Dirjen Kemenhub Mundur dari Jabatannya: Heroik atau Putus Asa?

Alasannya karena gagal mengatasi kemacetan

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono, pada tanggal 26 Desember, dengan resmi mengundurkan diri dari jabatannya karena merasa gagal dalam mengurai kemacetan yang terjadi pada musim liburan ini.

Dirjen Kemenhub Mundur dari Jabatannya: Heroik atau Putus Asa?Sumber Gambar: jakartabagus.rmol.co

Sejak saat itu, internet jadi ramai karena kelakuannya. Banyak orang yang menilainya sebagai orang yang gampang menyerah, tapi banyak juga yang mengakui kebijaksanaannya. Dalam menjadi seorang pemimpin, tidak hanya diperlukan daya juang yang tinggi, tapi juga diperlukan kerendahan hati dan tanggung jawab untuk mengerti kapan dirinya dibutuhkan dan tidak. Seorang pemimpin yang baik memiliki hikmat dan mengerti batas kemampuannya, sehingga rela membiarkan orang lain yang lebih sanggup untuk menggantikan-nya. 

Di Indonesia, tidak banyak kasus yang seperti ini. Sudah sering kita temui para pejabat dan petinggi yang ketahuan korupsi atau gagal dalam pekerjaan-nya, namun masih saja mengelak dan tidak bertanggung jawab. Mungkin kita bisa belajar sesuatu dari Djoko Sasono. Walaupun menyerah, mungkin ini adalah tindakan paling berani yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin.

Dirjen Kemenhub Mundur dari Jabatannya: Heroik atau Putus Asa?Sumber Gambar: blogdetik.com

Dalam film Spiderman kita diberitahu, "orang yang mempunyai kekuatan hebat, juga memiliki tanggung jawab yang hebat". Sebagai seorang Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono memiliki tanggung jawab yang besar. Namun hal yang paling hebat adalah ini: ketika ia telah gagal dalam melaksanakan tugasnya, ia tidak menyalahkan hal lain atau mengeles - seperti yang sering dilakukan orang lain, namun ia berani mengakui kegagalannya dan mengambil tanggung jawab atas kegagalan itu. Tindakan yang ia ambil adalah tindakan yang heroik dan bukannya putus asa, karena tidak semua orang cukup berani dalam mengakui kegagalan mereka dan rela membiarkan orang lain yang lebih layak untuk mengambil posisi itu. 

Mungkin ada yang bilang kalau ia mundur begitu saja, dan artinya ia memilih jalan keluar yang mudah. Tapi sebenarnya, jalan yang Djoko pilih adalah jalan yang sulit. Walaupun tahu bahwa ia tak sanggup, ia bisa saja tetap berdiam diri sambil menikmati jabatan tingginya itu. Tapi Djoko benar-benar ingin pekerjaan itu bisa dilaksanakan dengan seseorang yang lebih mampu, ia benar-benar ingin hasil yang lebih baik bagi negaranya. Karena itu ia mengambil jalan yang sulit, yaitu merelakan jabatan dan kekuasaan yang tinggi, demi kebaikan bersama.

Dirjen Kemenhub Mundur dari Jabatannya: Heroik atau Putus Asa?Sumber Gambar: metrotvnews.com

Djoko Sasono memilih melakukan pengunduran dirinya secara langsung di depan media, dan bukan secara diam-diam dengan atasan-nya saja. Ia tahu dengan melakukan hal ini, ia tidak bisa di bujuk dan semua orang bisa tahu, bahwa ada cara lain bagi seorang pemimpin untuk bertanggung jawab atas kegagalan mereka. Dan wajib hukumnya bagi seorang pemimpin yang baik untuk bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.

Dirjen Kemenhub Mundur dari Jabatannya: Heroik atau Putus Asa?Sumber Gambar: www.ehijrah.com

"Saya harus bertanggung jawab karena banyak spekulasi, dan saya harus menyatakan bahwa ini kesalahan Dirjen Perhubungan Darat, (Ini) tanggung jawab saya sebagai Dirjen Perhubungan Darat yang gagal," ujar Djoko Sasono. 

Berani mengaku salah adalah sebuah tindakan yang berani. Semoga banyak pejabat lain akan meniru tindakan (Mantan) Dirjen Kemenhub ini, yang mengerti batas kemampuan-nya, dan bukan hanya memanfaatkan jabatan dan kekuasaan saja. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya