Virus Corona Membuat Mereka Harus Ibadah secara Online, Ini Kisahnya

Pemprov DKI menunda kegiatan keagamaan di Jakarta 2 minggu

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa kegiatan keagamaan di ibu kota harus ditunda karena penyebaran virus corona di Jakarta.

Salah satu yang terdampak kebijakan itu adalah kegiatan misa atau ibadah yang biasa dilakukan pada akhir pekan oleh umat Kristen dan Katolik. Mereka tak bisa menjalankan ibadah di Gereja seperti biasanya.

Sejumlah umat Kristen dan Katolik bersedia membagikan pengalamannya menjalani ibadah online pertama kalinya tersebut. Begini kisahnya.

1. Lebih tenang ibadah secara online

Virus Corona Membuat Mereka Harus Ibadah secara Online, Ini KisahnyaSeorang pastor saat memberikan komuni kepada jemaat Gereja Bongsari. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Seorang Katolik bernama Kristina mengatakan bahwa misa secara online tak memiliki banyak perbedaan baginya. Salah satu hal yang paling terasa berbeda menurutnya adalah suasana yang sepi karena misa dilakukan secara online dari rumah masing-masing sehingga hanya bertemu dengan keluarga saja.

"Dalam keadaan seperti ini, memang rasanya lebih tenang untuk ibadah di rumah, mengikuti imbauan Paus Fransiskus, Keuskupan, Gereja setempat, dan pemerintah, sehingga pada akhirnya kita secara bersama-sama pasti bisa melewati situasi ini," ujarnya melalui pesan singkat kepada IDN Times, Minggu (29/3).

Menurut Tina hal yang paling berbeda adalah rutinitas penerimaan sakramen Ekaristi yang tak bisa dilakukan karena misa online. Sebagai gantinya ia dan umat Katolik lainnya berdoa Komuni Batin dari tempat masing-masing.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak karena Banyak Pasien Positif Tak Isolasi Diri

2. Ibadah online sempat membuat bingung

Virus Corona Membuat Mereka Harus Ibadah secara Online, Ini KisahnyaIlustrasi kebaktian di gereja. IDN Times/Fariz Fardianto

Hal senada diungkapkan Eka. Wanita beragama Kristen ini berpendapat tak ada perbedaan berarti dari ibadah online.

Meski demian, Eka bercerita bahwa ia sempat bingung ketika pertama kali akan menjalani ibadah online. Karena ibadah dilakukan di rumah, ia sempat bingung apakah harus berpakaian rapi seperti ke gereja atau ala kadarnya saja. Akhirnya ia memutuskan berpakaian rapi meski hanya berada di rumah.

"Saya memutuskan buat sopan kayak biasa. Kan sama saja mau ketemu Tuhan, cuma kali ini pakai wadah dalam bentuk video dan bukan ke gerejanya langsung," jelasnya.

3. Masa darurat virus corona diperpanjang

Virus Corona Membuat Mereka Harus Ibadah secara Online, Ini KisahnyaGubernur Anies Baswedan bersama Kapolda Metro Jaya Gatot Eddy dan Pangdam Jaya Eko Margiyono (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Penundaan kegiatan ibadah seluruh umat agama di Jakarta merupakan tindak lanjut dari penetapan status gawat darurat COVID-19 di Jakarta. Kemarin, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang masa gawat darurat tersebut.

Gubernur Anies Baswedan mengatakan, dengan perpanjangan masa darurat hingga 19 April 2020 maka hal tersebut berlaku pada penutupan tempat wisata, sekolah, dan lokasi hiburan. Namun, ia belum menjelaskan apakah hal tersebut juga berdampak pada penundaan kegiatan keagamaan yang mengundang keramaian di ibu kota.

“Kami meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta untuk tidak meninggalkan Jakarta ke luar, khususnya ke kampung halaman. Pesan ini sesungguhnya sudah disampaikan berkali-kali. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Bapak/Ibu/Saudara sekalian sehat dan bila membutuhkan pelayanan kesehatan, kami bisa memberikan bantuan. Jadi, saya berharap kepada semuanya ambil sikap bertanggung jawab dengan tetap tinggal di Jakarta dan jangan pulang kampung apalagi bila yang bersangkutan berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan,” ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (28/3).

Baca Juga: 10.459 Orang Jalani Rapid Tes COVID-19 di Jakarta, Ini Hasilnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya