membantu segala kegiatan ormas tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moral.

“Kalau polisi merasa (FPI) itu dia yang mendirikan, ya harusnya mereka dukung dong, masa mereka punya anak gak mereka dukung,” Aziz menegaskan.

4. Melalui FPI dan PA 212, Rizieq Shihab kerap mengkritik pemerintah

Sejarah dan Sepak Terjang FPI, Lahir dari Gelombang Demokrasi 1998Rizieq Shihab menyapa massa yang menjemputnya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). HRS beserta keluarga kembali ke tanah air setelah berada di Arab Saudi selama tiga tahun (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Rizieq Shihab adalah salah satu tokoh yang paling kerap mengkritik pemerintah. Melalui ormas FPI yang didirikannya, berbagai macam aksi telah dilakukan untuk menyampaikan kritik atau aspirasi kepada pemerintah. Misalnya menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum karena pidatonya yang dituding menistakan agama pada 27 September 2016 di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Tak cukup sampai di situ, FPI menggelar demonstrasi yang dinamai Aksi Bela Islam pada 4 Oktober 2016. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), lembaga yang kala itu dipimpin Ma'ruf Amin, juga menghelat aksi serupa.

Aksi Bela Islam berlanjut hingga berkali-kali, yang paling masyhur pada 4 November 2016 atau Aksi 411 dan 2 Desember 2016 atau Aksi 212. Dari aksi ini terbentuk Persaudaraan Alumni (PA) 212, yang kemudian mengadakan Reuni 212 di lapangan Monumen Nasional (Monas) pada 2 Desember 2017.

Pada Pilpres 2019, Rizieq Shihab juga menyerukan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dengan menggaungkan jargon “2019 Ganti Presiden”. Dengan kekuatan dakwahnya, Rizieq mengajak seluruh jemaah yang hadir dalam Reuni 212 di Monas untuk mendukung pasangan nomor urut dua tersebut.

Baca Juga: Rizieq Shihab Diklaim Sudah Tes Usap, FPI: Hasilnya Negatif COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya