24 Pegawai KPK yang Gagal Tes Wawasan Kebangsaan Bakal Dibina Kemenhan

"Kami akan bekerja sama dengan Kemenhan untuk pembinaan."

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan ada 24 dari 75 pegawai tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) yang masih dapat dibina. Rencananya pembinaan tersebut akan melibatkan Kementerian Pertahanan.

"Jadi ada proses pembinaan, dan kami akan bekerja sama dengan Kemenhan untuk lakukan pembinaan wawasan kebangsaan," ujar Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.

Baca Juga: Petinggi KPK yang Dipecat Ancam Perang dan Somasi Kepala BKN, Ada Apa?

1. TWK bukan jadi acuan tunggal pemecatan pegawai

24 Pegawai KPK yang Gagal Tes Wawasan Kebangsaan Bakal Dibina KemenhanWakil Ketua KPK Nurul Ghufron. (IDN Times/Aryodamar)

Sementara itu, 51 pegawai KPK yang tak lolos TWK mendapat rapor merah dan bakal diberhentikan. Namun, Ghufron menegaskan TWK bukan menjadi dasar tunggal pemecatan mereka.

"Kami tidak menjadi serta-merta kemudian TWK itu hasilnya kemudian dijadikan dasar satu-satunya," katanya.

2. KPK libatkan sejumlah pihak untuk pemecatan

24 Pegawai KPK yang Gagal Tes Wawasan Kebangsaan Bakal Dibina KemenhanWakil Ketua KPK, Nurul Ghufron (Dok. Humas KPK)

TWK bukan acuan untuk pengangkatan dan peralihan pegawai menjadi aparatur sipil negara (ASN). Ghufron mengatakan KPK bersama dengan beberapa stakeholder terkait mempertimbangkan beberapa indikator untuk melakukan pemecatan dan pengangkatan pegawai.

"Pada tanggal 25 Mei kemarin, bersama Kemenkumham, Kemenpan RB, BKN, KASN, LAN, kami kemudian mereview ulang, apa sih sebenarnya indikator-indikator yang menjadi dasar pegawai KPK jadi tidak memenuhi syarat," kata Ghufron.

Baca Juga: KPK Rahasiakan 75 Nama yang Gagal Lolos TWK, Kok Gitu?

3. KPK tegaskan tak lihat nama pegawai saat susun indikator

24 Pegawai KPK yang Gagal Tes Wawasan Kebangsaan Bakal Dibina Kemenhan(Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron) ANTARA FOTO/Aditya Putra Pradana

Sayangnya, ia tak merinci indikator yang dimaksud. Namun, ia memastikan proses penilaian dilakukan tanpa melihat nama pegawai.

"Kami tidak pernah melihat nama, tapi indikatornya yang kami lihat bersama untuk kami kemudian, supaya bisa kemudian, supaya tidak jadi 75," tutur Ghufron.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya