Polisi Ungkap Kasus Pornografi Anak di Yogya, 8 Orang Jadi Tersangka

Pelaku mengaku sebagai anak kelas 1 SMP

Jakarta, IDN Times - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil mengungkap kasus pornografi terhadap anak di bawah umur. Hal tersebut diungkapkan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

"Kejahatan terhadap anak berupa eksploitasi dan distribusi materi pornografi dan kesusilaan korban anak melalui jaringan medsos dan media online," ujar Ramadhan, Rabu (13/7/2022).

1. Pelaku mengaku sebagai anak kelas 1 SMP, lalu video call korban

Polisi Ungkap Kasus Pornografi Anak di Yogya, 8 Orang Jadi TersangkaKepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes. Pol. Ahmad Ramadhan (Dok. Humas Polri)

Ahmad Ramadhan menjelaskan bahwa dalam melancarkan aksinya, pelaku mencari nomor target (korban) yang dibagikan dalam grup Whatapp. Grup tersebut membagikan nomor anak-anak yang disebut bisa melakukan video call sex (VCS).

"Setelah mendapatkan nomor target pelaku chat dengan mengaku sebagai anak kelas 1 SMP. Kemudian pelaku menghubungi target dan menunjukkan 'kemaluannya' dengan anak tersebut. Pelaku juga meminta nomor Whatsapp teman-teman target yang bisa dihubungi oleh pelaku," ujar Ramadhan.

2. Tersangka terancam 12 tahun penjara

Polisi Ungkap Kasus Pornografi Anak di Yogya, 8 Orang Jadi Tersangkailustrasi tersangka (IDN Times/Aditya Pratama)

Hingga artikel ini dimuat, polisi sudah menetapkan delapan tersangka yakni FAS; SD (admin grup); AC (pengunggah konten pornografi anak); ABH (pengunggah konten pornografi anak); AN (pengunggah konten pornografi anak); BS (pembuat grup); BD (pengunggah konten pornografi anak); dan AR (pengunggah konten). Mereka dikenakan pasal berlapis.

"Dengan ancaman penjara paling lama 12 tahun dan denda Rp6 miliar," ujar Ramadhan.

3. Polisi temukan ada 2.372 media pornografi anak di grup WhatsApp

Polisi Ungkap Kasus Pornografi Anak di Yogya, 8 Orang Jadi Tersangkailustrasi konten negatif (IDN Times/Lia Hutasoit)

Berdasarkan pengembangan informasi, polisi telah menemukan ada 1.550 anggota yang tergabung dalam dua grup WhatsApp. Dari kedua grup itu, ditemukan 2.372 video dan gambar bermuatan pornografi terhadap anak dan dewasa.

"Hasil pengangkatan data melalui digital forensik terhadap bukti digital, ada 103 konten berupa video dan gambar terkait anak sebagai korban eksploitasi yang didistribusikan melalui akun medsos dan grup aplikasinya," jelas Ramadhan.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya