Tiga Jurus Habibie Selamatkan Indonesia dari Krisis Moneter

Habibie meninggal di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta, IDN Times - Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik menjadi Presiden RI ke-3 Republik Indonesia menggantikan Soeharto pada 21 Mei 1998.

Saat itu Habibie dihadapkan pada posisi yang sulit. Karena Indonesia sedang diterpa krisis moneter (krismon) akibat ekonomi yang terus terpuruk paska jatuhnya rezim orde baru.

Indikator terpuruknya ekonomi Indonesia ditandai dengan melemahnya rupiah terhadap USD. Pada Januari 1998, nilai rupiah sempat anjlok hingga Rp14.800 per USD 1, dan paling parah pernah terjadi pada Juni 1998, hingga menyentuh angka Rp16.800 per USD 1.

Kondisi semakin rumit karena kerusuhan meletus dan penjarahan terjadi di mana-mana pada Mei 1998, membuat para pengusaha dilanda kebangkrutan dan enggan memulai bisnisnya kembali.

Bahkan, beberapa perusahaan dan perbankan besar juga harus gulung tingkar karena tidak bisa menghadapi situasi ekonomi Indonesia yang sangat sulit saat itu.

Lebih parah lagi, pasokan bahan pokok pun terjadi kelangkaan sehingga membuat harga komoditas saat itu melambung tinggi. Masyarakat kesulitan membeli sembako hingga terjadi kelaparan yang masif di negeri ini.

Menanggapi seluruh masalah tersebut, Habibie yang baru saja dilantik menjadi presiden langsung membuat manuver dengan membuat 3 kebijakan.

Pertama, anggaran pembangunan harus dilaksanakan secara efektif agar dapat mencapai target yang telah ditentukan.

Kedua, mencegah kebocoran dan pemborosan anggaran. Ketiga, penggunaan anggaran harus dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya secara penuh.

Kebijakan yang dibuat Habibie tersebut dijalankan dengan baik oleh menteri-menterinya di kabinet reformasi pembangunan. Alhasil, kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik dalam kurun waktu 17 bulan selama ia menjabat sebagai presiden.

Hal tersebut dapat dilihat dari membaiknya makroekonomi Indonesia serta nilai tukar rupiah terhadap USD yang semula di angka Rp 16.800 menguat menjadi Rp 6.500. Inflasi yang semula double digit pun bisa dibalikkan keadaannya di masa pemerintahan yang relatif singkat tersebut.

Selamat jalan Eyang Habibie, jasamu sangat besar untuk bangsa ini.

Baca Juga: BJ Habibie Wafat, Jusuf Kalla: Kita Kehilangan Putra Terbaik Bangsa

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya