Jadi Sopir Bus Perempuan, Begini Kisah Unik Yuliana

Yuliana mendadak beken setelah rekaman videonya viral

Jakarta, IDNTimes - Siapa bilang ibu-ibu gak lihai nyetir? Kalau kamu beranggapan demikian, berarti kamu harus mengenal Yuliana. Beliau adalah pengemudi Bus Koantas Bima 509 jurusan Terminal Kampung Rambutan ke Lebak Bulus.

Bayangkan, sopir bus. Gak mudah lho mengendarai kendaraan sebesar bus, apalagi di jalur Lebak Bulus-Kampung Rambutan yang sangat padat. Seperti apa sih suka dukanya jadi sopir perempuan? Yuk ikuti kisah Yuliana berikut:

1. Berawal dari rasa penasaran  

Jadi Sopir Bus Perempuan, Begini Kisah Unik YulianaIDN Times/Gregorius Aryo

Perempuan yang akrab dipanggil Lia ini sudah 15 tahun mengemudi bus. Kisahnya berawal dari rasa penasaran melihat temannya mengendarai bus.“Saya pertama kali bawa bus 15 tahun lalu. Awalnya saya jadi kernetnya temen, lama-lama jadi pensaran,” jelasnya ketika ditemui di Terminal Kampung Rambutan.

Rasa penasaran itu membuatnya nekat diam-diam untuk belajar menyetir bus. Tanpa sepengetahuan sang supir, ia mengendarai bus secara diam-diam.

“Karena penasaran saya nekat aja bawa bus diem-diem pas si supir udah pulang. Muter aja pelan-pelan di daerah Depok sampai Pasar Minggu,” jelasnya sambil tersenyum.

2. Ketahuan lalu dimaki sopir  

Jadi Sopir Bus Perempuan, Begini Kisah Unik YulianaIDN Times/Gregorius Aryo

Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap akan tercium juga. Lia pun akhirnya ketahuan membawa bus diam-diam. Lantas, ia pun diamuk oleh temannya itu. “Ujung-ujungnya saya ketahuan juga, Mas. Temen saya itu ngomel-ngomel takut saya kenapa-kenapa, apalagi saya perempuan,” jelasnya.

Setelah diamuk, Lia memohon pada temannya itu agar diajarkan cara menyetir bus yang benar. Sang supir pun mengamini permintaannya. “Saya mohon-mohon sama dia buat diajarin, soalnya saya penasaran, bosen jadi kernet mulu. Eh dia nantangin saya,” katanya.

Tak sampai tiga bulan, janda beranak satu ini sudah lancar menyetir bus. Ia juga sering bergantian tugas dengan sopir.

3. Pernah jadi sopir pribadi  

Jadi Sopir Bus Perempuan, Begini Kisah Unik YulianaIDN Times/Gregorius Aryo

Suatu ketika seorang kawannya yang lain memberikan tawaran pekerjaan jadi sopir pribadi sebuah keluarga yang rumahnya berlokasi di kawasan Villa Nusa Indah, Kabupaten Bogor. Tawaran itu langsung ia sambut dengan baik.

“5 tahun lalu saya pernah jadi sopir pribadi. Saya kerja di sana sekitar 1,5 tahun doang tapi,” ungkapnya. Menurutnya pekerjaan sebagai sopir pribadi lebih menyenangkan karena majikan yang baik dan ia tak perlu pusing dengan uang setoran dan kontrakan. Namun, karena alasan keluarga membuatnya harus rela berhenti.

“Jadi sopir pribadi lebih enak, Mas. Majikannya baik, saya dikasih kamar dan kerjaannya cuma antar-jemput anaknya sekolah dan ibu kerja. Tapi, saya harus berhenti karena jaga om saya yang sakit. Akhirnya saya keluar,” kisahnya.

Setali tiga uang, anaknya yang berusia 17 tahun juga berpeofesi sebagai sopir bus. Kini, mereka berdua telah hidup masing-masing. “Anak saya juga sopir Koantas Bima 509. Usianya 17 tahun tapi udah hidup sendiri,” kisahnya kepada IDN Times.

4. Gak menyangka jadi viral  

Jadi Sopir Bus Perempuan, Begini Kisah Unik YulianaIDN Times/Gregorius Aryo

Wanita asal Bogor ini menerangkan kalau ia tahu jika dirinya tengah viral di media sosial. Dia tak akan menyangka bahwa video yang diunggah Gunandar Syafig di Facebook jadi viral.

“Saya dikasih tahu sama teman di terminal kalau jadi viral, gak sangka juga sih soalnya saya juga biasa aja waktu itu. Tahu-tahu yang nonton udah ratusan ribu, ada di Youtube juga,” katanya.

Lia mengatakan kalau dirinya juga melihat komentar warganet. Menurutnya, komentar warganet banyak yang membuat tertawa. “Saya juga perhatiin kok mas komentar orang-orang. Isinya lucu, ngeledek saya, ngomentarin cara nyetir saya yang duduk nyerong ini,” jelasnya sambil menunjukan video viral dirinya di Facebook.

5. Berharap pemerintah gak hapus busnya  

Jadi Sopir Bus Perempuan, Begini Kisah Unik YulianaIDN Times/Gregorius Aryo

Tak hanya berkisah soal hidupnya, ia juga cerita akan kegalauannya mendengar wacana pemerintah yang ingin mengganti bus kesayangannya dengan armada Transjakarta. Sebabnya, menyetir bus merupakan satu-satunya sumber penghasilan yang ia punya.

“Saya tuh inginnya pemerintah gak jadi ganti bus kami dengan Transjakarta. Saya gak tahu lagi harus kerja apa kalau sampai diganti karena ini sumber penghasilan saya bertahun-tahun,” jelasnya.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya