IKAPPI: 64 Pedagang di 9 Pasar Jakarta Positif COVID-19, Ini Daftarnya

Paling banyak di Pasar Serdang Kemayoran Jakarta Pusat

Jakarta, IDN Times - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) kembali merilis data pedagang yang telah dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Data tersebut memperlihatkan sebanyak 64 pedagang yang berasal dari sembilan pasar di Jakarta, telah dinyatakan positif terjangkit COVID-19 atau virus corona.

Baca Juga: Pasar Jaya: 1.418 Orang dari 19 Pasar di Jakarta Sudah Dites COVID-19

1. Kasus terbanyak ada di Pasar Serdang, Kemayoran

IKAPPI: 64 Pedagang di 9 Pasar Jakarta Positif COVID-19, Ini DaftarnyaIlustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

IKAPPI memaparkan, pasar dengan jumlah pedagang yang positif virus corona terbanyak terdapat di Pasar Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di pasar ini terdapat 23 pedagang yang dinyatakan positif COVID-19.

Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur menjadi pasar dengan jumlah pedagang terpapar virus corona terbanyak kedua di ibu kota. Hingga Senin (15/6) malam, terdapat 18 pedagang positif COVID-19.

Berikut data lengkap jumlah pedagang dan pasar yang terpapar COVID-19 di Jakarta per Senin (15/6) malam:

1. Pasar Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat: 23 pedagang positif COVID-19

2. Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur: 18 pedagang positif COVID-19

3. Pasar Rawa Kerbau, Cempaka Putih, Jakarta Pusat: 14 pedagang positif COVID-19

4. Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur: 3 pedagang positif COVID-19

5. Pasar Kedip, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan: 2 pedagang positif COVID-19

6. Pasar Mester, Jatinegara, Jakarta Timur: 1 pedagang positif COVID-19

7. Pasar Lontar, Kebon Melati, Jakarta Pusat: 1 pedagang positif COVID-19

8. Pasar Obor, Cijantung, Jakarta Timur: 1 pedagang positif COVID-19

9. Pasar Grogol, Jakarta Barat: 1 pedagang positif COVID-19

2. Pasar ditutup tiga hari apabila ditemukan kasus positif COVID-19

IKAPPI: 64 Pedagang di 9 Pasar Jakarta Positif COVID-19, Ini DaftarnyaWagub Ariza Pastikan Pasar-Pasar di Jakarta Terapkan Protokol Kesehatan Secara Tepat (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Diberitakan sebelumnya, Direktur PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta akan langsung menutup pasar ketika ditemukan kasus positif virus corona atau COVID-19. Hal tersebut diungkapnya dalam sebuah diskusi virtual pada Kamis (11/6).

"Mau gak mau kalau ada yang terindikasi positif pasar itu ditutup 3 hari untuk penyemprotan dan sterilisasi. Kalau satu hari di awal berpikirnya takut virusnya gak mati, jadi kita sterilisasi 3 hari tutup, setelahnya baru beroperasi lagi," ujarnya.

Arief memaparkan, untuk memutus mata rantai penyebaran penularan COVID-19, pedagang pasar harus menjalankan protokol kesehatan yang telah dibuat Pemprov DKI Jakarta. Protokol itu antara lain menggunakan pelindung wajah, masker, dan jaga jarak

"Sehingga kemudian ketika berinteraksi dengan pengunjung dia juga merasa aman, nyaman," ujarnya.

3. Pemprov DKI Jakarta terapkan ganjil-genap untuk kios-kios di pasar

IKAPPI: 64 Pedagang di 9 Pasar Jakarta Positif COVID-19, Ini DaftarnyaWagub Ariza Pastikan Pasar-Pasar di Jakarta Terapkan Protokol Kesehatan Secara Tepat (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta menerapkan kebijakan ganjil-genap untuk kios-kios pedagang di pasar mulai 15 Juni 2020. Ketika tanggal ganjil, kios yang diizinkan buka hanyalah yang bernomor ganjil dan begitu juga ketika tanggal genap.

"Pasar tradisional kami sebenarnya sudah melakukan ganjil genap, tanggal 15 itu teman-teman bisa melihat pasar-pasar kita itu bukanya ganjil genap," ujarnya.

Anggota Fraksi PSI Eneng Malianasari, melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Senin (15/6), mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan sistem ganjil-genap bagi kios di pasar. Namun, ia memprediksi penumpukan warga masih terjadi di pasar karena tak ada pembatasan jumlah pengunjung padahal jam operasional pasar dipersingkat.

“Asumsinya pembeli relatif tetap, tapi operasional dan jumlah pedagang dibatasi, ya warga bisa menumpuk. Jika tidak ada pembatasan pembeli masuk ke dalam pasar, harusnya jam operasional justru diperpanjang,” kata dia.

Ia pun meminta PD Pasar Jaya untuk kembali mendorong Layanan Belanja Online di pasar tradisional. Layanan ini sempat diperkenalkan namun tidak lanjut dikembangkan, padahal layanan jarak jauh ini bisa menjadi solusi terbaik pada masa pandemik sekarang.

“Pedagang harus terus didorong untuk bisa beradaptasi dengan layanan belanja jarak jauh baik secara online maupun melalui layanan pesan antar. Ini bisa mendorong pembelian sekaligus mengurangi risiko penularan dari interaksi tatap muka 10-20 persen,” jelas Eneng.

Baca Juga: Aturan Ganjil Genap di Pasar, PSI: Jam Operasional Harus Diperpanjang

Topik:

  • Sunariyah
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya