Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak Sampah

Angkasa Pura II meminta maaf

Jakarta, IDN Tmes - Travel Blogger yang juga penulis buku Ade Perucha Hutagaol atau Trinity mengeluhkan penanganan penumpang pesawat dari luar negeri ketika mendarat di Badanra Soekarno-Hatta Terminal 3. Hal tersebut ia ungkapkan melalui sebuah utas di akun Twitter @TrinityTraveler.

Atas seizinnya, berikut keluh kesah yang disampaikan Trinity melalui Twitter.

1. Masuk ke Indonesia perlu melampirkan hasil swab test, tapi menurutnya tak ada info resmi dari pemerintah

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahSwab test di DPRD Banten (ANTARAnews)

Trinity bercerita bahwa ia pergi ke Turki pada 19-26 September 2020. Ketika berangkat dari Indonesia, ia hanya diminta mengisi selembar kertas berisi data-data berisi nama, nomor paspor dan penerbangan serta waktu dan asal kedatangan yang dibagikan di pesawat.

Selain itu, ia hanya melakukan cek suhu tubuh otomatis di bandara tanpa dimintai hasil rapid tes, meski sudah melakukannya dengan hasil non-reaktif.

Kemudian, sebelum pulang ia mengecek segala persyaratan masuk ke Indonesia dari luar negeri ketika pandemik. Dari informasi yang didapat, disebutkan bahwa ia harus swab test dulu dalam waktu tujuh hari sebelum mendarat di Indonesia. Ia tetap melakukan swab test meski informasi itu tidak didapat di situs resmi pemerintah Indonesia.

"Gue pun langsung tes PCR sehari sebelum terbang di hotel. Puji Tuhan, hasil gue negatif," ujarnya seperti dikutip IDN Times, Minggu (27/9/2020).

Ketika berada di pesawat, ia mengaku sangat khawatir tertular virus corona. Karena itu, ia memakai masker, face shield, dan rajin mencuci tangan.

Baca Juga: 5 Fasilitas Khusus di Bandara Soekarno-Hatta bagi Pekerja Migran 

2. Para penumpang dibentak-bentak sesampainya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahIlustrasi Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketika mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 18.00 WIB, ia mengaku terkejut karena ada teriakan yang menyuruh penumpang yang baru datang untuk duduk. Setelah duduk, kata Trinity, mereka mendapat kertas 'klirens kesehatan' dari Kementerian Kesehatan.

"Apa bedanya sama kartu kuning ya?" ujar Trinity.

Menurutnya, saat itu ada sejumlah petugas bandara, tentara, dan polisi yang berteriak-teriak meminta semua orang duduk di ratusan kursi yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Ia mengatakan, saat itu tidak ada info tertulis maupun verbal apa yang harus dilakukan para penumpang.

Karena itu penumpang semakin lama semakin menumpuk dan semakin ramai dibentak-bentak tanpa diberi arahan harus melakukan apa.

"Gue rasanya kayak sampah! Kita semua kayak lautan pengungsi ilegal yang didudukin! Gimana perasaan WNA coba?" ujarnya.

Ia pun bernisiatif duduk di barisan depan sambil mengisi formulir dengan pulpennya sendiri. Sementara itu, Trinity mengatakan bahwa penumpang lainnya masih diteriaki oleh petugas untuk duduk tanpa tahu harus berbuat apa.

"Boro-boro jaga jarak, sangat mengintimidasi!" ujarnya.

3. Petugas tidak memberi arahan yang jelas, penumpang berdesakkan

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahTravel Blogger Trinity saat berada di Bandara Soekarno-Hatta (Twitter.com/TrinityTraveller)

Kemudian, ada tiga warga negara asing (WNA) di depannya yang didatangi seorang pria yang mengajak mereka untuk maju meninggalkan kursi. Hal itu membuatnya marah besar dan ikut maju.

"Kok mereka boleh duluan? Jadi sekarang kita harus ngapain sih? kok gak ada info?" tanya Trinity pada seorang petugas yang memberi jalan kepada WNA itu.

"Maju saja, Bu!" kata Trinity yang mengulangi ucapan seorang petugas itu.

Kemudian ia langsung maju ke jalur yang dibagi PCR dan non-PCR sambil mengajak penumpang lainnya maju. Sayang, para penumpang menyerbu dan mengabaikan batas yang dipasang petugas sampai menempel-nempel.

"Gue sampai membentak cewek di belakang gue," jelasnya.

4. Para petugas tak memakai APD, alat pengecek saturasi oksigen tidak dibersihkan

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahIlustrasi Face Shield (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Setelah maju, ia diminta surat tes PCR, kartu kuning, dan formulir yang baru saja diisi oleh petugas tanpa alat pelindung diri (APD) dan hanya memakai masker. Setelah itu, ia dan para penumpang lain dicek suhu dan memakai alat pengecek saturasi oksigen.

"Tapi teman gue cuma dicek suhu doang. Temen gue dicek suhunya 34,2 derajat celsius, tapi ditulisnya 36,2. Teman gue protes, tapi dijawab 'ya biarin saja, bu!' ujarnya.

Selain itu, ia juga protes karena alat pengecek saturasi oksikgen yang dijepitkan di jari penumpang tidak dibersihkan setelah dipakai orang lain. Petugas, kata Trinity, hanya menjawab bahwa nanti para penumpang akan pakai hand sanitizer.

"Sementara hand sanitizer di situ ditaruh di atas besi dan mencetnya juga harus pakai jari," jelasnya.

5. Penumpang berulang kali dicegat petugas

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahTravel Blogger Trinity saat berada di Bandara Soekarno-Hatta (Twitter.com/TrinityTraveller)

Setelah itu, ia masih harus antre di sebuah meja yang dibatasi kaca. Di situ, ia diminta menyerahkan seluruh surat-surat. Trinity mengatakan, di tempat tersebut rekannya ditanya oleh petugas mengenai tes PCR yang dibawa karena dalam bahasa Inggris. Lalu, surat-surat dicap 'Valid'.

"Banyak amat kontaknya!" tulisnya.

Masih tak diarahkan, Trinity pun bingung harus ke mana setelah itu. Kemudian, ia ternyata harus ke imigrasi dan menyertakan surat-surat tadi. Kemudian, ia masih dicegat tentara setelah mengambil bagasi.

"Mereka cek surat-surat dan nanya akan pulang ke mana," jelasnya.

Kemudian, ia masih dicegat dua tentara lagi usai keluar dari custom sebelum akhirnya benar-benar keluar dari bandara.

"Ya, begitulah caranya yang berasa kayak diospek," ujarnya.

6. Trinity menilai seharusnya ada informasi jelas yang bisa diakses penumpang WNI dan WNA

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahTravel Blogger Trinity saat berada di Bandara Soekarno-Hatta (Twitter.com/TrinityTraveler)

Trinity mengkritik karena tidak adanya informasi jelas yang bisa diakses warga negara Indonesia (WNI) dan WNA tentang bagaimana tata cara masuk ke Indonesia. Seharusnya, penyampaian juga tak perlus dilakukan dengan membentak penumpang.

Selain itu, menurutnya formulir dan titik pemeriksaan terlalu banyak. Ia menganggap para penumpang seperti tak dipercaya karena berkali-kali dicegat.

"Padahal seharusnya meminimalisir kontak. Tapi, ini ketemu orang dan bersentuhan dengan kertas yang dipegang tangan berkali-kali," ujarnya.6 

7. Angkasa Pura II sampaikan permohonan maaf dan jelaskan protokol kesehatan bagi kedatangan penumpang

Keluhkan Pelayanan Bandara Soetta, Trinity: Gue Rasanya Kayak SampahCalon penumpang antre saat melakukan check in di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (9/9/2020)/ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi, mengatakan PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara secara rutin melakukan sosialisasi dan publikasi terkait prosedur tersebut dan juga menyiapkan fasilitas agar prosedur dijalankan lancar.

“PT Angkasa Pura II juga menyiapkan berbagai fasilitas untuk mendukung agar prosedur kedatangan penumpang internasional dapat dijalankan dengan lancar. Kami akan memperbaiki apa yang dirasa kurang oleh penumpang,” jelas Agus Haryadi melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Minggu (27/9/2020).

Atas peristiwa yang dialami Trinity, PT Angkasa Pura II telah menyampaikan permohonan maaf akibat pelayanan yang kurang berkenan.

“Kami juga berkoordinasi dengan seluruh stakeholder agar pelayanan dapat dilakukan dengan lebih ramah," jelasnya.


Penanganan kedatangan penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta dilakukan oleh Satgas Udara dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang terdiri dari unsur gabungan yakni PT Angkasa Pura II, TNI, Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan, Kantor Otoritas Bandara, Kantor Imigras serta Bea dan Cukai.

Adapun berikut prosedur kedatangan penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta yang telah ditetapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19:

Bagi yang membawa surat hasil PCR test dari negara asal:
1. Pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen
2. Pemeriksaan dokumen kesehatan (surat hasil PCR test, HAC, form epidemiologi)
3. Proses imigrasi
4. Pengambilan bagasi
5. Keluar terminal

Bagi yang tidak membawa surat hasil PCR test dari negara asal:
1. Pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen
2. Rekomendasi karantina
3. Pemilihan tempat karantina
4. Proses imigrasi
5. Pengambilan bagasi
6. Tes PCR dari lokasi karantina
7. Proses klirens

Baca Juga: [UPDATE] COVID-19 di Indonesia: 203.014 Sembuh, 10.386 Meninggal Dunia

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya