[UPDATE] 40.345 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona

Ada 81.668 orang telah dinyatakan positif COVID-19

Jakarta, IDN Times - Jumlah pasien positif COVID-19 atau virus corona yang dinyatakan sembuh terus bertambah. Per Kamis (16/7/2020) jumlah pasien sembuh bertambah 1.295 orang.

"Sehingga total 40.345," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona, Ahmad Yurianto, dalam siaran langsung YouTube BNPB.

1. Sebanyak 81.668 orang di Indonesia telah dinyatakan positif COVID-19

[UPDATE] 40.345 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus CoronaIlustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Yuri juga mengungkapkan, jumlah pasien meninggal dunia dan dinyatakan positif juga mengalami penambahan. Pasien meninggal dunia bertambah 76, sehingga menjadi 3.873 orang, sedangkan pasien positif bertambah 1.295 orang.

"Sehingga total menjadi 81.668 orang (positif COVID-19)," ujar dia.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

2. Penambahan kasus terbanyak ada di Jakarta

[UPDATE] 40.345 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus CoronaWarga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di Jalan Jati Baru II, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Yuri menjelaskan penambahan kasus terbanyak berasal dari DKI Jakarta. Jakarta hari ini melaporkan ada penambahan 312 kasus baru dan 134 orang dinyatakan sembuh.

Penambahan tertinggi kedua Provinsi Jawa Tengah dengan 214 kasus baru dan 80 kasus sembuh, serta Jawa Timur melaporkan 179 kasus baru dan 444 orang sembuh.

“Sulawesi Selatan 178 kasus baru dan 211 sembuh, Kalimantan Selatan 133 kasus baru dan 66 sembuh. Kemudian, Bali 112 kasus baru dan 106 sembuh,” sambung dia.

3. Ada enam provinsi yang tidak memiliki penambahan kasus positif COVID-19 hari ini

[UPDATE] 40.345 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus CoronaWarga berbelanja di pasar murah yang digelar di halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tengah di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Yuri mengungkapkan, terdapat 17 provinsi dengan jumlah penambahan kasus harian tak lebih dari sepuluh. Terdapat juga enam provinsi yang tidak memiliki penambahan kasus positif hari ini.

“Di antaranya adalah, Bangka Belitung, Jambi, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” sebut dia.

4. Gejala dan cara pencegahan virus corona

[UPDATE] 40.345 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus CoronaWarga mengantre untuk tes sam nukleat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

5. Penularan COVID-19 bisa melalui airborne

[UPDATE] 40.345 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus CoronaAnggota TNI AD bersama Satpol PP Kota Bogor mengatur arus lalu lintas di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Arif)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis 9 Juli 2020 mengonfirmasi bahwa COVID-19 dapat menular melalui udara (airborne). Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa penyakit tersebut cepat menyebar ke seluruh dunia. 

Karena itu, pada hari yang sama, WHO merilis panduan baru mengenai penularan COVID-19 melalui situs resminya. Ada beberapa pembaharuan yang perlu kamu tahu.

Penularan utama COVID-19 tetaplah melalui kontak dengan pasien. Baik kontak langsung, tidak langsung, atau berada di dekat mereka. WHO menyatakan hal ini terjadi karena pasien COVID-19 mengeluarkan droplet dari saluran pernapasan ketika berbicara, batuk, bersin, atau menyanyi. 

Cairan dari pernapasan tersebut bisa dibagi menjadi dua macam, yakni respiratory droplet (berukuran lebih dari lima hingga sepuluh mikrometer) dan droplet nuclei atau aerosol (berukuran kurang dari lima mikrometer). 

Respiratory droplet dapat mengenai orang lain yang berada dalam radius satu meter dengan pasien. Ketika cairan itu mengenai mata, hidung, dan mulut, maka besar kemungkinan mereka tertular. Sementara, droplet nuclei atau aerosol ditularkan melalui udara.

Kita sering mendengar istilah airborne, apa artinya?WHO menyatakan transmisi airborne terjadi ketika virus disebarkan melalui droplet nuclei atau aerosol yang tetap bisa menular ketika dilepaskan ke udara. Selain itu, droplet nuclei bisa menggantung di udara dalam jarak dan waktu lama. 

Sebelumnya, WHO juga menyatakan transmisi ini dimungkinkan ketika kita berada di lingkungan rumah sakit. Sebab ada sejumlah prosedur medis yang menghasilkan aerosol. Namun lingkup tersebut kini membesar. 

Mengutip laporan WHO, ada beberapa studi yang dilakukan di rumah sakit untuk mengamati keberadaan virus di udara. Ternyata walaupun tidak ada prosedur medis yang melibatkan aerosol, RNA SARS-CoV-2 tetap ditemukan di udara. Namun ada pula studi yang menentangnya. 

Terdapat pula bukti bahwa aerosol juga diproduksi ketika kita berbicara dan batuk. Karena itu, walaupun studi mengenai sifat airborne dari COVID-19 masih terbatas, ada baiknya untuk tetap menerapkan pencegahan berbasis airborne. 

Penularan airborne utamanya terjadi di ruangan yang tertutup, ramai, dan tidak ada ventilasi yang memadai. Contohnya ruangan gym, restoran, ruangan dengan pendingin AC, dan lain sebagainya.

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya