Mantan Sekretaris MA Nurhadi dan Menantunya Divonis 6 Tahun Penjara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi Abdurrachman dan menantunya, Rezky Herbiyono, divonis 6 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider tiga bulan kurungan.
Nurhadi dan Rezky terbukti secara sah dan meyakinkan menerima suap dan gratifikasi senilai total Rp83 miliar terkait dengan pengaturan sejumlah perkara di lingkungan peradilan.
"Menyatakan Nurhadi dan Rezky Herbiyono terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi secara bersama-sama dan beberapa kali," kata hakim ketua Saifudin Zuhri di pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat pada Rabu (10/3/2021) malam.
1. Ada sejumlah faktor yang menentukan vonis hakim
Hakim ketua mengatakan ada sejumlah hal yang memberatkan vonis. Para terdakwa disebut tidak mendukung semangat upaya pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
"Perbuatan para terdakwa telah merusak nama baik Mahkamah Agung RI dan peradilan di bawahnya," jelas Hakim Ketua.
Hal yang meringankan vonis adalah para terdakwa belum pernah dihukum dan mempunyai tanggungan keluarga serta Nurhadi telah berjasa dalam pengembangan gelar kemajuan Mahkamah Agung.
Editor’s picks
Baca Juga: Mantan Sekretaris MA Nurhadi Dituntut 12 Tahun Penjara
2. Vonis hakim lebih ringan dari tuntutan
Vonis itu lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta Nurhadi dihukum pidana 12 tahun penjara dan Rezky dengan 11 tahun penjara.
Sebelumnya Nurhadi dituntut pidana 12 tahun penjara denda Rp1 miliar subsider 6 bulan kurungan. Sementara Rezky Herbiono dituntut 11 tahun penjara denda Rp1 miliar subsider 6 bulan kurungan.
3. Nurhadi bakal pikir-pikir vonis Hakim
Terdakwa Nurhadi yang hadir secara virtual memutuskan untuk memikirkan kembali sikap yang diambil terkait vonis padanya. Ia diberi waktu seminggu untuk memikirkannya.
Baca Juga: Kuasa Hukum Bantah Nurhadi Terima Uang Rp35,8 Miliar dari Direktur MIT