BMKG: Kawasan Puncak Rawan Longsor Hingga Maret 2019
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra mengatakan, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat berpotensi alami longsor hingga Maret 2019.
Munculnya potensi itu setelah data statistik menunjukkan bahwa pada Februari akan sering muncul hujan yang lebat.
“Biasanya (hujan lebat) diasosiasikan dengan tanah longsor,” jelas Agie usai menjadi pembicara salah satu panel diskusi bertajuk ‘Disaster Outlook 2019’, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (31/1).
1. Berkurangnya curah hujan dalam beberapa waktu ke depan tak berpengaruh
Agie menerangkan, dalam beberapa waktu ke depan curah hujan akan mengalami pengurangan. Namun, hal tersebut tak mempengaruhi potensi longsor yang terjadi.
“Jalur puncak perlu waspada dengan tanah longsor,” ujarnya.
2. Indonesia bagian barat berpotensi kebakaran hutan
Editor’s picks
Walau curah hujan masih tinggi selama beberapa bulan ke depan, wilayah barat Indonesia ternyata punya potensi kebakaran hutan. Hal itu disebabkan adanya fenomena gelombang tropis yang kering masuk ke Indonesia sehingga mengurangi hujan.
“Dampak paling dominan itu di barat Indonesia sehingga perlu waspada ketika musim hujan juga rawan kebakaran hutan,” jelas Agie.
3. Curah hujan masih tinggi sampai Maret 2019
Lebih lanjut, Agie mengatakan selama dua bulan ke depan curah hujan di Indonesia masih tinggi. Beberapa daerah yang masih punya potensi tersebut adalah Pulau Jawa khususnya Jakarta.
“Kita masih perlu waspada hingga Maret karena cuaca ekstrem sifatnya acak,” ujar Agie.
4. Disaster Outlook 2019 diselenggarakan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) bekerja sama dengan sejumlah organisasi
Disaster Outlook 2019 merupakan acara yang diselenggarakan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), bekerja sama dengan sejumlah organisasi yakni Asia Pacific Alliance for Disaster Management Indonesia, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan Disaster Management Institute of Indonesia (DMII).
Selain Agie, pembicara lain dalam sesi tersebut adalah ahli geofisika Universitas Mataram Teti Zubaidah, peneliti geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja dan Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia Gegar S Prasetya.