Penyuap Edhy Prabowo: Ekspor Benur Gak Ada Untungnya!

Lalu, kenapa masih mau ekspor ya?

Jakarta, IDN Times - Penyuap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Suharjito, mengungkapkan bisnis ekspor benih lobster atau benur tidak menguntungkan. Sebab, biayanya mahal dan risiko dari bisnis tinggi.

Hal itu diutarakan Suharjito dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (5/5/2021). Suharjito hadir dalam persidang perkara ekspor benur dengan terdakwa Edhy.

1. Suharjito sebut biaya yang ditentukan KKP kemahalan

Penyuap Edhy Prabowo: Ekspor Benur Gak Ada Untungnya!Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito (kiri) keluar dari ruangan pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (10/3/2021). (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Baca Juga: Penyuap Edhy Prabowo Divonis 2 Tahun Bui, Lebih Ringan dari Tuntutan

Suharjito menjelaskan terkait harga ekspor benur ditentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurutnya, harga itu terlalu mahal.

"Iya (kemahalan). Jadi sebelum itu kita sudah hitung sampe plastik kita hitung," kata dia saat bersaksi di persidangan, Rabu (5/5/2021).

Suharjito menilai biaya ekspor benur seharusnya hanya berkisar Rp300 per ekor. Namun, biayanya menjadi Rp1.800 per ekor karena ada hitungan biaya yang harus dibayarkan ke PT ACK.

"Ya kita kan memang bisnis sudah kita menghitung itu kemahalan, tapi di dalam kemahalan itu tentunya karena ada keuntungan 1.500. Nah 1.500 itu memang ACK yang mengerjainya," ujarnya.

2. Suharjito gak punya pilihan

Penyuap Edhy Prabowo: Ekspor Benur Gak Ada Untungnya!Terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (23/3/2021). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jaksa penuntut umum KPK pun bertanya kepada Suharjito mengapa masih meneruskan bisnis tersebut meski mahal. Suharjito lantas mengaku tak punya pilihan.

"Karena itu tidak ada suatu pilihan, karena waktu saya bergabung sama pak Chandra Astan (Direktur PT Grahafoods Indo Pasifik) di kantor saya itu memberitahu selaku ketua asosiasi Perduli (Persatuan Dunia Lobster Indonesia) yang pasti terima keluhan dari anggota. Nah itu saya bertemu, kan punya gudang, lalu Candra cerita untuk ACK itu sudah komitmen dengan pihak KKP sehingga harganya Rp1.800," jelasnya.

3. Suharjito ungkap alasan tak mendapat untung

Penyuap Edhy Prabowo: Ekspor Benur Gak Ada Untungnya!Terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito berjalan meninggalkan Gedung Merah Putih KPK usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (23/3/2021). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Suharjito mengatakan, pihaknya tak mendapat untung karena pihak pembeli telah mengetahui kuota ekspor benur setiap perusahaan. Karena itu, harganya bisa diperkirakan.

"Jadi kalau Vietnam itu tahu harga satuan, kalau kita harga benihnya misalkan total benih 10 ribu di nelayan. Nah sebenarnya nelayan ini untung besar karena persaingan usaha banyak karena nelayan itu merasa untung. Misalkan 10 ribu benih Vietnam sudah ngitung 10 ribu kali Rp1.800 plus PPDB Rp1.000, nah sudah Rp2.800, nah nanti dikasih selisih (keuntungan) paling harga Rp1.000 atau Rp1.500," ujarnya.

Sayangnya, kata Suharjito, saat ekspor berlangsung keuntungan yang seharusnya mencapai Rp1.000 sampai Rp1.500 per ekor tidak berjalan lancar. Sebab, banyak benur yang mati dan kualitasnya menurun.

"Di situ ada kematian, hitungan, berubah warna, kurang ini itu yang rugi. Tapi saya sebenarnya tidak utamakan di ekspor benur, saya lebih ingin budidaya karena saya sudah belajar budidaya," tambahnya.

Baca Juga: Daftar Belanja dan Aliran Dana Dugaan Suap Ekspor Benur Edhy Prabowo

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya