Ini Kata Millennials Soal Kenaikan Tarif Ojek Online

Ada yang gak ngaruh, ada juga keberatan, kalau kamu gimana?

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan telah menerapkan aturan baru terkait keselamatan dan tarif bagi layanan antar jemput penumpang. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri 12 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 akan mulai diberlakukan di lima kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.

Lalu, bagaimana respons millennials sebagai pengguna trasnportasi online? Simak curhatan sejumlah millennial berikut ini.

1. Kenaikan tarif gak berpengaruh dengan tingkat penggunaan transportasi online

Ini Kata Millennials Soal Kenaikan Tarif Ojek OnlineIDN Times/Sukma Shakti

Rumah yang berlokasi jauh dari tempat kerja membuat Ghina terbiasa menggunakan ojek online (ojol) untuk keperluan sehari-hari. Terlebih, pekerjaan yang menuntutnya harus selalu bergerak cepat dari satu titik ke titik lain membuatnya cukup bergantung dengan keberadaan ojol.

"Ke mana pun gue selalu naik ojol, gak kepingin naik TransJakarta karena ribet," jelas Ghina.

Meski sering menggunakan ojol, Ghina mengaku tak keberatan dengan kenaikan tarif baru-baru ini. Sebab, ia banyak bergantung dengan ojol.

"Ke stasiun, buat nyamperin teman-teman di mana saja, buat antar barang, beli makanan, semua aktivitas gue mengandalkan ojol semata," ujar Ghina.

2. Gak masalah tarif naik demi pengemudi transportasi online

Ini Kata Millennials Soal Kenaikan Tarif Ojek OnlineIDN Times/Sukma Shakti

Senada dengan Ghina, Theofilus merupakan pelanggan ojol ketika bekerja. Menurut Theo kenaikan tarif ini sangat baik karena bisa memacu pengemudi transportasi online untuk merawat motornya dan memberikan pelayanan lebih baik lagi ke pelanggan.

Kenaikan tarif juga tak berpengaruh padanya. Menurutnya transportasi online merupakan kendaraan paling praktis dan cepat baik mengantar maupun menjemput Theo.

"Ini sangat berguna apalagi kalau buru-buru. Jadi dengan kenaikan harga itu gue gak masalah," jelasnya.

Baca Juga: 75 Persen Konsumen Ojol Tolak Kenaikan Tarif, Ini Sebabnya

3. Naiknya tarif transportasi online memaksa Cindy naik moda transportasi lainnya terlebih dahulu

Ini Kata Millennials Soal Kenaikan Tarif Ojek OnlineIDN Times/Sukma Shakti

Jika Ghina dan Theo tak keberatan, lain hal dengan Cindy yang sehari-hari biasa mengandalkan ojol untuk bekerja. Kenaikan tarif ojol sempat membuatnya kesal karena harus menggunakan moda transportasi lain terlebih dahulu agar biaya lebih murah.

"Mau gak mau pakai Transjakarta dulu biar deket sama lokasi, baru naik ojol," ujarnya.

4. Keberatan dengan naiknya tarif transportasi online

Ini Kata Millennials Soal Kenaikan Tarif Ojek OnlineIDN Times/Sukma Shakti

Sama seperti Cindy, Gloria cukup keberatan dengan naiknya tarif transportasi online. Meski jarang naik transportasi online, kenaikan tarif itu cukup terasa baginya.

"(Kenaikan) Tarif ojol itu nyiksa banget soalnya kalau jarak pendek tarifnya mahal banget sampai Rp10 ribu, padahal dulu masih bisa Rp7 ribuan," ucapnya.

Ia pun berharap kenaikan tarif transportasi online bisa dipertimbangkan lagi. Sebab, pengguna transportasi online tak hanya kalangan pekerja dengan kemampuan ekonomi yang baik saja.

"Tapi kalangan bawah juga," ucapnya.

Nah, bagaimana dengan kalian, guys? Setuju gak nih tarif ojek online naik?

Baca Juga: Ekonom UI: Kenaikan Tarif Ojol Tingkatkan Inflasi 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya