Anies Baswedan Klaim COVID-19 Jakarta Lebih Terkendali, Kok Bisa?

Gimana datanya?

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi hingga 22 November 2020. Dalam keterangan tertulis, Anies mengungkapkan bahwa pihaknya bisa saja memperketat PSBB apabila ada peningkatan kasus.

"Namun, berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB Masa Transisi kali ini, kondisi wabah COVID-19 DKI Jakarta lebih terkendali dan menuju kategori aman," jelas Anies.

Lalu, bagaimana datanya hingga Pemprov DKI bisa mengklaim kondisi lebih terkendali?

1. Kasus COVID-19 aktif turun, angka kesembuhan naik, dan kematian stabil dalam dua pekan terakhir

Anies Baswedan Klaim COVID-19 Jakarta Lebih Terkendali, Kok Bisa?Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemprov DKI Jakarta mencatat penurunan signifikan dari kasus aktif sebesar 55,5 persen selama 14 hari terakhir. Pada 24 Oktober 2020 jumlah kasus COVID-19 aktif di Jakarta mencapai 12.481 kasus sementara pada 7 November berkurang menjadi 8.026 kasus.

Selain itu, Anies mengatakan bahwa tingkat kesembuhan dari COVID-19 juga terus meningkat hingga 90,7 persen. Pada dua pekan sebelumnya, tingkat kesembuhan COVID-19 di Jakarta masih berada di angka 78,9 persen (26/9/2020), 82,3 persen (10/10/2020), dan 85,4 persen pada 24 Oktober 2020.

"Di sisi lain, tingkat kematian juga cenderung stabil di angka 2,1 persen pada 7 November dan 24 Oktober 2020. Angka tingkat kematian tersebut menunjukkan tren penurunan dibandingkan dua pekan sebelumnya yaitu 2,4 persen pada 26 September dan 2,2 persen pada 10 Oktober," jelas Anies.

Baca Juga: [LINIMASA-4] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

2. Pembagian kasus akumulasi di Jakarta diklaim melambat

Anies Baswedan Klaim COVID-19 Jakarta Lebih Terkendali, Kok Bisa?Ilustrasi corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian, Anies juga melaporkan adanya pelambatan penambahan akumulatif kasus COVID-19 di Jakata dalam dua pekan terakhir. Pada 7 November 2020, kasus konfirmasi positif di Jakarta berjumlah 111.201 atau meningkat 9,87 persen dibandingkan laporan dua pekan sebelumnya sebessr 100.220. Angka tersebut menurun jika dilihat pada perubahan data kasus positif 70.184 (26 September 2020) dan 85.617 (10 Oktober 2020) atau meningkat 18,03 persen.

"Dari data tersebut, terlihat bahwa peningkatan akumulasi kasus konfirmasi positif di DKI Jakarta setiap dua pekan menunjukkan tren penurunan yaitu 18,03 persen pada 26 September-10 Oktober, 14,57 persen pada 10-24 Oktober, dan 9,87 pereen pada 24 Oktober-7 November 2020,", jelas Anies.

"Artinya, penularan masih ada di Jakarta namun melambat setiap dua pekan terakhir selama PSBB Transisi ini. Kami mengapresiasi masyarakat yang terus melaksanakan protokol kesehatan dengan 3M secara disiplin," imbuhnya.

3. Keterpakaian tempat tidur isolasi mandiri dan ICU di 98 rumah sakit rujukan COVID-19 berkurang

Anies Baswedan Klaim COVID-19 Jakarta Lebih Terkendali, Kok Bisa?Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2014-2016 ini juga mengungkapkan tren keterpakaian tempat tidur isolasi harian dan ruang ICU di 98, Rumah Sakit rujukan COVID-19.

Anies mengatakan, tingkat keterpakaian ruang tempat tidur isolasi harian secara berturut-turut adalah 66 persen (10 Oktober), 63 persen (17 Oktober), 59 persen (24 Oktober), 54 persen (31 Oktober), dan 56 persen (7 November). Adapun tingkat keterpakaian ruang ICU secara berturut-turut adalah 67 persen (1 Oktober), 66 persen (17 Oktober), 62 persen (24 Oktober), 59 persen (31 Oktober), dan 60 persen (7 November).

"Berdasarkan data tersebut, tingkat keterisian tempat tidur RS untuk perawatan pasien kasus terkait COVID-19 di DKI Jakarta sudah mencapai batas ideal yaitu level 60 persen. Artinya, Pemprov DKI Jakarta siap jika nantinya terjadi lonjakan kasus dan sebagian dari kasus tersebut harus menjalani perawatan di Rumah Sakit. Kami akan terus menambah jumlah kapasitas tempat tidur, baik ruang rawat inap maupun ICU. Di sisi lain, kegiatan testing dan tracing akan dilakukan secara massif dan diperluas di seluruh Jakarta," ucap Anies.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan, atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Satgas COVID-19: Masih Banyak yang Tidak Percaya COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya