6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!

Jangan ngaku pernah ke Jakarta kalau belum pernah ke sini

Jakarta, IDN Times - Sebagai ibu kota, Jakarta punya segudang tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan. Sejumlah tempat wisata di Jakarta bahkan menjadi saksi sejarah di masa lampau.

Berikut ini adalah tujuh daftar tempat wisata bersejarah di Jakarta yang wajib kamu datangi.

Baca Juga: 10 Wisata Tahun Baru Jakarta yang Akan Ramai

1. Monumen Nasional (Monas)

6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!Monas sisi selatan usai direvitalisasi Pemprov DKI Jakarta (IDN Times/Aryodamar)

Mengutip Jakarta.go.id, Monumen Nasional (Monas) yang terletak di Jakarta Pusat merupakan tugu yang dibangun 17 Agustus 1961 hingga 12 Juli 1975. Presiden Soekarno selaku ketua juri sayembara desain Monas menunjuk arsitek Soedarsono dan F Silaban untuk membuat rencana gagasan Tugu Monas.

Pembangunan Monas terletak di tengah lapangan Merdeka, yang di salah satu bagiannya terdapat lapangan Ikada. Lapangan Ikada pernah dipakai Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sebagai tempat rapat raksasa untuk menghimpun kekuatan rakyar mengusir penjajah

Di kawasan Monas terdapat sejumlah tempat yang bisa dikunjungi. Untuk masuk ke pelataran puncak, ruang museum, dan ruang kemerdekaan kamu hanya perlu membayar Rp5 ribu untuk dewasa, Rp3 ribu untuk mahasiswa, dan Rp2 ribu untuk anak atau pelajar. Sedangkan untuk ke puncak Monas harganya Rp15 ribu untuk dewasa, Rp8 ribu untuk mahasiswa, dan Rp4 ribu untuk anak atau pelajar.

Monas buka setiap hari Selasa-Minggu. Sebab, pada hari Senin ditutup untuk dilakukan pemeliharaan.

Baca Juga: 10 Pahlawan yang Wafat saat Usia Muda, Ada yang Masih 17 Tahun

2. Monumen Pembebasan Irian Jaya

6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Selain Monas, Presiden Sukarno juga mencetuskan pembangunan Monumen Pembebasan Irian Jaya di Jakarta Pusat. Monumen ini dibangun untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Setelah lepas bebas dari penjajahan Belanda, karena wilayah Irian Barat dipertahankan Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (1949) dan Belanda mengulur- ulur waktu sampai Bung karno membentuk Komando Trikora. Kata Irian singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland. Patung tersebut secara resmi diperingati pada tanggal 17 Agustus 1963, pada hari kemerdekaan ke-18 negara tersebut dan setahun setelah mulai dibangun.

Revitalisasi monumen ini terakhir dilakukan pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Revitalisasi ini menambah kolam air mancur, pedestrian, dan jogging track yang diarsiteki Yopi Anwar. Pada 2018, Gubernur Anies Baswedan meresmikan hasil revitalisasi tersebut.

3. Tugu Proklamasi

6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!IDN Times/Lia Hutasoit

Tugu Proklamasi terletak di kompleks Taman Proklamasi yang terletak di tanah bekas kediaman Presiden Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 yang kini telah berubah nama menjadi Jl. Proklamasi 56. Mengutip Jakarta.go.id, tugu ini diprakarsai oleh Kaum Wanita Republiken (PPI) dan Wanita Indonesia (WANI). Kedua kelompok itu ingin mendirikan sebuah monumen peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Mengutip Jakarta.go.id, Pada tahun 1960 tugu tersebut sempat dibongkar dan dibangun lagi oleh Gubernur Ali Sadikin pada 17 Juli 1972.

Baca Juga: PHRI Ungkap Dampak KUHP ke Pariwisata: Itu Merusak! 

4. Monumen Pancasila Sakti

6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!instagram.com/jarijemari42

Monumen Pancasila Sakti merupakan tempat yang dibangun untuk mengenang peristiwa Gerakan 30 September. Monumen ini letaknya berada di Jakarta Timur.

Pada peristiwa 30 September, terdapat tujuh pahlawan revolusi yang gugur setelah diculik dan dibunuh. Tujuh pahlawan tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal S. Parman, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo, Jenderal MT Haryono, Jenderal Panjaitan, dan Kapten P. Tendean. Sosok mereka diabadikan dalam bentuk patung yang terletak di Monumen Pancasila Sakti.

Di dalamnya terdapat sejumlah diorama peristiwa terkait gerakan 30 September. Selain itu, terdapat pula museum berisi barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi.

Untuk masuk ke dalamnya, orang dewasa dikenakan biaya tiket Rp4 ribu. Untuk anak-anak hingga mahasiswa tarifnya sebesar Rp2.500 per orangnya.

Apabila datang rombongan (minimal 40 orang) harganya pun berbeda. Bagi rombongan dewasa akan dikenakan biara RP3 ribu per orang dan rombongan anak-anak sebesar Rp2 ribu per orang. Oh ya, monumen ini tutup tiap Senin ya!

5. Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta

6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!Suasana Kawasan Kota Tua di Jakarta, Minggu (29/3/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta merupakan bangunan ikonik yang mulai dibangun pada 1626. Mengutip Jakarta.go.id, museum seluas 1.300 meter persegi ini memiliki sejumlah objek perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, hingga keramik dan batu prasasti.

Pada era kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon (JP) Coen, gedung ini difungsikan sebagai Balai Kota Jakarta. Pada 1925-1942 gedung ini sempat dimanfaatkan sebagai kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan pada 1942-1945 dipakai untuk pengumpulan logistik Dai Nipon. Kemudian pada 30 Maret 1974 diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta setelah diserahkan pada Pemda DKI Jakarta.

Biasanya di kawasan ini menjadi tempat berfoto karena bangunannya masih klasik.

6. Galangan VOC

6 Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta, Gak Afdol kalau Belum ke Sini!(Sejumlah wisatawan bersepeda di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (25/7/2020). Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi salah satu destinasi yang bisa dikunjungi wisatawan saat PSBB masa transisi di Jakarta) ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Mengutip Jakarta.go.id, Pusat Kebudayaan Tionghoa Galangan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) merupakan salah satu situs pendukung ingatan tragedi Mei 1998. Berada di Jakarta Utara, bangunan ini didirikan pada 1628 sebagai kantor pusat kegiatan perusahaan Hindia Belanda, VOC. Tempat ini dulunya juga dijadikan sebagai 'bengkel' untuk merawat kapal-kapal besar.

Kini di tempat tersebut terdapat restoran ini bernama Galangan VOC Resto & Cafe yang buka dari jam 10 pagi sampai 5 sore. Menu yang disajikan merupakan makanan khas Indonesia dan Tionghoa.

Baca Juga: Sejarah Panjang Muhammadiyah di Indonesia, Sudah Tahu Belum?

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Septi Riyani
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya