Berhasilkah Jokowi Dekati Millennial di Jawa Barat?

Potensi suara milenial di Jabar belum terserap maksimal

Bandung, IDN Times – Menurut data Badan Pusat Statisktik pada 2017, sekitar 32 persen penduduk Jawa Barat masuk ke dalam kategori milenial. Kategori usia milenial ialah mereka yang pada 2019 berusia 23-38 tahun atau sederhananya, mereka yang lahir pada tahun 1981-1996.
 
Hal tersebut tentu menggiurkan berbagai partai politik di Jawa Barat untuk mengeruk suara dengan pendekatan milenial. Namun, menurut pandangan pakar politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, suara milenial di Jawa Barat belum terserap dengan baik.
 
Sebaliknya, banyak milenial cenderung golput alias abstain, karena acuh terhadap politik.

Bagaimana partai politik mengakalinya?

1. Kota Bandung didominasi usia milenial

Berhasilkah Jokowi Dekati Millennial di Jawa Barat?Gapura Digital

Menurut Firman, Kota Bandung merupakan daerah sasaran partai politik untuk mengeruk suara milenial. Selain karena banyaknya jumlah penduduk milenial, Bandung pun dianggap sebagai barometer kegiatan kepemudaan di Jawa Barat.
 
Menurut data BPS 2017, di Kota Kembang terdapat sekitar 2.497.923 penduduk berusia milenial (Usia 20-39 tahun). Di antara kategori milenial, rasio usia 28-32 tahun mendominasi dengan jumlah 228.917 penduduk.
 
Di sisi lain, terdapat 258.830 penduduk berusia 23-27 tahun, dan 211.648 penduduk berusia 33-37 tahun.

2. Tantangan partai politik di Jawa Barat

Berhasilkah Jokowi Dekati Millennial di Jawa Barat?Majalah Gempur

Soal potensi suara milenial, menurut Firman, merupakan tantangan yang harus diterima oleh tiap partai politik. Pasalnya, tingkat partisipasi millennials dalam berpolitik jauh lebih rendah dibanding kategori usia lainnya.
 
Tantangan kedua, lanjutnya, ialah bagaimana menarik perhatian penduduk milenial.

“Biasanya, tentu bagaimana cara membuat isu yang menarik perhatian millennials. Misalnya, calon presiden mesti konsentrasi dalam menuntaskan persoalan sempitnya lapangan pekerjaan, dan berwirausaha,” kata Firman.
 
Soal lapangan pekerjaan dan peluang usaha merupakan sebagian isu yang menarik perhatian penduduk milenial.

“Milenial itu sedikit unik. Banyak dari mereka tidak berharap kerja di perusahaan besar, melainkan membangun sendiri start up,” tuturnya.
 
Tantangan terakhir ialah sejauh mana partai politik mampu memanfaatkan media sosial sebagai medium komunikasi dengan para milenials. Pasalnya, milenial cenderung lebih aktif di dunia maya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Curiga Tabloid Indonesia Barokah Jebakan Tim Lawan

3. Gaya Jokowi bermotor dinilai sebagai cara jitu mendekati milenial

Berhasilkah Jokowi Dekati Millennial di Jawa Barat?liputan6.com

Setelah mengikuti perkembangan kampanye pasangan Joko “Jokowi” Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Firman memiliki sebuah kesimpulan.

Ia mengatakan, Jokowi-Ma'ruf lebih berpeluang mendapatkan suara milenials di Jawa Barat ketimbang pasangan lawannya.
 
Hal tersebut tak lepas dari cara Jokowi untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Misalnya, kata Firman, tatkala Jokowi mengenakan motor gede ke berbagai daerah, juga caranya berpakaian.

“Secara emosional, motor dan cara berpakaian merupakan simbol-simbol pendekatan pada milenials,” ujarnya.
 
Tak hanya itu, Jokowi lebih diunggulkan karena merupakan calon presiden petahana. “Jokowi sudah memberikan program-program kebijakan terkait dengan kaum milenials. Kebijakan soal start up, soal bisnis untuk para milenials, secara bertahap dilahirkan pemerintahan Jokowi,” kata Firman.

4. Dibanding Prabowo, Sandiaga lebih mampu dekati milenial

Berhasilkah Jokowi Dekati Millennial di Jawa Barat?IDN Times/Aan Pranata

Sementara itu, ia menilai Prabowo tidak memiliki banyak kegiatan yang mampu menarik perhatian milenials di Bandung. Sebaliknya, Sandiaga justru dipandang lebih mampu mendekati penduduk usia milenials.
 
“Jadi kalau head to head Jokowi versus Prabowo, saya rasa Jokowi akan menang di mata millennials,” tutur dia.

5. Caleg artis PDIP adalah daya tarik milenial

Berhasilkah Jokowi Dekati Millennial di Jawa Barat?Instagram/KiranaLarasati

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Barat, Abdy Yuhana, mengakui bahwa partainya cukup fokus mengeruk suara milenial di Jawa Barat. Namun, berbeda dengan Firman, ia mengatakan milenial Jabar menyukai PDIP karena berbagai pendekatan yang telah dilakukan partai berlogo banteng itu.
 
“Kami punya banyak program partai yang berkaitan dengan milenials. Misalnya, kami adakan beberapa kali pelatihan public speaking, dan try out untuk masuk perguruan tinggi. Dengan cara demikian, penduduk milenials dapat memahami dan mendukung visi misi PDIP,” ujar Abdy.
 
Selain itu, kata dia, dipilihnya sejumlah pesohor untuk menjadi calon legislatif di PDIP merupakan cara lain untuk menggaet suara millennials.

“Artis adalah orang-orang dengan komunikasi yang baik, mangkanya mereka bisa mendekati milenial,” katanya.
 
“Tapi, caleg PDIP bukan sembarang artis, karena mereka lebih dulu digodok agar dapat menjadi kader yang baik,” kata Abdy.

Pada para kadernya, salah satu poin yang digodok PDIP ialah cara mereka mengelola konflik, dan pemahaman ideologi Pancasila.

Baca Juga: Tisna Sanjaya Paparkan Alasan Seniman Bandung Condong ke Jokowi 

Topik:

  • Anata Siregar
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya