Perludem: Tak Ada Lagi Negara Tunda Pemilu karena Alasan COVID-19

Penundaan pemilu banyak terjadi pada April 2020

Jakarta, IDN Times - Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Nurul Amalia, mengatakan alasan penundaan Pemilu 2024 karena pandemik COVID-19 tidak bisa diterima. Ia mengatakan, saat ini sudah tidak ada negara di dunia yang menunda pemilu karena alasan tersebut.

"Kalau kita lihat data International IDEA ini, itu menunjukkan di akhir 2021 itu sudah gak ada negara yang menunda pemilu karena pandemik," ujar Nurul dalam webinar yang diselenggarakan Public Virtue, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: FITRA Desak Jokowi Buat Pernyataan Tegas Tolak Penundaan Pemilu 2024

1. Penundaan pemilu terbanyak terjadi pada April 2020

Perludem: Tak Ada Lagi Negara Tunda Pemilu karena Alasan COVID-19Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data IDEA, menurut Nurul, penundaan pemilu karena alasan pandemik terakhir kali terjadi pada Agustus 2021 di dua negara. Penundaan pemilu paling banyak terjadi pada April 2020 di 33 negara.

"Sedangkan, di September (2021) gak ada lagi negara yang menunda pemilu karena alasan pandemik," jelasnya.

2. Pemilu yang ditunda karena COVID-19 kebanyakan lokal

Perludem: Tak Ada Lagi Negara Tunda Pemilu karena Alasan COVID-19Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Jika melihat data lebih rinci, kata Nurul, maka akan terlihat pemilu lokal yang lebih banyak ditunda ketimbang nasional. Namun, negara-negara tersebut tetap melihat bagaimana konstitusi negara masing-masing, dalam mengatur penundaan pemilu pada masa darurat.

"Memang Inggris ditunda setahun, tapi yang ditunda itu pemilu lokalnya, dan dia melihat bagaimana konstitusi mengatur," ujarnya.

Baca Juga: Wacana Penundaan Pemilu, Publik Ramai Tanyakan Klaim Big Data Luhut

3. Sejumlah elite parpol usulkan penundaan pemilu

Perludem: Tak Ada Lagi Negara Tunda Pemilu karena Alasan COVID-19Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Wacana penundaan Pemilu 2024 kembali berpolemik setelah disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Dia mengaku akan menyampaikan usulan tersebut kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Moga-moga usulan saya, nanti saya sampaikan ke teman-teman pimpinan partai politik, saya usulkan ke Pak Presiden. Nah bagaiman apakah bisa betul, ya nanti kita lihat saja apakah mungkin bisa diundur atau tidak. Itu usulan saya,” ujar Cak Imin dalam keterangannya, Rabu, 23 Februari 2022.

Cak Imin yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI itu mengusulkan, jadwal pemilu yang sudah ditetapkan 14 Februari 2024, dimundurkan satu hingga dua tahun. Alasannya, kondisi ekonomi Indonesia saat ini belum stabil.

Menurut Cak Imin, 2024 menjadi tahun politik itu akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Sebab, para pengusaha dan investor akan melihat terlebih dahulu siapa pemenang pemilu di tahun tersebut.

Usulan Cak Imin juga diaminin Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Mereka pun beralasan yang sama, karena faktor ekonomi di Indonesia yang baru mulai bangkit dari pandemik COVID-19.

Tak hanya itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsa Padjaitan juga tanpa segan-segan terus menggaungkan wacana tersebut, dengan alasan yang sama. Dia mengklaim mayoritas masyarakat setuju Pemilu 2024 ditunda, namun dibantah banyak pihak.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya