Tak Lagi Garang Bela KPK, Slank Diserang Warganet hingga Jadi Trending

Ini kah penyebab #SlankPenipu populer di Twitter?

Jakarta, IDN Times - Band Slank turut menjadi sasaran amukan warganet yang kecewa dengan polemik pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, band yang digawangi Bimbim dkk ini dianggap tak bersikap seperti biasanya ketika KPK dilemahkan.

"KPK hancur dari dalam bro, mana suara lu?" tulis pemilik akun Twitter Riyan** sambil menyebut akun Twitter Slank pada Kamis (13/5/2021).

Apa benar tuduhan warganet bahwa Slank sudah tak lagi kritis terhadap pemerintah?

1. Slank disebut lebih berani sebelum era Jokowi

Tak Lagi Garang Bela KPK, Slank Diserang Warganet hingga Jadi Trendinginstagram.com/Slankdotcom

Sejumlah warganet juga menyinggung sepak terjang Slank yang dulu sering membela KPK dengan berbagai cara, salah satunya dengan lagu. Menurut sejumlah warganet, Slank tak lagi seperti dulu.

"Sebelum era Jokowi, band satu ini getol membela KPK," ujar seorang pengguna Twitter.

Baca Juga: GUSDURian Desak Jokowi Evaluasi Tes Wawasan Kebangsaan KPK 

2. Sejumlah Slankers minta pencetus tagar SlankPenipu diusut

Tak Lagi Garang Bela KPK, Slank Diserang Warganet hingga Jadi TrendingIDN Times/Indah Permata Sari

Tak semua orang membuat tweet untuk Slank dengan Tagar itu dengan nada negatif. Seperti pengguna Twitter bernama Tisus****, ia meminta band yang bermarkas di Potlot, Jakarta Selatan ini untuk menginvestigasi tagar itu.

"Usut tuntas siapa orang pertama dan penggerak isu murah begini, karena sudah masuk pencemaran nama baik Slank," ujar pengguna Twitter tersebut.

 

3. Polemik pelemahan KPK muncul usai ada Tes Wawasan Kebangsaan

Tak Lagi Garang Bela KPK, Slank Diserang Warganet hingga Jadi TrendingGedung Komisi Pemberantasan Korupsi (IDN Times/Aryodamar)

Sebelumnya, polemik pelemahan KPK kembali mencuat setelah 75 pegawai lembaga antirasuah itu tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk peralihan status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Sejumlah pihak menilai hal tersebut adalah akal-akalan untuk menjegal orang yang selama ini dianggap kritis seperti Penyidik Senior Novel Baswedan.

Buntutnya, Ketua KPK Firli Bahuri mengeluarkan Surat Keputusan yang berisi bahwa 75 pegawai tak lolos TWK harus menyerahkan tugas dan jabatannya. Namun, hal ini dibantah oleh KPK

Pelaksana Tugas Juru Bicara bidang Penindakan Ali Fikri membenarkan mengenai Surat Keputusan yang diteken Firli itu. Menurut Ali hal ini sesuai dengan keputusan rapat yang berlangsung pada 5 Mei 2021 dan dihadiri pimpinan, Dewan Pengawas, dan pejabat struktural KPK.

Penyerahan tugas, kata dia, dilakukan semata-mata untuk memastikan efektivitas pelaksanaan tugas di KPK agar tidak terkendala dan menghindari adanya permasalahan hukum berkenaan dengan penanganan kasus yang tengah berjalan.

"Dapat kami jelaskan bahwa saat ini pegawai tersebut bukan nonaktif, karena semua hak dan tanggung jawab kepegawaiannya masih tetap berlaku," ujar Ali dalam keterangannya.

Dia juga mengatakan KPK saat ini tengah berkoordinasi secara intensif dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan KPK mengirimkan surat ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) terkait tindak lanjut terhadap para pegawai lembaga antirasuah yang dinyatakan tidak memenuhi syarat.

 

Baca Juga: 75 Pegawai KPK Dinonaktifkan, Bambang Widjojanto: Firli Harus Mundur

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya