Detik-detik Menegangkan Jurnalis yang Merasakan Gempa Hebat di Palu

Dia sempat bermalam di bukit tanpa makan dan minum

Jakarta, IDN Times -  Gempa berkekuatan 7.4 SR beserta gelombang tsunami yang mengguncang Palu turut dirasakan Konsultan Voice of America (VOA) Indonesia, Frans Padak Demon.

Setelah berhasil selamat dan sudah kembali ke Jakarta, dirinya bercerita soal pengalaman menegangkannya ketika merasakan gempa itu.

1. Frans baru tiba di Palu Jumat pagi

Detik-detik Menegangkan Jurnalis yang Merasakan Gempa Hebat di Palu(Bangunan masjid Baiturrahman yang ambruk akibat tsunami di wilayah Talise, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9)) ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Saat itu Frans baru saja berangkat dari Jakarta ke Palu pada Jumat pagi untuk berkunjung ke beberapa kantor radio. Kantor radio Nebula menjadi tempat persinggahan Frans yang pertama.

“Saya ke kantor Radio Nebula untuk bertemu pimpinan Pak Tasrief Siara serta programer dan para penyiar,” tulisnya.

Baca Juga: Gempa Donggala dan Palu, 5 WNA Masih Belum Diketahui Nasibnya

2. Sudah rasakan gempa sejak pukul 15.00 WITA

Detik-detik Menegangkan Jurnalis yang Merasakan Gempa Hebat di Paluen.wikipedia.org

Selesai dari Radio Nebula, Frans berkunjung ke Kabupaten Sigi menemui Radio Citra Pertanian, radio afiliasi VOA yang sejak lama menyiarkan program-program radio. Di sinilah Frans pertama kali merasakan gempa di Palu.

“Sekitar jam 15.00 WITA ketika sedang berdikusi dengan mereka, terjadi gempa yang tidak begitu besar, kami berhamburan keluar. Tapi kemudian masuk lagi sebentar dan saya pun pamit,” ujarnya.

3. Bermalam di bukit, berjalan kaki 5 Km

Detik-detik Menegangkan Jurnalis yang Merasakan Gempa Hebat di PaluANTARA FOTO/BNPB/pras/18.

Kantor ketiga yang dikunjunginya adalah Radio Proskuneo FM. Usai pertemuan di radio tersebut, dirinya pun memesan taksi online untuk kembali ke hotel tempatnya menginap. Namun, gempa tiba-tiba kembali terjadi saat taksi belum hadir.

“Kami berusaha keluar dari studio, kami jatuh di depan pintu. Saya tinggalkan tas yang saya bawa dan kami lari ke halaman sambil mengawasi jangan sampai antena radio setinggi 60 meter jatuh menimpa kami. Tembok pagar dan rumah sekitar kami juga runtuh,” jelasnya.

Kemudian dirinya bertahan selama 10 menit lalu memutuskan naik ke bukit di Laswani, Timur Kota Palu. Ia menjelaskan bahwa dirinya dibonceng seorang pemuda untuk menuju ke lokasi itu.

“Kami menyelip di antara mobil, motor dan ribuan manusia. Selama perjalanan kami harus menghindari tiang listrik, gedung, dan pohon yang roboh,” ungkapnya.

Bahkan, karena bensin motor yang digunakannya habis, mereka harus menempuh 5 Km dengan berjalan kaki.

“Malam itu kami tidur di jalanan di atas bukit tanpa alas apapun. Semua berbaur dan berdoa hingga tidak terasa lapar atau haus,” ungkapnya.

Setelah hari berganti, dirinya pergi ke sebuah klinik untuk mengobati luka lalu kembali ke hotel untuk mengambil barang. Sayanya, hotel tempat ia menginap telah hancur.

“Ternyata sudah hancur karena gempa dan tsunami. Saya hanya menemkan mayat bergelimpangan,”  ujarnya.

4. Sudah berada di Jakarta

Detik-detik Menegangkan Jurnalis yang Merasakan Gempa Hebat di PaluANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Frans memutuskan ke Bandara untuk menunggu pesawat pertama. Dirinya pun bersyukur karena dirimya masih selamat dan bisa kembali ke Jakarta menumpang pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Baca Juga: Gempa Donggala dan Palu, Dubes AS dan Presiden China Sampaikan Simpati

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya