Aturan Ganjil Genap di Pasar, PSI: Jam Operasional Harus Diperpanjang

PSI meminta pedagang terdampak COVID-19 mendapat kompensasi

Jakarta, IDN Times - Puluhan pedagang dari sejumlah pasar di Jakarta terpapar virus corona atau COVID-19 sehingga harus menjalani karantina setidaknya 14 hari. Karena itu, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI menyiapkan bantuan bagi para pedagang tersebut agar bisa bertahan selama masa karantina.

“Sudah mulai ada penolakan untuk rapid test karena pedagang pasar takut kehilangan penghasilan. Seharusnya pedagang diberi kompensasi minimal bansos makanan ataupun uang tunai sehingga mereka bisa tenang karantina di rumah dan tidak curi-curi berjualan di tempat lain,” ujar anggota Fraksi PSI, Eneng Malianasari, melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (15/6).

1. Pasar Jaya diminta memberikan kompensasi kepada pedagang terdampak COVID-19

Aturan Ganjil Genap di Pasar, PSI: Jam Operasional Harus DiperpanjangIlustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Menurut Eneng, apabila pasar harus tutup sementara akibat COVID-19, maka pedagang harus diberi kompensasi selama periode penutupan sehingga tidak terjadi pasar tumpah atau berjualan di tempat lain. Selain itu, ia menilai PD Pasar Jaya juga harus memberikan keringanan bahkan menghapus Biaya Pengelolaan Pasar (BPP), tarif kompensasi lahan dan biaya listrik bagi pedagang jika pasar ditutup.

“Jangan sampai pedagang justru terbebani di masa transisi ini, mereka harus melawan virus di dalam tubuh mereka, pada saat bersamaan ada tagihan yang tetap harus mereka bayar. Ini jadi beban ganda karena penghasilan mereka nol,” jelasnya.

2. PSI mengapresiasi ganjil-genap di pasar

Aturan Ganjil Genap di Pasar, PSI: Jam Operasional Harus DiperpanjangIlustrasi Pasar Jakarta (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Eneng mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan sistem ganjil-genap bagi kios di pasar. Namun, ia memprediksi penumpukan warga masih terjadi di pasar karena tak ada pembatasan jumlah pengunjung padahal jam operasional pasar yang dipersingkat.

“Asumsinya pembeli relatif tetap, tapi operasional dan jumlah pedagang dibatasi, ya warga bisa menumpuk. Jika tidak ada pembatasan pembeli masuk ke dalam pasar, harusnya jam operasional justru diperpanjang,” kata dia.

3. Pasar Jaya diminta dorong belanja online

Aturan Ganjil Genap di Pasar, PSI: Jam Operasional Harus DiperpanjangIlustrasi Pasar Jakarta (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Eneng meminta PD Pasar Jaya untuk kembali mendorong Layanan Belanja Online di pasar tradisional. Layanan ini sempat diperkenalkan namun tidak lanjut dikembangkan, padahal layanan jarak jauh ini bisa solusi terbaik pada masa pandemi ini.

“Pedagang harus terus didorong untuk bisa beradaptasi dengan layanan belanja jarak jauh baik secara online maupun melalui layanan pesan antar. Ini bisa mendorong pembelian sekaligus mengurangi resiko penularan dari interaksi tatap muka 10-20 persen,” jelas Eneng.

Baca Juga: Selain Aturan Ganjil Genap, Ibu Hamil dan Anak Diminta Tidak ke Pasar

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya