Menakar Biaya Kampanye Caleg Debutan Pemilu 2019

Dana hingga miliaran rupiah dirogoh demi kursi legislatif

Jakarta, IDN Times - Salah satu hal yang tak lepas dari kampanye politik selama Pemilu 2019 adalah biaya. Mulai dari calon anggota legislatif, partai politik, hingga calon presiden sedianya mengeluarkan biaya yang jumlahnya tak sedikit.

Agar terpilih, para caleg menggunakan beragam cara seperti kampanye door to door, pawai, konser, bahkan promosi di media sosial.

Baik calon anggota legislatif yang pernah terpilih maupun caleg yang pernah gagal dan yang baru pertama kali menjadi caleg akan sama-sama memulai dari nol ketika musim kampanye tiba.

IDN Times pun bertemu dengan sejumlah caleg dengan pengalaman berbeda meski sama-sama belum pernah jadi anggota dewan.

1. Habis lebih dari Rp4 miliar untuk kampanye

Menakar Biaya Kampanye Caleg Debutan Pemilu 2019IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Caleg pertama bernama Yudi Frianto, yang tengah berjuang menjadi anggota DPR RI 2019-2024 dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Yudi pernah maju pada Pileg 2014 namun tak berhasil lolos ke Senayan.

Kepada IDN Times ia bercerita bahwa alokasi dana untuk kampanye di Pileg kali ini lebih besar ketimbang 2014. Menurutnya, alokasi dana kampanye pada 2014 belum bisa membawanya melenggang ke Senayan menjadi salah satu faktor naiknya biaya kampanye.

"(Alokasi dana kampanye sekarang) Sekitar Rp4 miliar-lah," ucapnya.

Selain faktor tersebut, cakupan wilayah kampanye yang lebih luas menurutnya juga punya andil dalam kenaikan biaya kampanye.

Yudi mengungkapkan, pos biaya terbesar ada pada penyediaan alat peraga kampanye (APK) seperti spanduk, baliho, billboard, dan kaos.

Tak hanya itu, Yudi juga memanfaatkan media sosial sebagai wadahnya berkampanye. Namun, itu bukanlah prioritas utamanya.

Baca Juga: Millennials, Ayo Jangan Malas Cek Rekam Jejak Caleg!

2. Alokasi biaya kampanye bukan hal terpenting

Menakar Biaya Kampanye Caleg Debutan Pemilu 2019IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Meski telah mengeluarkan biaya kampanye yang tak sedikit, Yudi menuturkan bahwa ada sejumlah hal yang lebih penting untuk menjadi modal kampanye para caleg, yakni relasi dan doa.

"Saya gak punya strategi khusus. Kuncinya hanya berkawan saja dan berdoa pada Tuhan," jelas Yudi ketika ditemui di posko pemenangannya di daerah Tangerang, Banten.

Sebelum menjadi caleg, seseorang harus pintar membangun relasi dengan banyak orang karena menurutnya masyarakat akan cenderung lebih memilih caleg yang sudah dikenal.

3. Habis ratusan juta untuk danai kampanye selama 7 bulan

Menakar Biaya Kampanye Caleg Debutan Pemilu 2019IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Tak jauh berbeda dengan Yudi, caleg kedua yang ditemui IDN Times adalah Melati Permata Jelita. Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini memperebutkan kursi DPRD DKI Jakarta.

Pileg kali ini menjadi debutnya sebagai calon anggota legislatif. Kepada IDN Times, ia mengaku telah mengeluarkan dana sekitar Rp300 juta untuk berkampanye selama tujuh bulan.

"Awal kampanye itu bulan September sampai hari ini cukup efisien Rp300 juta. Pos paling besar adalah pos logistik yaitu APK," jelasnya, Jumat (12/4).

Selain mencetak logistik APK, ia juga berkampanye dengan cara door to door.

"Karena berdasarkan survei 58 persen warga memilih ketika sampai depan rumah mereka," ujarnya.

Menurutnya, ia memiliki tiga kelebihan sebagai modalnya berkampanye ketimbang harus mengumbar janji. Pertama, ia masih muda. Kedua, ia berpotensi menolong segala permasalahan warga.

"Ketiga, saya adalah lulusan pesantren," katanya.

Baca Juga: 52 Rumah Sakit di Jateng Siap Layani Caleg Stres

4. Ingin membuat gebrakan di parlemen

Menakar Biaya Kampanye Caleg Debutan Pemilu 2019IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Salah satu motivasinya maju sebagai caleg DPRD DKI adalah ingin membuat gebrakan di parlemen. Menurutnya, selama ini sistem politik dikenal sudah berantakan.

"Di tahun politik ini negara butuh sosok anak muda yang mewakili perubahan," tuturnya.

Selain itu, pengalamannya jadi bagian dari tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat Pilkada DKI Jakarta 2017 dan kegiatan sosial yang sudah ditekuninya jadi motivasi utamanya.

"Sebelumnya memang saya sudah punya anak didik di kolong jembatan selama tiga tahun ini," katanya.

5. Tak masalah bila gagal di Pileg 2019

Menakar Biaya Kampanye Caleg Debutan Pemilu 2019IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Ketua DPD Perempuan Muslimah Amanat (PMA) DKI Jakarta ini pun tak khawatir gagal dalam kontestasi ini. Sebab, organisasi sosial yang sudah ia bangun jauh sebelum musim pemilu itu tetap akan berlanjut dan tak akan berhenti hanya karena dirinya gagal menjadi anggota dewan.

"Warga membutuhkan saya, saya tak akan berhenti hanya di 17 April," jelasnya.

Ia mengaku akan kembali maju pada periode berikutnya meski belum berhasil saat ini.

"Kalau tahun ini belum berhasil, lima tahun ke depan saya akan maju lagi, tujuannya untuk masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Caleg DPRD Sragen Dibunuh Teman Wanitanya Karena Tak Kunjung Menikahi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya