Projo: Permintaan Maaf Jokowi Tulus, Jangan Dipolitisasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Organisasi Relawan Pro Jokowi (Projo) mengatakan, pernyataan Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta maaf kepada rakyat adalah hal wajar dan manusiawi. Bendahara Umum Projo Panel Barus menyebut permintaan maaf presiden dilakukan dengan tulus.
"DPP Projo sekali lagi menyampaikan bahwa sebuah permintaan maaf yang tulus ya dari presiden dan wakil presidens di momentum yang baik adalah satu hal yang wajar, satu hal yang manusiawi, karena tidak ada yang sempurna ya," ujar Barus pada Sabtu (3/8/2024).
1. Projo sebut Jokowi-Ma'ruf manusia biasa
Projo menyebut Jokowi dan Ma'rif Amin hanya manusia biasa. Sehingga kebijakan yang mereka buat tak bisa memuaskan seluruh masyarakat.
"Bagaimana pun Pak Jokowi, Pak Ma'ruf Amin adalah manusia yang mungkin dalam kepemimpinannya di periode kedua, ada banyak kebijakan yang tidak bisa menyenangkan semua pihak," ujarnya.
Baca Juga: PBNU Nilai Permintaan Maaf Jokowi Cerminkan Pemimpin yang Baik
2. Projo minta permintaan maaf Jokowi tak dipolitisasi
Editor’s picks
Barus menyebut permintaan maaf Jokowi hal bisa yang tak perlu dipolitisasi. Ia mencontohkan ketika seseorang selesai membuat acara di rumah dan meminta maaf pada tamu.
"Anda kalau bikin acara di rumah, anda setelah selesai acara, anda bilang mohon maaf apabila penerimaan kami kurang baik, pelayanan kami kurang baik, itu biasa itu. Jadi tidak perlu satu permintaan maaf yang tulus itu kemudian dipolitisasi berlebihan, saya jadi bertanya kepada pihak yang merespons sebuah permintaan maaf itu, anda sehat atau tidak gitu," ujarnya.
Baca Juga: Masyarakat Adat ke Jokowi: Permintaan Maaf Saja Tidak Cukup
3. Jokowi minta maaf dan pamit
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permohonan maaf apabila pada masa kepemimpinannya sebagai Presiden RI banyak salah. Hal itu ia sampaikan dalam acara zikir dan doa kebangsaan dalam rangkaian Bulan Kemerdekaan menyambut HUT ke-79 RI di Istana Merdeka, Jakarta.
"Di hari pertama bulan kemerdekaan, Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor KH Ma'ruf Amin, ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," ucap dia.
"Khususnya, selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," sambungnya.
Jokowi menyadari, tidak bisa menyenangkan semua pihak ketika memimpin Indonesia.
"Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah, kerajaan langit dan bumi serta apapun yang ada di dalamnya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," imbuhnya.