Soal Debat Bahasa Inggris, Sandiaga: Saya Rasa Gak Perlu

Menurut kalian gimana guys?

Jakarta, IDN Times - Usul penggunaan Bahasa Inggris dalam debat calon presiden dan wakil presiden yang maju ke Pilpres 2019 menjadi perdebatan. Meski diusulkan kader salah satu koalisi pendukungnya, bakal cawapres Sandiaga Uno justru menilai penggunaan bahasa asing dalam debat itu tidak perlu. 

Sebelumnya, usulan ini disampaikan Ketua DPP PAN Yandri Susanto yang menyampaikan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa mempertimbangkan Bahasa Inggris digunakan dalam debat capres-cawapres. 

1. Tidak semua orang mengerti Bahasa Inggris

Soal Debat Bahasa Inggris, Sandiaga: Saya Rasa Gak PerluANTARA FOTO/Kumparan/INASGOC/Aditia Noviansyah

Ditemui usai berolahraga, Sandiaga mengaku debat dengan menggunakan Bahasa Inggris dirasa sangat tidak perlu karena tidak memiliki esensi apapun di dalam suatu debat untuk memperebutkan hati jutaan masyarakat Indonesia.

“Ini pendapat pribadi saya.  Bahwa bahasa kita adalah Bahasa indonesia. Bahasa yang dimengerti 100 persen oleh orang Indonesia. Bahasa Inggris ya ada yang mengerti tapi kita kan ingin menjangkau seluruh rakyat Indonesia,” kata Sandiaga di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (14/9).

2. Sandiaga minta KPU tidak pakai istilah debat

Soal Debat Bahasa Inggris, Sandiaga: Saya Rasa Gak PerluIDN Times/Margith Damanik

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta kepada KPU agar mengganti istilah untuk menyampaikan visi misi dari masing-masing pasangan capres-cawapres tersebut diganti menjadi "urun rembuk," bukan debat.

“Saya pernah ikut pilkada, saya pernah ikut debat, karena menurut saya yang dikhawatirkan debat itu jadi tempat saling serang-menyerang. Saya menyarankannya urun rembuk aja karena keadaan bangsa kita sedang tidak baik,” ujarnya.

Baca Juga: Prabowo-Sandiaga Siap Debat Capres-Cawapres Pakai Bahasa Inggris

3. Sandiaga hormati Jokowi dan Ma’ruf Amin

Soal Debat Bahasa Inggris, Sandiaga: Saya Rasa Gak PerluIDN Times/Sukma Mardya Shakti

Lebih jauh mantan Ketua Kadin ini juga mengaku tidak ingin berdebat dengan para senior dan gurunya, oleh karena itu agar tidak menimbulkan kesan yang negatif dari adu visi misi tersebut, sebaiknya ia menyarankan untuk melakukan diskusi santai.

Selain itu, kata dia, saling debat juga memperlebar kesenjangan dan jarak antara satu kubu dengan kubu lain. "Di sebelah sana ada presiden yang kita hormati banget. Ada Pak Kyai, guru saya mana bisa kita ngedebat. Kita kan harusnya sumbang saran karena rakyat yang akan menyaksikan,” katanya. 

Baca Juga: PPP: Soal Debat Bahasa Inggris atau Salat Biar Rakyat yang Nilai

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya