[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor Tua

Dua akta saling menggugat kepemilikian Bikers Brotherhood

Bandung, IDN Times – Dari meja ke meja di tempat kumpul Bikers Brotherhood 1% MC (BB1%MC) di Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, Aditya Bagja, basis band rock kesohor The Sigit itu, berkeliling membagikan air mineral kemasan gelas. Di atas panggung, Aditya boleh berdiri sebagai rockstar. Tapi, di BB1%MC ia adalah seorang prospect. Aktif dalam setiap kegiatan BB1%MC adalah hal yang harus dilakukan seorang prospect.

Prospect merupakan level pertama bagi seorang calon anggota klub motor klasik tersebut. Setelah melewati jenjang prospect, dalam kultur mereka, calon anggota akan diangkat menjadi "Virgin Members". Setelah itu, barulah mereka dapat diangkat menjadi "Life Members".  Tahapan yang jelimet untuk menjadi seorang Life Members BB1%MC ini terus dipertahankan, meski mereka tengah diterpa masalah besar.

Semakin tinggi pohon, semakin besar angin yang menerjang. Pepatah paling pas untuk Bikers Brotherhood, klub motor tua di Indonesia, yang saat ini tengah diperebutkan dua pihak di meja hijau perdata Pengadilan Negeri Bandung. Uniknya mereka yang bertikai dan saling merasa memiliki Bikers Brotherhood tak lain ialah kelompok pengurus (Mother Chapter) yang mengatasnamakan BB1%MC dan kelompok sebagian pendirinya yang mengatasnamakan Bikers Brotherhood MC (BBMC).

Bikers Brotherhood merupakan perkumpulan pecinta motor klasik yang didirikan di Bandung pada 13 Juni 1988. Nama Bikers Brotherhood sudah dikenal di mancanegara sebagai klub motor asal Indonesia. Bahkan, Bikers Brotherhood kerap kali menjadi satu-satunya klub motor Asia Tenggara yang diundang dalam event internasional.

Mereka hidup dan berpedoman pada lima azas hukum adat yang dianut sejak awal berdiri. Kelima azas itu adalah Brotherhood, Loyal, Respect, Honor, dan Pride. Jika dijabarkan, kelima azas dipakai sebagai landasan dengan tujuan yang sama: persaudaraan antar anggota.

Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART) Bikers Brotherhood yang dinamakan Black Book oleh BB1%MC, ada sejumlah syarat bagi seseorang yang ingin menjadi bagian kelompok tersebut. Syarat utama, tentu memiliki kuda besi pabrikan Amerika Serikat, Eropa, atau Jepang (Di atas 400 cc) dengan tahun pembuatan di bawah 1990.

Namun, motor tua hanyalah sebuah media dari inti dari komunitas tersebut. Yang lebih penting dari itu ialah persaudaraan sesama anggota alias Brotherhood. Dengan anggota sekitar 1.500-1.600 kepala yang tersebar di seluruh Indonesia, kasus dualisme Bikers Brotherhood tak boleh abai dari pandangan kita.

1. Warisan Budi Dalton

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Debbie Sutrisno

Budi “Dalton” Setiawan menjadi El Presidente (Sebutan bagi pimpinan tertinggi) sejak 2008. Meski pelantikan itu terjadi hampir sebelas tahun lalu, Budi masih ingat betul siapa saja pendiri Bikers Brotherhood yang hadir pada saat itu.

“Saya ingat, di atas panggung ada tiga pendiri. Sementara di bawah (panggung) ada dua pendiri yang juga menyaksikan peristiwa pengangkatan saya,” kata Budi, ketika ditemui IDN Times, Selasa (25/6), di markas mereka di Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung.

Singkat cerita, Bikers Brotherood didirikan oleh 33 pecinta motor klasik di Kota Bandung pada 1988. Benny “Beben” Gumilar adalah salah satu sosok yang memprakarsai BBMC. Dulunya, pada 1984, ia tergabung dengan Harley Club Bandung (HCB). Tapi, di klub motor para pecinta motor Harley Davidson itu, Beben tak menemukan kepuasan.

Sementara itu, di rumah Beben kerap ramai oleh para pemuda yang menyukai motor tua. Di sana, ia mengaku lebih mendapatkan suasana persaudaraan. Maka, pada 1988, mereka memutuskan untuk mendirikan Bikers Brotherhood (tanpa embel-embel MC yang merupakan akronim dari Motorcycle Club).

Meski demikian, deklarasi tersebut hanya bersifat internal. Mereka baru mengorbitkan nama klub motor tersebut pada 1990, dalam beberapa kegiatan motor.

2. Tudingan komersialisasi

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Galih Persiana

Seiring berjalan waktu, sebelum Budi "Dalton" dilantik pada 2008, sebenarnya sebagian besar dari para pendiri sudah tak aktif lagi main motor kolot. “Sebelum saya dilantik, para pengurus membagikan undangan dari rumah ke rumah para pendiri. Maka itu mereka bisa datang ke pelantikan saya. Selain diundang, para pendiri yang lama vakum itu diberi colors (atribut Bikers Brotherhood) tanpa mereka tahu apa arti dari colors itu,” ujarnya.

Beberapa pendiri, lanjut Budi, kaget dengan kondisi Bikers Brotherhood tahun 2008. Mereka tak membayangkan bahwa klub yang didirikan dengan sederhana itu, telah berubah menjadi klub raksasa. “Saya rasa ada gelagat di sana. Ada (pendiri) yang memandang bahwa Bikers Brotherhood bisa dikomersialisasikan,” tutur Budi.

Selama menjadi pucuk pimpinan Bikers Brotherhood sejak 2008, Budi memiliki buah program kerja yang diwariskan pada Mother Chapter selanjutnya. Salah satunya ketika Budi mendirikan yayasan Bikers Brotherhood untuk memisahkan kepentingan bisnis dan organisasi.

“Agar jangan sampai kepentingan bisnis berbenturan dengan kegiatan organisasi. Itu kemungkinannya, ya,” ujar dia.

Berdirinya yayasan secara otomatis memagari ruang gerak pihak internal yang ingin berbisnis di Bikers Brotherhood. Budi menduga ada pendiri yang tak suka dengan kondisi tersebut. Maka, berlandaskan dugaan itu, ia mengatakan bahwa sebagian para pendiri ingin mengudeta pengurus.

Tapi, masalahnya, mengudeta Budi soal mudah. Sebabnya, selain berstatus sebagai seorang El Presidente, Budi juga merupakan salah satu dari 33 pendiri Bikers Brotherhood. “Jadi orang-orang yang ingin memberontak itu tidak mungkin mengudeta saya. Mana mungkin mereka menamakan kelompoknya sebagai jajaran pendiri, kemudian mengudeta saya yang juga bagian dari pendiri,” tuturnya.

Mangkanya, kudeta hanya mungkin dilakukan pascakepemimpinan Budi, yakni ketika Pegi Diar menjadi El Presidente.

3. Titik dualisme versi BB1%MC

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Galih Persiana

Gedung Padepokan Seni Mayang Sunda, Jalan Peta, Kota Bandung, pada 18 Desember 2016, menjadi saksi bisu berlanjutnya tongkat kepemimpinan Bikers Brotherhood. Budi sebagai El Presidente masa bakti 2012-2016 resmi digantikan Pegi Diar dengan masa bakti 2016-2020.

Pegi berhasil mengalahkan dua kandidat El Presidente lainnya. Seluruh proses pelantikan yang disebut Musyawarah Adat itu mendapat pengawasan langsung dari Steering Comitte yang dimpimpin salah satu pendiri Bikers Brotherhood, Benny Gumilar.

Salah satu terobosan yang Pegi hasilkan selama menjadi El Presidente adalah merealisasikan legalitas Bikers Brotherhood agar tercatat sebagai perkumpulan sah di mata hukum lewat Akta Pendirian Perkumpulan Bikers Brotherhood One Percent MC Indonesia (BB1%MC). Akta tersebut resmi BB1%MC pegang pada 30 April 2018, meski telah menjadi wacana sejak 2014.

“Maka itu ketika dilantik sebagai El Presidente, El Pegi mendapat amanah untuk mendaftarkan legalitas Bikers Brotherhood ke Kementerian Hukum dan HAM,” kata Divisi Legal BB1%MC, Fredy Larocka, kepada IDN Times di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, pada Selasa (26/3).

Namun, terhitung setelah Pegi Diar terpilih menggantikan Budi Dalton sebagai El Presidente Bikers Brotherhood pada 2016, komunitas kuda besi tua itu mulai diselimuti sejumlah masalah. Mulai dari insiden pemukulan anggota kepada salah satu pendiri pada 30 September-1 Oktober 2017, hingga pembekuan pengurus oleh para pendiri (Termasuk Beben, pendiri yang juga melantik Pegi).

Pelaku pemukulan anggota kepada salah satu pendiri diklaim telah menerima sanksi dari BB1%MC. “Sanksinya pemarkiran colors berupa patch atribut Bikers Brotherhood selama tiga bulan,” kata Pegi Diar.

Namun, kasus kudeta yang melibatkan para pendiri Bikers Brotherhood dan pengurusnya saat ini belum tuntas. Bikers Brotherhood pun mulai terpecah menjadi dua kelompok, yakni BB1%MC, kelompok pengurus di bawah Pegi Diar; dan BBMC, kelompok sebagian para pendiri. Konflik tersebut kini telah dibawa ke meja hukum perdata Pengadilan Negeri Bandung.

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Muhammad Rahmat Arief

4. Ketika El Presidente meradang

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Yogi Pasha

Grup WhatsApp Mother Chapter tiba-tiba ramai pada 7 Maret 2018 malam. Bagaimana tidak, salah seorang anggota grup membagikan berkas berformat PDF (PortableDocument Format) tentang pembekuan Bikers Brotherhood. “Kami kebingungan karena ketika itu para pendiri meneyebarkan surat tersebut tanpa landasan hukum,” kata Fredy.

Keesokan harinya Mother Chapter yang diketuai El Presidente Pegi Diar mengklaim langsung membuat pertemuan. Hingga pekan-pekan setelah itu, pengurus pusat pun kerap membuat rapat dengan mengundang para pendiri Bikers Brotherhood.

“Namun hingga tanggal 26 Maret 2018, mediasi tidak membuahkan hasil. Pada tanggal itu para pendiri baru membuka akta bahwa mereka telah mendaftarkan legalitas BBMC tanpa sepengetahuan Mother Chapter dan El Presidente,” ujarnya.

Pegi Diar tentu kaget melihat akta tersebut. Ia baru mengetahui bahwa ada akta lain selain milik Mother Chapter, yang mendasari legalitas Bikers Brotherhood. Ia merasa dicurangi pihak internal, yakni sebagian besar pendiri, yang diam-diam membuat akta legalitas Bikers Brotherhood.

Pegi benar-benar baru tahu, bahwa pada 13 Oktober 2015 (era El Presidente Budi Dalton), tiga tahun sebelum BB1%MC memiliki legalitas, sejumlah pendiri diam-diam mengubah akta yayasan Bikers Brotherhood menjadi akta badan hukum perkumpulan. Perubahan status akta dilakukan sekaligus dengan pendaftaran nama BBMC, serta pendaftaran logo baru (Logo tanpa simbol 1 persen).

Di titik itu kepemilikan ganda dari Bikers Brotherhood terkuak. Di titik itu pula, pertikaian antara BB1%MC versus BBMC dimulai.

5. BB1%MC menggugat BBMC

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Galih Persiana

Pertikaian pertama yang mencuat ke permukaan terjadi ketika BBMC memolisikan Pegi pada 4 Juli 2018 ke Polrestabes Bandung. Pelaporan menyebut bahwa Pegi telah menggelapkan logo Bikers Brotherhood dengan membubuhkan simbol 1% di kanan dan kiri logo tengkorak, simbol kebesaran mereka.

Itu tentu bikin dahi Pegi mengernyit. Toh, kata Pegi, pemakaian simbol 1% di samping logo tengkorak yang diresmikan pada 2002 diketahui dengan terang oleh para pendiri yang kini memolisikannya. “Para pendiri itu sendiri yang melegalkan logo 1%. Maka itu, selama ini Black Book mengatur jika 1% dan logo tengkorak adalah sebuah kesatuan. Tidak bisa dipisahkan,” ujar Pegi.

Kasus sengketa logo itu kini masih dipersidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sementara itu, di sisi lain, BB1%MC kembali menggugat akta legalitas BBMC yang diterbitkan pada 2015 ke Pengadilan Negeri Bandung. Bagi BB1%MC, akta itu telah melanggar aturan-aturan adat yang termaktub dalam Black Book yang juga terbit sejak 2012.

Ada beberapa hal dalam akta perkumpulan BBMC yang dinilai melanggar Black Book, misalnya memastikan bahwa jumlah keanggotaan Bikers Brotherhood hanya 33 orang. Angka tersebut adalah jumlah total para pendiri.

“Kami menilai lewat akta tersebut BBMC telah mengadopsi Black Book dan mengubah beberapa aturan yang akhirnya merugikan seluruh anggota. Setelah akta tersebut disebar, muncul keputusan baru dari para pendiri yaitu adanya pendataan ulang anggota hingga batas waktu 31 Desember 2018,” katanya. Artinya, kata Fredy, secara tidak langsung BBMC telah membubarkan Bikers Brotherhood dan kembali menerima pendaftaran ulang.

Hanya para anggota yang mau tunduk terhadap ADART alias Black Book versi BBMC saja yang akan kembali diterima sebagai anggota. Fakta tersebut menjadi tabrakan, karena dalam sejarahnya, Black Book yang dianut BB1%MC dan diresmikan secara tertulis pada 2012 juga dibikin atas persetujuan para pendiri.

Singkatnya, BB1%MC menilai bahwa para pendiri telah sewenang-wenang terhadap jalannya roda organisasi Bikers Brotherhood. Bahkan, saat ini, BBMC telah mengangkat El Presidente sendiri, yakni Johnny “Be Good” Zakaria.

6. BBMC tampik semua tudingan

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Galih Persiana

Proses gugatan BB1%MC terhadap akta perkumpulan BBMC masih berlangsung hingga saat ini. Perjalanan sidang masih berkutat dalam agenda pemeriksaan saksi, yang selanjutnya akan digelar pada 9 Juli 2019.

Namun, kepada IDN Times, salah satu pendiri yang juga Ketua Dewan Adat BBMC, Heru Lukita, mengatakan jika semua informasi yang disampaikan pihak BB1%MC adalah sebuah kesalahan besar. Ia mengatakan, berbagai informasi tersebut diputarbalikkan oleh BB1%MC untuk menimbulkan citra baik di masyarakat.

Misalnya soal tudingan komersialisasi, kata Heru, BBMC sama sekali tidak memiliki motivasi untuk menghasilkan laba dari klub motor raksasanya. BBMC hanya bersikap sebagaimana mestinya untuk menyelamatkan klub motornya dari kepemimpinan Pegi Diar yang dinilai tak mumpuni.

“Saudara Pegi Diar waktu itu telah membangkang pada hasil musyawarah antara Dewan Adat dan pengurus,” kata Heru, kepada IDN Times di Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Sabtu (30/6).

BBMC, kata dia, tidak pernah menolak siapa pun sosok yang memimpin Bikers Brotherhood, selama ditempuh dengan cara musyawarah (voting). Begitu pula bagi Pegi Diar. Namun, mereka menilai, permasalahan muncul ketika Pegi Diar abai dalam memberi hukuman pada salah satu anggotanya yang melakukan pemukulan terhadap pendiri pada Oktober 2017 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung.

“Ketika masalah itu muncul, kami (para pendiri) berulangkali meminta Pegi Diar menghukumnya sesuai dengan ADART (BBMC tidak menyebut ADART dengan sebutan Black Book). Tapi Pegi cenderung menghindar, dan tidak kunjung memberi kejelasan terkait kasus itu,” ujar Heru.

Pendiri Bikers Brotherhood lainnya, Ondre Hermanus, menambahkan jika para pendiri bolak-balik mencari Pegi Diar sebagai El Presidente untuk meminta pertanggungjawaban terkait insiden tersebut. “Dewan adat juga sudah berkali-kali kirim surat, untuk menagih sanksi apa yang diberikan,” tutur dia.

Namun, kata Ondre, hingga dewan adat memutuskan untuk membekukan kepengurusan karena dinilai abai dalam menjalankan aturan sanksi, Pegi Diar tidak memberi hukuman yang jelas.

“Artinya di sini ada penyalahgunaan wewenang daripada el berupa pembangkangan,” katanya.

Sikap Pegi membuat Dewan Adat meradang. Pegi dianggap tidak menghargai ADART yang telah mengatur berbagai jenis hukuman terhadap berbagai jenis pelanggaran. Dari titik itu, merujuk versi BBMC, pendiri membekukan kepengurusan El Presidente Pegi Diar. Perselisihan semakin menjadi-jadi ketika mereka mengangkan El Presidente baru atas nama Johnny “Be Good” Zakaria.

7. Semestinya BBMC yang menggugat

[Semrawut Bikers Brotherhood I] Duduk Perkara Dualisme Klub Motor TuaIDN Times/Galih Persiana

Tak hanya itu, Heru juga mengatakan bahwa tidak ada pengubahan akta yayasan menjadi akta perkumpulan, seperti yang ditudingkan Budi Dalton, satu dari dua pendiri yang berada di BB1%MC. Sejak awal, pendirian akta tersebut memang berstatus perkumpulan, ujar Heru.

“Itu jelas banget. Akta itu dibacakan dulu, barangkali ada revisi. Lalu semua pendiri tanda tangan, bahkan cap jempol juga ada. Jadi rasanya sangat aneh kalau dua orang ini (pendiri yang berada di kubu BB1%MC) mengatakan bahwa mereka menandatangani akta yayasan, bukan perkumpulan. Intinya kami tidak diam-diam mengubah akta,” ujar Heru.

Dalam perkara itu, baik BB1%MC mau pun BBMC memiliki dua akta yang berbeda. Jika BB1%MC memiliki Akta Pendirian Perkumpulan Bikers Brotherhood One Percent MC Indonesia (BB1%MC) yang diterbitkan pada 30 April 2018, BBMC memiliki akta atas nama Bikers Brotherhood Motorcycle Club yang diterbitkan pada 13 Oktober 2015.

“Maka kami merasa gugatan ke pengadilan ini tidak sesuai, karena 1% mencoba mengganggu dapur orang (BBMC). Tapi kami menghargai proses hukum dengan mengikuti persidangan sebaik mungkin. Kalau pun mau, ya, kami yang menuntut mengapa pihak sana mengambil logo tengkorak kami dan menambahan simbol 1% dalam logo mereka,” tuturnya.

Topik:

  • Yogi Pasha
  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya