Kasus COVID-19 Jakarta Naik, Anies Salahkan Libur Panjang

Masyarakat diminta taati protokol kesehatan

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kasus COVID-19 di Ibu Kota melonjak pertama kali pada September 2020, sehingga Pemprov DKI Jakarta menarik rem darurat dengan mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Berdasarkan data, kata Anies, kasus COVID-19 aktif di Jakarta sempat melonjak 49 persen dalam 12 hari, dengan angka kematian akibat COVID-19 sebesar 17 persen.

"Dalam 12 hari itu kontribusi 25 persen kasus. Bayangkan, hanya 12 hari dibandingkan enam bulan, kontribusi kasusnya itu 25 persen. Jadi, kenapa kita harus melakukan emergency break, karena situasinya mengkhawatirkan," kata Anies dalam Webinar Penanganan Kesehatan, Pemulihan Sosial, dan Ekonomi, Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Anies Baca Buku How Democracies Die, Wagub DKI: Gak Usah Berlebihan

1. Anies sebut kasus COVID-19 naik karena libur panjang

Kasus COVID-19 Jakarta Naik, Anies Salahkan Libur PanjangGubernur Anies Baswedan (Twitter.com/AniesBaswedan)

Anies pun bersyukur karena kasus COVID-19 sempat kembali melandai setelah PSBB di Jakarta diperketat. Namun, ketika PSBB kembali dilonggarkan, kasus corona cenderung naik terutama karena adanya libur panjang.

"Tapi ketika kita sudah mulai turun nih, tiba-tiba ada long weekend, kita tetap laksanakan, konsekuensinya kita sekarang mulai menyaksikan kenaikan lagi peak-nya," kata Anies.

2. Anies minta masyarakat taati protokol kesehatan

Kasus COVID-19 Jakarta Naik, Anies Salahkan Libur PanjangGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui Rizieq Shihab di kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat pada Selasa (10/11/2020) (Twitter.com/DPPFPI_ID)

Anies menyadari dalam membuat kebijakan saat pandemik COVID-19, ada dua aspek yang dipertimbangkan yakni faktor ekonomi dan kesehatan. Karena itu, ia merasa pandemik COVID-19 harus ditangani dengan baik.

Ia pun berharap, masyarakat menaati protokol kesehatan dengan memakai masker secara baik dan benar, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sementara masyarakat taat melakukan itu, pemerintah akan terus melakukan testing, tracing, dan treatment.

"Karena bagaimana mungkin kita bisa meminta masyarakat pakai masker, kalau masyarakat tengok ke pemerintah dan tanya, do you do your homework? Bagaimana dengan testing Anda, tracing Anda, apakah Anda siapkan tempat untuk treatment, untuk isolasi. Nah, we do our part, sehingga kita bisa minta masyarakat untuk mengerjakan bagiannya," jelas Anies.

3. Jakarta masih jadi provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi

Kasus COVID-19 Jakarta Naik, Anies Salahkan Libur PanjangIlustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Hingga Senin, 23 November 2020, kasus COVID-19 di Indonesia masih terus melonjak. Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan, kasus virus corona di Tanah Air resmi tembus 502.110.

Dari total tersebut, 422.386 orang berhasil sembuh dari COVID-19. Sedangkan 16.002 orang lainnya meninggal dunia.

DKI Jakarta jadi wilayah dengan jumlah orang positif terbanyak yaitu 128.173 kasus. Disusul oleh Jawa Timur 59.044 dan Jawa Barat 48.666 kasus.

Baca Juga: Anies Baswedan Akhirnya Teken Perda Penanganan COVID-19 DKI Jakarta

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya