Pimpinan DPRD DKI Kirim Surat Terbuka ke Mendikbud, Begini Isinya

Surat terbuka mewakili kaum ibu-ibu di Jakarta

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Dalam surat tersebut, Zita menilai Mendikbud belum memberikan solusi yang jelas untuk proses belajar jarak jauh, selama masa pandemik virus corona atau COVID-19.

"Kita belum ada panduan yang jelas. Kasihan anak-anak. Apalagi dari keluarga yang tidak mampu, BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari pemerintah habis buat hidup, bagaimana mau beli paket internet. Anak-anak bisa depresi dan trauma," kata Zita, Minggu (14/6).

1. Surat terbuka itu disebut mewakili kaum ibu-ibu di Jakarta

Pimpinan DPRD DKI Kirim Surat Terbuka ke Mendikbud, Begini IsinyaIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Zita yakin Nadiem sudah memiliki gagasan. Namun, dia tetap berharap Mendikbud menyempatkan diri untuk membaca surat terbukanya serta membuka dialog seluas-luasnya dengan pelaku pendidikan.

"Kami tahu Mas Menteri sibuk. Kalau sempat, baca surat saya. Itu curhatan panjang dari emak-emak yang saya dengar hampir setiap hari. Di DKI, kami sudah coba dorong apa yang kami bisa, namun kuncinya ada di pemerintah pusat. Tidak mungkin daerah bikin kurikulum sendiri. Juplak-juknis (Petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis) kan harus dari pemerintah pusat. Kami harap Mas Menteri membuka ruang bicara seluas-luasnya hari ini," kata dia.

Baca Juga: DPR: 40.000 Sekolah Belum Miliki Internet, PJJ Jadi Tak Optimal

2. Mendikbud diminta segera siapkan pedoman new normal dalam dunia pendidikan

Pimpinan DPRD DKI Kirim Surat Terbuka ke Mendikbud, Begini IsinyaMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Dok. Telekonferensi Kemendikbud)

Dalam surat tersebut, Ketua DPP PAN dan Insiator Bunda Pintar Indonesia ini juga mengungkapkan pandemik COVID-19 di Indonesia telah mengubah sikap anak-anak, karena tak lagi dapat belajar di sekolah. Ia berharap Nadiem bisa segera memberi pedoman belajar dalam masa pandemik.

"Berikan bekal yang cukup dan terukur. Bila situasi memungkinkan ke sekolah, kita buka sekolah, namun bila mengharuskan kembali belajar dari rumah, semuanya harus jadi lebih siap," tulis Zita.

3. Isi lengkap surat terbuka Zita Anjani untuk Nadiem Makarim

Pimpinan DPRD DKI Kirim Surat Terbuka ke Mendikbud, Begini IsinyaWakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Berikut adalah kutipan surat terbuka Zita Anjani kepada Nadiem Makarim, yang diterima IDN Times, Minggu (14/6) malam.

Surat Terbuka Untuk Mas Menteri Nadiem

"Cara Terbaik Mendidik Anak Adalah Dengan Kasih Sayang"


Yang saya hormati Mas Menteri Nadiem, saya memanggil begitu, karena Mas Menteri yang memintanya. Tentunya, tidak lah sulit bagi saya memenuhi permintaan dari seorang pejabat tinggi di negara yang sangat saya cintai ini. Mas Menteri yang dulu saya kenal sudah berbeda dengan Mas Menteri yang sekarang. Dulunya, CEO-nya tukang ojek, sekarang sudah menjadi CEO-nya guru-guru. Urusanya beda, masalahnya juga beda.

Saya ini seorang Ibu, sekaligus seorang pengajar taman kanak-kanak. Saya habiskan waktu di dalam dan luar rumah lebih banyak bersama anak-anak. Saya sudah tidak lihat lagi ada beda, mana anak saya, mana anak orang lain. Yang jelas, semua anak perlu untuk disayangi. Itu yang mereka inginkan. Itu pula satu-satunya jalan memasuki dunia mereka.

Mencintai anak tentunya tidak dapat mencabutnya dari dunianya. Bermain, belajar, dan mengenali peran dan statusnya. Pendidikan bukan hanya soal mengikuti kurikulum, tambah-kurang, bagi-bagi, juga kali-kali, apalagi critical thinking yang selalu Mas Menteri kampanyekan kemana-mana. Lebih daripada itu, anak-anak harus dicintai di dalam berbagai situasi.

Sekarang, Covid-19 membuat kita semua mesti berpikir lebih jauh. Semua media kita untuk menyampaikan afeksi sudah tidak lagi bekerja. Rasa cinta dan sayang tidak lagi dikirimkan lewat cara yang biasa. Kami harap Mas Nadiem menjadi juru selamat untuk seluruh anak Indonesia.

Banyak dari anak-anak sudah tidak lagi fokus dan tempramental dalam situasi ini di dalam rumah. Orang berada, mungkin, tidak lah terlalu sulit memenuhi keinginannya. Namun, orang-orang tua biasa yang harus menunggu BLT dari pemerintah, tentunya tidak akan mampu berpikir soal paket internet anaknya. Ini tentunya parah sekali, berpikir saja sudah tidak mampu. Anak pun pasti ikut merasakan cemas, trauma, dan takut.

Bahaya sekali bila anak-anak merasa tidak dicintai oleh negaranya. Mereka akan tumbuh sebagai generasi yang dapat diisi oleh berbagai paham apapun. Ketika negara banyak berkampanye soal Pancasila, UUD 1945, dan antiradikalisme, namun sebagian warganya tumbuh tanpa merasakan cinta dan sayang dari negara. Ini ironis.

Saya berharap Mas Nadiem segera bertindak, kurangi beban berat yang harus dipikul oleh anak-anak. Datang lah ke rumah kami, berikan kepastian untuk anak-anak yang kami cintai. Kami ingin mereka kembali tersenyum, hadirkan kembali dunianya, meski tidak lagi seperti dahulu. Istilahnya bisa macam-macam. Mas Menteri dan jajaran tentunya jauh lebih pintar membuat konsep. Maka, kami berharap Mas Menteri juga bisa memberi lebih banyak kasih sayang kepada anak-anak Indonesia.

Siapkan pedoman bagi pendidik hadapi new normal. Berikan bekal yang cukup dan terukur. Bila situasi memungkinkan ke sekolah, kita buka sekolah, namun bila mengharuskan kembali belajar dari rumah, semuanya harus jadi lebih siap.

Sebagai pendidik, kami ingin ada panduan yang jelas untuk belajar jarak jauh, berapa jam harus belajar online, aplikasi yang digunakan apa, sampai berapa besar subsidi Kuota Internet (DiKI). Bahkan, yang tidak punya gadget canggih pun harusnya dapat menikmati haknya. New normal jangan sampai mengakibatkan new problem dan new discrimination.

Kami ingin anak-anak merasa dicintai, tidak iri dengan sebagian kawannya yang berpunya, mampu membeli pelayanan pendidikan terbaik dari pihak swasta, yang lebih besar perhatian dan baik pelayanannya. Namun bagaimana dengan yang tidak mampu?

Besar harapan kami kepada Mas Menteri, semoga sehat selalu dalam bekerja. Anak-anak kami menantikan cinta dari Mas Menteri yang mereka sangat sayangi.


Zita Anjani
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Inisiator Bunda Pintar Indonesia

Baca Juga: DPRD Desak Dinas Pendidikan DKI Hapus Aturan soal Umur di PPDB SMA

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya