Risma: 90 Persen Tambahan Kasus Corona dari Kalangan Menengah ke Atas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa saat ini penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 didominasi oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Sementara, masyarakat menengah ke bawah di daerah perkampungan penambahan kasusnya sudah tidak lagi signifikan.
1. Tambahan kasus COVID-19 di Surabaya 90 persen kalangan menengah ke atas
Risma mengatakan bahwa fenomena penurunan kasus di perkampungan ini sudah terjadi selama beberapa hari. Sementara penambahan terus terjadi di wilayah perumahan atau di kawasan masyarakat berekonomi menengah ke atas.
"Kenaikan kemarin rata-rata menengah ke atas. Mereka tidak ada lagi di kampung. 90 persen menengah ke atas. Yang di kampung sudah bisa ditekan," ujar Risma di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Selasa (30/6).
2. Tambahan kasus di perkampungan disebut menurun
Risma tidak menyebutkan kawasan perumahan menengah ke atas mana yang memiliki penambahan kasus COVID-19 secara signifikan. Namun ia menyebutkan 3 kecamatan berbasis perkampungan yang saat ini pertumbuhan kasusnya dapat ditekan.
"Bubutan itu banyak itu. Rungkut juga. Gunung anyar cuma naik satu. Turun drastis," ungkap Risma.
3. Penurunan tambahan kasus COVID-19 terjadi di tiga kecamatan berklaster
Tiga kecamatan yang disebut oleh Risma memang terkenal memiliki banyak kasus lantaran terdapat klaster COVID-19 besar seperti Pasar PPI dan Pabrik Rokok HM Sampoerna. Saat dicek berdasarkan data Dinkes Kota Surabaya, tiga kecamatan tersebut memang mengalami penurunan jumlah tambahan kasus hingga tidak bertambah sama sekali.
Misal pada Kecamatan Bubutan, pada Sabtu (27/6) terdapat 108 kasus aktif. Di hari berikutnya turun menjadi 104 hingga 100 kasus. Sementara di Kecamatan Rungkut pada tanggal yang sama memiliki 148 kasus. Lalu keesokannya turun menjadi 147 kemudian bertambah 3 kasus. Sedangkan di Kecamatan Gunung Anyar, tiga hari berturut-turut jumlah kasus aktifnya adalah 49, 47, dan 49 kasus.
"Karena yang kampung turun mungkin yang di perumahan jadi kelihatan banyak sekali. Karena kemarin kan datanya campur," sebut Risma.
Baca Juga: Risma Menangis Sambil Bersujud di Kaki Dokter, Ini Alasannya
4. Masih diselidiki pola penularannya
Risma menganggap bahwa penurunan di perkampungan terjadi karena adanya program Kampung Tangguh Wani Suroboyo. Namun hingga saat ini Risma dan pihaknya masih menelusuri mengapa penularan COVID-19 banyak terjadi di kalangan menengah ke atas.
"Ini yang masih kita pelajari kenapa bisa begini? Mereka tertularnya darimana. Mungkin ada yang ke luar megeri atau kemana. Karena kemarin ada satu orang dari luar negeri. Kita telusuri berkaitan dengan pekerjaannya atau apa," jelasnya.
Baca Juga: Risma Serahkan Bantuan APD ke FK Unair, untuk Nakes RSUA dan PPDS