Pengoperasian LRT Jabodebek Molor Hingga 2020, Ini Kendalanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pembangunan Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) hingga Senin (14/1) baru mencapai 56,1 persen.
Dengan demikian pengoperasian salah satu moda transportasi teranyar di DKI Jakarta itu dipastikan akan terlambat dari target.
1. Rute Cibubur-Cawang yang paling mendekati akhir
Direktur Operasional II Adhi Karya, Pundjung Setya Brata menjelaskan untuk fase pertama, rute Cibubur-Cawang jadi rute yang paling mendekati selesai dengan total 76,21 persen selesai. Sementara itu, rute Bekasi Timur-Cawang dan Cawang-Dukuh Atas masing-masing baru rampung 44,19 dan 51,06 persen.
Baca Juga: Proyek MRT dan LRT Hampir Rampung, Anies Harap Awal 2019 Beroperasi
2. Diprediksi bisa beroperasi 2020
Dia mengatakan, akan mengupayakan pembangunan konstruksi LRT Jabodetabek telah selesai sebelum tahun berganti lagi sehingga bisa digunakan pada akhir 2020.
Editor’s picks
“Komersialnya akhir 2020 atau pertengahan 2021,” ujarnya.
3. Pihak Adhi Karya jawab kritikan Wapres soal LRT
Pundjung juga menjawab kritikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menyebut pembangunan LRT terlalu mahal. Menurutnya hal tersebut sudah optimal dan cukup murah dibanding dengan negara lain.
Sebab, harga Rp500 milliar yang disebut JK sudah termasuk biaya Depo dan Stasiun.
4. JK sebut biaya LRT kemahalan
Sebelumnya, JK sempat mengkritik pembangunan LRT kurang efisien karena dibangun dengan biaya mahal dan ada di samping jalan tol. Ia mengatakan bahwa seharusnya LRT Jabodebek dibangun terpisah dengan jalan tol.
“Siapa konsultan yang memimpin ini? Sehingga biayanya (mahal) per kilometer. Kapan kembalinya kalau dihitungnya seperti itu,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jokowi Optimistis MRT dan LRT Bisa Kurangi Kemacetan di Jabodetabek