Mas Menteri Nadiem Makarim, Duit Pulsa dari Dana BOS Gak Cukup Nih!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menilai solusi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mensubsidi kuota internet pelajar tidak akan efektif. Sebab, kebijakan tersebut tidak memberikan keharusan bagi sekolah untuk memberikan subsidi internet kepada siswa.
"Perihal BOS, bayangkan, contoh SMP, per siswa Rp1,1 juta/tahun, kalau di sebuah sekolah swasta ada 161 orang, maka ada Rp177 juta. Kalau per anak butuh Rp100 ribu per bulan untuk internet, sisanya cuma Rp32 juta buat bayar gaji honorer, biaya listrik, renovasi, dan lainnya. Ini kan tidak masuk akal. Mereka tidak ada keharusan juga kok buat beliin paket data," jelas Zita, Sabtu (8/8/2020).
1. Dana BOS gak akan cukup untuk pelajar meski anggarannya naik
Zita mengatakan, ia mengerti bahwa dana BOS 2020 meningkat 6,03 persen dan besaran biaya tiap jenjangnya pun ikut naik Rp100 ribu. Namun, menurutnya hal itu tidak bisa disimpulkan dana BOS sudah cukup membantu kebutuhan pelajar.
"Data Kemendikbud di tahun 2018, ada 41.458 sekolah negeri yang tertinggal dan sangat tertinggal, itu baru sekolah negeri, dan terhitung 2 tahun yang lalu. Cukup menggambarkan kondisi sekolah kita di Indonesia," jelasnya.
Baca Juga: Ops! Menteri Nadiem Bilang PJJ Merusak Anak, Kok Bisa?
2. Memanfaatkan dana BOS untuk internet saja dinilai akan menguras anggaran
Editor’s picks
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini menekankan bahwa ada pilihan ribu sekolah yang mengandalkan dana BOS untuk keberlangsungan sekolahnya. Dengan dialokasikan dana BOS untuk biaya internet bagi siswa saja, menurut Zita, sangat menguras anggaran yang harusnya diperuntukkan untuk sekolahnya.
"Sesederhana itu saja Mas Menteri tidak bisa pikirkan. Itu baru contoh di ibu kota, bagaimana di daerah tertinggal lainnya? Apalagi kebijakan pemberian internet dilimpahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah, sehingga akan banyak tuntutan dari orang tua kepada kepala sekolah. Ini sama saja Mas Menteri lempar batu sembunyi tangan," jelas Zita.
3. Mas Menteri dinilai gak punya gagasan dan inovasi
Putri Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan itu menilai Nadiem belum punya gagasan dan inovasi yang jelas. Sebab, menurutnya sudah empat bulan pandemik COVID-19 atau virus corona di Indonesia, namun Nadiem belum punya langkah langkah konkret di dunia pendidikan.
"Ini sudah empat bulan, kita menunggu langkah konkret malah kita makin bingung. Kalau ada rasa malu, lebih baik lepas jabatan," kata Zita.
Baca Juga: Nadiem Izinkan Sekolah di Zona Kuning Buka, KPAI: Sangat Berisiko!