Banjir Bandang NTT, BNPB Lakukan Susur Sungai dan Survei Udara

Bencana NTT menelan 174 korban meninggal dan 48 hilang

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya akan memulai langkah susur sungai dan survei udara di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu dilakukan untuk melihat kondisi lokasi warga terdampak bencana Siklon Seroja di NTT.

"Manakala pada saat kegiatan susur sungai ini dilakukan, dan menemukan adanya material yang menghambat di hulu, untuk dilakukan langkah-langkah berikutnya," kata Doni dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/4/2021) malam.

1. BNPB akan libatkan sejumlah stakeholder

Banjir Bandang NTT, BNPB Lakukan Susur Sungai dan Survei UdaraKepala BNPB, Doni Monardo (Dok. BNPB)

Doni menjelaskan, BNPB akan melibatkan unsur profesional dari berbagai kalangan yakni pecinta alam, Basarnas, serta TNI/Polri dan unsur masyarakat lain. BNPB juga bakal bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Pulau Alor, Lembata, dan Adonara menggunakan helikopter untuk survei udara di daerah-daerah tersebut.

Nantinya, hasil pengamatan tersebut akan menjadi dasar kebijakan untuk menentukan relokasi perumahan warga terdampak bencana sesegera mungkin.

"Hal ini penting sekali agar pembangunan yang akan dilakukan pemerintah bisa betul-betul memberikan jaminan keamanan lebih baik pada masyarakat," ujar Doni.

Baca Juga: [UPDATE] Korban Bencana NTT: 174 Orang Meninggal Dunia, 48 Hilang

2. Hujan lebat di NTT karena siklon tropis seroja

Banjir Bandang NTT, BNPB Lakukan Susur Sungai dan Survei UdaraSejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021) (ANTARA FOTO/HO/Dok BPBD Flores Timur)

Doni mengatakan, NTT merupakan daerah yang sepanjang tahun relatif mendapatkan curah hujan yang minim. Namun, ketika ada Siklon Tropis Seroja, maka hujan lebat dapat terjadi sehingga berdampak pada kerusakan masif, yang ditimbulkan akibat banjir bandang dan tanah longsor.

Pada kasus yang diamati di lima desa terdampak banjir debris di antaranya Desa Waematan, Amakaka, Tanjung Batu, Pulau Alor, Lembata, dan Waowala ketika curah hujan tinggi, hal tersebut kemungkinan menyebabkan penyumbatan aliran sungai. Akibatnya air menumpuk, dan membentuk bendungan secara alami.

"Ketika volume air besar semakin besar dan tidak sanggup lagi menahan bendungan air, maka menimbulkan banjir bandang," ujar Doni.

3. Sebanyak 174 orang meninggal dan 48 hilang

Banjir Bandang NTT, BNPB Lakukan Susur Sungai dan Survei UdaraPetugas menggunakan ekskavator saat pencarian korban hilang dalam tanah longsor di Desa Waematan, Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/4/2021) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Berikut adalah data lengkap korban banjir bandang NTT hingga Sabtu (10/4/2021) yang dipaparkan Kepala BNPB Doni Monardo:

  1. Kupang: 6 meninggal
  2. Flores Timur: 71 meninggal dan 5 hilang
  3. Malaka: 6 meninggal dunia
  4. Lembata: 46 meninggal dunia dan 22 hilang
  5. Ende: 1 meninggal dunia
  6. Sabu Raijua: 3 meninggal dan 5 hilang
  7. Alor: 28 meninggal dan 13 hilang
  8. Kabupaten Kupang: 12 meninggal dunia 3 hilang
  9. Sikka: 1 meninggal

Total: 174 meninggal dan 48 hilang

Baca Juga: BNPB: Korban Meninggal Akibat Gempa di Malang Jadi 7 Orang

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya