Mengenal HR Rasuna Said, Pahlawan RI di Google Doodle Hari Ini

HR Rasuna Said diberi gelar pahlawan pada 1974

Jakarta, IDN Times - Google Doodle Indonesia hari ini menampilkan sosok pahlawan asal Sumatra Barat, HR Rasuna Said. Siapa itu Rasuna Said?

Rasuna Said adalah seorang perempuan yang dikenal sebagai orator ulung dan memperjuangkan kesetaraan kaumnya. 

Dua huruf yang selalu ada di depan namanya merupakan kependekan dari Hajjah Rangkayo. Ia lahir di Maininjau, Sumatra Barat, pada 14 September 1910. Rasuna lahir dari keluarga bangsawan dan memiliki harta yang cukup. Tetapi, hal itu tidak menghentikannya maju dalam pendidikan.

Baca Juga: Mangkuk Ayam Jago Jadi Google Doodle, Ini Sejarah dan Maknanya

1. HR Rasuna Said pernah diasingkan Belanda pada umur 22 tahun

Mengenal HR Rasuna Said, Pahlawan RI di Google Doodle Hari IniIlustrasi penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Masa kecil Rasuna dihabiskan di Pondok Pesantren Ar-Rasyidiyah di dekat kota kelahirannya. Dia kemudian pindah ke sekolah agama khusus perempuan di Diniyah Putri Padang Panjang. Usai mengenyam pendidikan di sana, Rasuna muda sempat menjadi guru di Diniyah Putri Padang Panjang.

Selain mengajarkan mengenai agama, ia juga memberikan motivasi kepada anak-anak perempuan agar memiliki cita-cita yang tinggi dan bisa lebih maju dibandingkan laki-laki. Rasuna ketika itu menyampaikan pesan yang kuat dan tertanam di benak siswanya: "perlakuan yang tidak adil kepada perempuan harus dilawan."

Dia juga tidak segan-segan melawan penjajah Belanda yang ketika itu telah menjejakkan kaki di bumi Nusantara.

Dikutip dari Harian Kompas, dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda, Rasuna Said sampai ditangkap dan dipenjara pada 1930. Hal itu lantaran ia kerap mengkritik penjajah Belanda karena mereka menindas rakyat Indonesia.

Rasuna yang ketika itu baru berusia 22 tahun diasingkan Belanda ke Semarang. Ia menjadi perempuan Indonesia pertama yang terkena hukuman speek delict, yakni delik pada era kolonial yang menyatakan seseorang bisa dihukum karena berbicara menentang penjajah Belanda. 

2. HR Rasuna Said pernah menjadi jurnalis

Mengenal HR Rasuna Said, Pahlawan RI di Google Doodle Hari Iniilustrasi jurnalis (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemampuan orasi Rasuna Said yang baik turut didukung dengan kemampuannya menulis. Pada 1935, ia menjadi jurnalis hingga didapuk sebagai pemimpin redaksi di Majalah Raya. Dia kemudian memutuskan pindah ke Medan, Sumatra Utara dan mendirikan Sekolah Perguruan Poeteri ketika usianya baru 27 tahun.

Dia turut melahirkan majalah dwi mingguan bernama Menara Poeteri pada tahun 1937. Majalah itu banyak membahas mengenai isu perempuan dan ajakan kepada kaum pribumi mengenai antikolonialisme. Rasuna mengajak agar kaum pribumi menentang penjajahan Belanda. 

Harian Kompas menyebut, Rasuna kerap mengisi sebuah kolom dengan menggunakan nama pena Seliguri. Tetapi, sayang majalah ini tidak bertahan lama. Banyaknya pelanggan yang menunggak pembayaran tagihan menjadi salah satu penyebab bangkrutnya majalah ini. 

Rasuna Said kemudian memutuskan pulang ke kampungnya di Sumatra Barat. Dari kampung halaman, Rasuna tetap lantang berorasi agar Indonesia segera merdeka dari penjajahan Belanda. 

3. HR Rasuna Said diberi gelar pahlawan pada 1974

Mengenal HR Rasuna Said, Pahlawan RI di Google Doodle Hari IniFoto pahlawan nasional HR Rasuna Said (https://direktoratk2krs.kemsos.go.id/)

Rasuna wafat di usia 55 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Dia meninggalkan satu anak dan enam cucu.

Lantaran ia berani membela kaum perempuan melalui orasi dan tulisan yang tajam, Rasuna kemudian diberi gelar pahlawan nasional pada 13 Desember 1974. 

Baca Juga: Tokoh Asal Lampung KH Ahmad Hanafiah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya