Uskup Agung Jakarta: COVID-19 Muncul karena Manusia Merusak Alam

"Perusakan alam itu membuat alam tidak seimbang lagi.."

Jakarta, IDN Times - Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Karinal Suharyo mengatakan bahwa pandemik COVID-19 saat ini merupakan peringatan agar manusia menjaga alam, bukan merusaknya.

Suharyo mengatakan bahwa perayaan Paskah 2020 merupakan Paskah Ekologis karena bersamaan dengan pandemik COVID-19 di seluruh dunia.

1. Wabah muncul karena manusia merusak alam

Uskup Agung Jakarta: COVID-19 Muncul karena Manusia Merusak AlamTim Asistensi Komisi Pengarah Medan Merdeka saat mengambil sejumlah sample penebangan pohon dan bekas uji coba lintasan Formula E di kawasan Monas, Rabu (26/2) (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Suharyo mengatakan bahwa penyebab terjadinya pandemik virus itu disebabkan reaksi natural atas kesalahan manusia secara kolektif kepada alam. Alasan itu disebutnya masuk akal budi dan akal iman.

"Dalam bahasa iman wabah antara lain disebabkan oleh dosa ekologis. Yang dimaksudkan kira-kira begini, wabah muncul karena manusia telah merusak tatanan dan harmoni alam. Perusakan alam itu membuat alam tidak seimbang lagi dan ini mempunyai akibat yang sangat luas dan beragam," katanya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Jokowi: Kalau Ada yang Positif COVID-19, Jangan Dikucilkan!

2. Wabah tidak terbendung karena manusia serakah dan sombong

Uskup Agung Jakarta: COVID-19 Muncul karena Manusia Merusak AlamPetugas pemakaman menurunkan peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Senin (30/3/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Suharyo menyebut bahwa seharusnya alam memiliki caranya sendiri untuk meredam wabah. Namun, karena nafsu keserakahan dan kesombongan manusia telah merusak alam, maka wabah menjadi tidak terbendung.

"Wabah menyadarkan bahwa manusia adalah ciptaan yang rapuh, yang tidak mungkin bertahan jika alam ciptaan lainnya dihancurkan," katanya.

3. COVID-19 menumbuhkan solidaritas

Uskup Agung Jakarta: COVID-19 Muncul karena Manusia Merusak AlamAdaro beri sumbangan ke BNPB (Dok. Istimewa)

Suharyo menilai wabah COVID-19 yang terjadi di Indonesia ini telah menumbuhkan rasa kerelaan berkorban dan tumbuhnya solidaritas sesama manusia di Indonesia. Tumbuhnya solidaritas sesama manusia itu adalah Paskah yang nyata.

Ia berharap kerelaan berkorban dan solidaritas itu agar tidak hilang walau pandemi COVID-19 juga berakhir serta manusia mau memulihkan alam yang rusak, merawat dan menjaganya. 

Baca Juga: Pesan Paskah Paus Fransiskus: Bukan Saatnya Mementingkan Diri Sendiri

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya