Siswi TK Bawa 'Senjata' Saat Pawai 17-an, Ini Alasannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Publik dibuat heran dengan pawai peringatan HUT Kemerdekaan ke-73 RI oleh TK Kartika Kodim 0820 Probolinggo. Pasalnya, bukannya menggunakan pakaian adat seperti pada umumnya, siswi TK ini malah mengenakan jubah hitam lengkap dengan cadar dan juga menggenggam replika senjata laras panjang. Kontroversi ini berawal dari unggahan akun Ahmad Zainullah di Facebook pada Sabtu (18/8).
1. Tema awal adalah parade budaya
Ketika IDN Times menghubungi Kapolres Probolinggo kota, AKBP Alfian Nurrizal, ia mengaku telah memanggil ketua panitia pawai, kepala TK, Kepala Dinas Pendidikan Kota Probolinggo, dan Komandan Distrik Militer (Dandim). Setelah diklarifikasi, tema awal pawai adalah parade budaya. "Itu karena ketidaksengajaan. Tidak ada tujuan sama sekali adanya kostum seperti itu apalagi menyebarkan paham radikalisme," terangnya.
Baca Juga: Pawai 17-an: Siswi TK Pakai Cadar Hitam, Bawa Replika Senjata
2. Siswi bercadar untuk melindungi dari angin dan debu
Editor’s picks
Alfian memberi pengertian bahwa saat ini kota Probolinggo sedang diserang angin gending yang menyebabkan banyaknya debu dan virus influensa. Dikarenakan takut buah hatinya terkena debu dan virus, akhirnya para orangtua berinisiatif untuk memberikan kostum bercadar. "Temanya itu 'Bersama berjuang Rasulullah meningkatkan keimanan'. Cuma mungkin para orang tua pemahamannya berbeda. Tapi tidak ada tujuan seperti itu (menyebarkan paham radikalisme) sama sekali," ujarnya.
3. Replika senjata inventaris sekolah
Ia menambahkan bahwa replika senjata disediakan oleh pihak sekolah. Menurut keterangan pihak sekolah, replika senjata ralas panjang tersebut sudah dimiliki sejak lama dan digunakan kembali sehingga dapat menghemat biaya. "Jadi itu ya cuma untuk tambahan saja. Memang punya sekolah sisa dulu jadi digunakan kembali untuk menghemat biaya," tuturnya.
Baca Juga: Pawai Anak TK "Bersenjata", KPAI: Jangan Buat Lucu-lucuan