Ketua Dewan Pers: Media Kredibel Harus Endorse Capres Tertentu

Media harus punya alasan kuat saat promosikan sosok tertentu

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra berpendapat bahwa media massa kredibel harus mempromosikan calon presiden tertentu. Hal itu kerap terjadi pada media massa di Amerika Serikat.

"Ya boleh (endorse), bahkan harus. Media yang kredibel itu harus membimbing publik untuk memilih calon tertentu," ujar Azra dalam acara Ngobrol Seru IDN Times, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: Dituduh Sebarkan Hoaks, 90 Media Online Kuwait Dicabut Izinnya

1. Media dukung capres pernah dilakukan The Jakarta Post

Ketua Dewan Pers: Media Kredibel Harus Endorse Capres TertentuKetua Dewan Pers, Azyumardi Azra saat mengunjungi kantor IDN Media HQ pada Jumat (24/6/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

The Jakarta Post pernah secara terangterangan mempromosikan calon presiden pada Pemilu Presiden 2014 yakni Joko "Jokowi" Widodo. Azra pun saat itu mendukung kebijakan redaksi tersebut.

"Jadi saya mendukung itu ketika Jakarta Post tajuk editorialnya mendukung pak Jokowi," ujarnya.

Baca Juga: Kerja Sama dengan Media Sosial, Bawaslu Akan Takedown Berita Hoaks

2. Media harus punya alasan kuat ketika mempromosikan sosok tertentu

Ketua Dewan Pers: Media Kredibel Harus Endorse Capres TertentuKetua Dewan Pers, Azyumardi Azra saat mengunjungi kantor IDN Media HQ pada Jumat (24/6/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Meski begitu, sebuah media harus memiliki alasan kuat ketika memutuskan untuk mendukung calon tertentu. Sebagai contoh, katanya, adalah rekam jejak dari tokoh yang didukung.

"Misalkan rekam jejaknya, atau calon wakil presiden. kan ada bagaimana pekerjaannya, karyanya selama ini, dan seterusnya," ujarnya.

3. IDN Times ingin punya pemimpin yang punya rekam jejak baik

Ketua Dewan Pers: Media Kredibel Harus Endorse Capres TertentuKetua Dewan Pers, Azyumardi Azra dan Rosiana Silalahi saat mengunjungi kantor IDN Media HQ pada Jumat (24/6/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis mengungkapkan bahwa redaksinya fokus menginginkan pemimpin yang punya rekam jejak baik. Selain itu, sosok tersebut bisa menjamin keberlangsungan demokrasi, berekspresi, dan kebebasan pers.

"Jadi yang punya potensi untuk membredel segala macam, kalau pada waktunya kita akan bikin posisi tidak mengendorse, bahkan melawan," ujar Uni Lubis.

Sementara, Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi menilai hal itu belum bisa dilakukan di medianya. Ia merasa Kompas TV masih perlu untuk berada di tengah-tengah, meski tidak mudah.

"Sampai sekarang kami belum berpikir sejauh itu," ujarnya.

Baca Juga: 5 Kesalahan di Media Sosial yang Merusak Citra Diri

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya