Aktivitas Gempa di Mentawai Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada!

Tetap waspada dan lakukan langkah antisipatif guys

Jakarta, IDN Times - Wilayah Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, diguncang doublet earthquakes pada Senin (19/10/2020). Gempa yang terjadi pada siang hari pukul 14.31.30 dan 14.47.22 WIB ini berkekuatan magnitudo 5,6 dan 5,7.

Episenter kedua gempa ini terletak di laut pada jarak sekitar 33 km arah barat daya Pagai Selatan di kedalaman hiposenter 13 km dan 17 km.

Kedua gempa ini disebut double atau kembar karena kekuatannya yang hampir sama, serta terjadi dalam jarak dan waktu yang relatif berdekatan. Hanya dalam waktu 16 menit terjadi dua kali gempa signifikan, dan kedua gempa ini dirasakan di Pagai, Kepulauan Mentawai, Padang, Painan, Bengkulu, dan Kepahiang, hingga membuat masyarakat panik.

Baca Juga: 606.464 Orang Terancam Tsunami Pulau Jawa, Pemerintah Siaga

1. Aktivitas gempa di Pagai Selatan meningkat sejak 15 Oktober 2020

Aktivitas Gempa di Mentawai Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada!Gempa (BMKG)

Hasil monitoring BMKG menunjukkan sejak 15 Oktober 2020 di Pagai Selatan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa tektonik. Hingga hari ini, tercatat telah terjadi gempa sebanyak 13 kali dalam variasi magnitudo dengan kedalaman dangkal.

Adapun rincian rentetan kejadian gempa tersebut, yaitu pada 15 Oktober 2020 terjadi empat kali gempa, 17 Oktober 2020 terjadi empat kali gempa, 18 Oktober 2020 terjadi satu kali gempa, dan 19 Oktober 2020 terjadi empat kali gempa.

2. Gempa yang terjadi termasuk jenis gempa dangkal

Aktivitas Gempa di Mentawai Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada!Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa semua gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Zona Megathrust Mentawai-Pagai.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa seluruh gempa yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust  fault), yang merupakan ciri khas aktivitas gempa di zona megathrust. 

Rentetan aktivitas gempa yang episenternya membentuk kluster di sebelah barat Pagai Selatan ini tentu patut diwaspadai, karena dikhawatirkan rentetan gempa ini merupakan gempa pembuka (foreshocks) sebelum terjadinya gempa utama (mainshock).

"Untuk itu masyarakat diimbau untuk waspada namun tidak perlu khawatir berlebihan, karena gempa kuat memang belum dapat diprediksi dengan akurat kapan terjadinya," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Senin (19/10/2020).

"Kewaspadaan sangat diperlukan agar kita dapat merespons setiap informasi serta peringatan dini dengan baik dan rasional, baik respons evakuasi mandiri maupun respons terkait warning tsunami," tambah Daryono.

3. Lakukan evakuasi mandiri

Aktivitas Gempa di Mentawai Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada!Ilustrasi Jalur Evakuasi (IDN Times/Sunariyah)

Dalam hal ini evakuasi mandiri dinilai lebih menjamin keselamatan, dengan cara menjadikan guncangan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Dengan evakuasi mandiri kita lebih banyak memiliki waktu emas (golden time) untuk menyelamatkan diri dari tsunami. Untuk itu, bagi masyarakat pesisir, jika merasakan guncangan gempa kuat maka segeralah menjauh dari pantai.

Perlu diingat kembali bahwa di sebelah barat kluster pusat-pusat gempa saat ini, pernah menjadi pusat gempa besar yang memicu tsunami pada 25 Oktober 2010 pukul 21.42 WIB. Saat itu, terjadi gempa dengan kedalaman dangkal 20 km di zona megathrust dengan kekuatan 7,8. Dampak peristiwa tsunami yang terjadi pada saat itu, tercatat lebih dari 400 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Luhut: Oktober akan Banyak Hujan Deras, Longsor dan Mungkin Tsunami

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya