Anies Tegur Anak Buahnya yang Marahi Seniman Senior TIM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara terkait video viral tentang anak buahnya, yang sedang memarahi seniman senior Taman Ismail Marzuki (TIM) dalam sebuah diskusi. Ia mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Dadang Solihin itu.
"Kita lihat ini secara dingin, memang saya menyayangkan dan sudah saya tegur Pak Deputi Pariwisata dan Kebudayaan karena emosional," ujar Anies di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Senin (25/11) malam.
Baca Juga: FOTO: Gaya Anies Baswedan Pakai Baju India di Festival Deepavali
1. Masalah TIM tak perlu ditanggapi dengan marah-marah
Menurut Anies, masalah revitalisasi tak perlu ditanggapi dengan marah-marah. Selain itu, penolakan dari para seniman senior TIM seharusnya menjadi aspirasi yang ditampung Pemprov DKI Jakarta.
"Semua aspirasi itu sah didengar dan didiskusikan. Jadi dibangun ekosistem," jelasnya.
2. Anies membantah tudingan ada tujuan komersil di balik pembangunan hotel di TIM
Editor’s picks
Soal penolakan pembangunan hotel di kawasan TIM, Anies memastikan tak ada tujuan komersil di balik pembangunan hotel di TIM. Pemisahan Dinas Pariwisata dan Budaya merupakan bukti dari klaim mantan rektor itu.
"Kenapa dipisah? Supaya kegiatan budaya yang tidak berorientasi komersial," jelasnya.
3. PDI Perjuangan tolak pembangunan hotel di TIM
Selain para seniman senior TIM, penolakan juga datang dari PDI Perjuangan. Pemenang Pemilu Legislatif 2019 itu menuding apa yang dilakukan Anies itu hanya kamuflase bisnis terselubung.
Menurut Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono, tidak sepantasnya para seniman diminta tinggal di hotel berbintang dengan harga yang mahal, sementara banyak hotel lainnya di dekat kawasan TIM.
"Alasan Pak Anies untuk membangun hotel ini hanya kamuflase untuk menutup dari publik bahwa ada orientasi bisnis di sana," kata Gembong.
Baca Juga: Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Butuh Anggaran Rp1,8 Triliun